Photo by Annie Spratt on Unsplash |
Dari kemarin saya berdiskusi dengan teman tentang pentingnya literasi keuangan pada anak. Ada anak yang senang banget jajan. Apa-apa pengin dibeli. Kalau nggak dituruti, ujungnya ngambek atau malah tantrum.
Hal inilah yang banyak dialami oleh orang-orang di sekitar kita. Bahkan mungkin pernah kita alami bersama si kecil di rumah.
Sedikit cerita, sejak si sulung masih kecil, saya sudah mengajarkan dia untuk menabung. Supaya dia mengerti manfaat menabung, saya juga memberikan dia bacaan dengan tema serupa. Zaman dulu, kami punya picture book yang bercerita tentang anak usia SD bernama Zaki. Dia senang main sepeda bersama teman-temannya mengeliling komplek setiap sore.
Suatu hari, sepedanya rusak, Zaki jadi nggak bisa ikut main bareng bersama teman-temannya yang lain. Setiap disamperin oleh teman mainnya, dia menolak dengan alasan nggak punya sepeda.
Akhirnya dia memutuskan menabung supaya bisa membeli sepedanya sendiri. Dia utarakan maksudnya kepada sang ibu. Ibunya berkata, “Nanti kalau uangnya kurang, Ibu akan tambah.”
Pada akhirnya, Zaki berhasil membeli sepeda dengan uang tabungannya sendiri. Dia bercerita dengan bangganya kepada teman-temannya bahwa sepeda barunya adalah hasil menabung. Teman-temannya jadi pengin juga, dong.
Saya pikir, anak usia dini memang masih kesulitan memahami konsep uang dan menabung. Karena setiap yang diminta bisa jadi dia dapatkan dari orang tua tanpa harus capek-capek nabung atau usaha lebih, kan?
Namun, saya memang pengin si sulung mengerti dan tahu bahagianya bisa membeli barang dengan uangnya sendiri. Akhirnya, si sulung setuju untuk menabung. Celengannya pun ada beberapa dan baru dibuka setelah penuh.
Dengan uang tabungannya itu, dia berhasil membeli beberapa mainan yang dia suka dan sudah diidamkan sejak lama. Anak usia 4 tahun bisa menahan diri untuk bersabar sampai uangnya cukup tentu bukan hal mudah, ya.
Dia pernah tantrum dan hampir guling-guling di pasar karena minta dibelikan mainan. Namun, saya memang tidak pernah menuruti apa yang sebenarnya sudah jadi kesepakatan bersama. Setelah bersabar sekian lama, akhirnya dia paham, menabung itu bisa bikin dia senang!
Saya sarankan, mulailah mengajari anak membuat target kecil sebelum menabung, seperti membeli mainan yang harganya di bawah 100 ribu. Dengan begini, anak-anak bisa segera tahu manfaat menabung. Di waktu berikutnya, dia akan lebih bersemangat lagi untuk menabung dalam jumlah lebih besar hingga akhirnya bisa menjadi habits.
Manfaat Literasi keuangan Bagi Anak Sejak Dini
Kebanyakan orang tua lebih senang menuruti permintaan anaknya yang sebenarnya tidak terlalu penting. Ada yang pengin beli mainan karena lucu, beda dengan yang di rumah, pengin punya lebih dari satu, pengin mainan baru padahal yang di rumah masih ada, lho. Banyak alasan membuat orang tua menyerah, termasuk ketika anak mulai memaksa.
Inilah pentingnya literasi keuangan sejak dini. Jangan sampai anak-anak kita tumbuh tanpa batasan. Mereka butuh diarahkan dan dibatasi. Jangan mentang-mentang anak-anak, maka semua hal mesti dikasih dan dituruti dengan alasan kasihan. Orang tua mesti konsisten supaya anak tidak mengambil kesempatan dalam kesempitan *tsaah :D
Jadi, apa saja manfaat literasi keuangan yang dikenalkan pada anak sejak dini?
- Membantu anak supaya lebih bijak dalam mengelola uang
Jangan sampai uang THR yang jumlahnya ratusan sampai jutaan lenyap dalam sekejap. Ajarkan kebutuhan lain di masa yang akan datang. Tidak semua keinginan mesti dituruti.
- Membantu anak membedakan antara keinginan dan kebutuhan
Ada anak yang pengin beli makanan hanya karena mau hadiahnya. Pernah mengalami hal yang sama? Harga makanan jadi lebih mahal dan biasanya mainannya juga nggak sebagus apa. Saya selalu tekankan, 'kamu butuh makanannya atau mainannya?' Kalau memang mau beli mainan, kita ke toko mainan dan cari di sana. Jika kamu beli di sini, mainan yang kamu dapatkan nggak sebanding sama harga yang kamu keluarkan. Anak-anak jadi menimbang kembali.
- Membantu anak mengontrol diri dari keinginan yang berlebihan
Nah, inilah yang amat penting diajarkan terutama sejak anak mulai berusia di atas 3 tahun. Anak-anak cenderung tidak mengerti bahwa untuk mendapatkan uang mesti kerja dulu, ada usaha dulu. Mereka tahunya dapat uang dari orang tua dan kerabat. Jika tidak diajarkan sejak dini, mereka tidak akan bisa mengontrol diri. Setiap pengin sesuatu mesti dibeli. Kenapa? Karena tahunya orang tua yang bisa membayar semuanya.
Namun, kita mesti membantu anak-anak mengontrol keinginannya yang berlebihan. Ajarkan batasan dan sepakati sebelum belanja. Saya menerapkan hal semacam ini pada anak-anak. Sebelum pergi belanja, kami sepakat akan membeli apa, baik jenis dan jumlahnya. Dengan begitu, anak-anak bisa menahan diri untuk tidak membeli barang yang di luar kesepakatan semula.
Semua ini bisa dilakukan jika kita bisa konsisten memberikan aturan yang sama pada anak-anak. Jangan sampai berubah-ubah dan plin plan. Hal inilah yang dijadikan celah dan dimanfaatkan oleh anak untuk meminta barang yang mereka inginkan. Jangan lupa, anak-anak itu pintar, ya :D
Yuk, Bantu Anak Memahami Konsep Keuangan
Bagaimana cara mengajarkan konsep keuangan pada anak sejak dini? Mulailah dari hal-hal sederhana seperti menabung, mengajak anak belanja bulanan dengan menuliskan list kebutuhan serta pembayaran di kasir. Selain itu, ada juga hal-hal menarik lain yang dapat orang tua lakukan untuk mengajarkan anak tentang konsep uang,
1. Belajar dari Buku
Kita bisa membelikan buku bergambar bertema keuangan seperti cerita yang mengajarkan pentingnya menabung, berhemat, dan sejenisnya. Saya punya buku menarik dari Mbak Watiek Ideo yang berjudul Cerdas Mengelola Uang. Buku ini berisi kumpulan cerita tentang pentingnya bijak mengelola uang. Mulai dari menabung untuk membeli benda yang diinginkan, berhemat dan menahan diri supaya tidak boros