Perkenalkan Dunia Kuliner Kepada Anak-Anak Lewat Games Culinary Schools

Monday, July 22, 2024

Perkenalkan Dunia Kuliner Kepada Anak-Anak Lewat Games Culinary Schools
Photo by M. W on Unsplash


Kata siapa anak cowok nggak boleh kerja di dapur? Lihat saja, hampir semua chef profesional yang kita jumpai ternyata seorang laki-laki. Mereka bukan hanya jago memotong sayuran dan buah, tapi juga pandai mengolah makanan menjadi menu yang lezat. 


Sebut saja chef Juna yang sudah sering muncul di layar televisi. Meski jago memasak, tapi dia tetap maco, kan? hehe. Jujur saja, saya kurang setuju dengan budaya patriarki di negara kita. Hampir semua suami dan ayah enggan turun tangan membantu istrinya di dapur atau sekadar mengurus rumah dan anak-anak. Kesannya, pekerjaan rumah tangga hingga mengurus anak hanya tugas seorang perempuan. Padahal, kan nggak begitu.


Saya selalu berpesan kepada anak-anak supaya mereka tidak membedakan pekerjaan rumah. Jangan sampai calon istri mereka harus mengurus 'bayi besar' setelah menikah. Mereka harus bekerja sama. Tidak masalah jika suami sesekali memasak dan membereskan rumah selagi istrinya kerepotan atau sakit. Biasakan mencuci piringnya sendiri dan bantu bereskan meja setelah makan. 


Susah, ya? Tapi harus dibiasakan. Budaya yang keliru mesti diluruskan. Makanya, anak-anak wajib mencuci piringnya sendiri setelah makan. Jangan lupa bereskan kamar dan bantu menyapu dan menyiram tanaman setiap pagi. Mereka juga saya ajak membantu di dapur. Mulai dari mengupas bawang hingga memotong sayuran, dan memasak nasi. Jika tidak terbiasa, mereka akan canggung, bahkan sekadar memegang pisau pun ragu.


Orang Tua Kurang Sabar Mengajarkan Pekerjaan Rumah

Ketika anak-anak masih kecil, terkadang kita nggak sabaran ngajarin pekerjaan rumah pada mereka. Contoh kecilnya, karena pengin lekas beres dan bisa istirahat, maka kita menolak bantuan dari anak-anak yang pengin belajar menyapu atau mengepel lantai. Alasannya, karena bantuan mereka tidak akan membereskan masalah…haha. Justru malah makan waktu. Setelah mereka selesai membantu, nyatanya lantainya masih kotor dan kita harus mengulangi pekerjaan itu. 


Yes! Saya pernah ada di posisi itu. Jika ditanya sekarang, jujur saya menyesal karena nggak mau sabaran ngajarin anak-anak soal pekerjaan rumah. Karena rasanya sudah sangat capek atau karena buru-buru ingin mengerjakan pekerjaan lainnya, kita jadi menolak bantuan anak-anak yang sebenarnya lagi ada di fase mau belajar.


Sekarang, saya harus ajak mereka dan menarik tangannya ke dapur agar mau melihat dan membantu pekerjaan ibunya. Kakak misalnya, dia kebagian tugas memotong tomat untuk membuat telur tomat kesukaannya. Awalnya terlihat sangat kaku dan lucu, tapi beberapa kali percobaan, dia sudah terlihat senang dan luwes melakukannya.


Kita sering nggak mau ngasih kesempatan pada anak-anak. Maunya kita, anak itu bisa tanpa proses dan belajar. Langsung jago aja pokoknya. Kita lupa, kalau semua orang itu berproses. Mulai dari merangkak, berjalan, hingga berlari. Semuanya butuh latihan. Jika kita nggak mau sabaran, akhirnya kita sendiri yang repot di kemudian hari. Benar, kan?


Ajak Anak-anak Belanja Sayuran

Saya sering meminta anak-anak belanja sayuran. Meski dengan membawa catatan, saya tahu mereka juga memperhatikan apa yang sudah dibeli dan dibawa pulang. Meski kesannya sepele, tapi sebenarnya ini juga nggak kalah pentingnya, bukan?


Mereka akan tahu, untuk membeli bahan makanan mesti diperoleh dengan usaha. Bahan-bahan itu nggak serta merta datang ke rumah, tapi mesti dibeli dulu. Mereka juga harus tahu, kalau petani menanam sayuran dengan susah payah untuk kemudian dijual di pasar dan akhirnya sampai ke tangan kita.


Setelah belanja sayuran, semua bahan mesti diolah dan dimasak agar bisa disantap. Ternyata, prosesnya tidak secepat yang mereka bayangkan. Selain mengajarkan empati supaya mereka senang membantu orang tua, banyak bersyukur dengan tidak membuang-buang makanan, hal ini juga dilakukan agar mereka bisa bertanggung jawab. Mereka harus memastikan semua bahan yang dibelinya sesuai dengan permintaan kita.


Awalnya, anak-anak malas banget kalau disuruh pergi ke tukang sayur, tapi lama-lama jadi terbiasa dan berani. Lumayan juga untuk melatih rasa percaya diri mereka. Adakah yang sudah menerapkannya?


Mengenalkan Dunia Kuliner Lewat Games

Anak mana yang tidak suka bermain? Tak terkecuali bermain games. Jujur saja, saya termasuk orang tua yang membatasi games online untuk anak-anak. Karena tidak semua games cocok dimainkan anak-anak usia SD. Kita harus pilah pilih banget kalau mau ngasih games ke mereka. Selain mencari games yang sesuai usia, saya juga mencari jenis permainan yang positif untuk dimainkan. Salah satunya beberapa jenis games yang bisa teman-teman cek di Culinary Schools.


Sambil main games, kita bisa kenalkan dunia kuliner pada anak-anak. Seru dan asyik sih yang pastinya. Jangan lupa, batasi waktu bermainnya, ya. Jangan sampai kebablasan saking asyiknya!


Nah, di bawah ini ada beberapa permainan yang bisa saya rekomendasikan bersama anak-anak di rumah. Apa saja kira-kira yang menarik, ya?


1. Hidden Food

Perkenalkan Dunia Kuliner Kepada Anak-Anak Lewat Games Culinary Schools


Hidden Food merupakan permainan pencarian objek tersembunyi berbasis pola sederhana yang terdiri dari 20 level. Pemain harus menemukan sejumlah item berbeda dalam tata letak berpola. Kita harus menemukan semua item sebelum waktunya habis.


Akan muncul beberapa jenis item seperti teko, pemanggang roti, tumpukan mangkuk, dan yang lainnya. Kemudian, kita harus klik item yang sama di antara tumpukan benda yang jumlahnya nggak sedikit. Jadi, mata kita harus benar-benar jeli melihatnya.


Uniknya, kalau kita belum juga berhasil menemukannya, item tersebut akan bergerak sehingga kita bisa dengan mudah melihatnya. Cocok juga buat emak-emak yang nggak sabaran, yah…haha. 


Sambil main, kita bisa kenalkan berbagai macam item yang berhubungan sama dunia kuliner. Bendanya sih simpel-simpel, tapi kadang anak-anak juga nggak tahu benda itu apa kalau nggak pernah dikenalkan. Contohnya, ada kol, paprika, bawang, pisau daging, dan masih banyak lagi!


2. Fruit Flip

Perkenalkan Dunia Kuliner Kepada Anak-Anak Lewat Games Culinary Schools


Fruit Flip merupakan permainan mencocokkan kartu memori yang memiliki 8 tahap dengan batas waktu yang ditentukan. Permainan ini dapat melatih daya ingat serta fokus pada anak. Setiap detik yang tersisa akan memberikan bonus 5 poin pada akhir permainan.


Pada level berikutnya, kita akan mendapatkan lebih banyak kartu memori yang mesti dicocokkan. Kartunya berisi gambar-gambar buah yang bisa sekaligus dikenalkan pada anak. Ada pisang, berry, lemon, delima, dan lain-lain. Makin tinggi levelnya, makin sulit mencocokkan kartu-kartunya…hihi.


3. Fish Salon

Perkenalkan Dunia Kuliner Kepada Anak-Anak Lewat Games Culinary Schools


Hah, salon ikan? Haha. Permainan Fish Salon membutuhkan mouse untuk mengeluarkan sisik-sisik ikan dengan sendok. Sendok yang tajam akan memudahkan kita melepaskan sisik-sisik ikan. Namun, jangan khawatir, jika sudah tumpul, kita bisa mengasahnya pada batu pengasah yang terdapat pada sebelah kanan.


Sisik-sisik ikan terdiri dari beberapa jenis. Sisik ikan berwarna gelap lebih susah dilepas dan butuh lebih banyak tenaga. Sedangkan sisik ikan yang bersinar bisa memberikan tambahan waktu. Permainan ini terbilang menarik karena berasa jadi tukang ikan di pasar yang mesti membersihkan ikan untuk pembelinya...hihi.


4. Watermelon Game

Perkenalkan Dunia Kuliner Kepada Anak-Anak Lewat Games Culinary Schools


Games ini merupakan permainan menjatuhkan buah dan menggabungkan buah-buah yang sama agar saling bersentuhan sehingga menghasilkan buah-buah yang lebih besar. Jujur, permainan Watermelon Game ini seru juga meski dimainkan oleh ibu-ibu seperti kita…haha.


Untuk menghasilkan semangka, kita harus menggabungkan 11 buah secara berturut-turut. Hasilnya, ternyata tidak semudah yang dibayangkan di awal. Beberapa kali mencoba dan saya tetap tidak berhasil...kwkwk.


Lucunya, kita bisa saling tebak nama buah bersama anak-anak. Ini buah apa, ya? yang ini apa? Hihi.


Itulah beberapa jenis permainan yang dapat dimainkan bersama anak-anak di Culinary Schools. Bermain sambil mengenalkan dunia kuliner dan perdapuran membuat main jadi nggak sekadar main. Kita bisa mengajarkan anak-anak untuk melatih kesabaran, mengenal jenis sayuran, buah, ikan, dan makanan lainnya, juga mengasah keterampilan berpikir.


Asal tidak dimainkan secara berlebihan, sebenarnya games bisa membawa dampak yang positif. Jadi, pintar-pintar orang tua saja dalam mengatur waktu dan membuat kesepakatan bersama dengan anak-anak. Gimana, mau coba permainan yang mana, nih di weekend nanti?


Salam hangat,


Comments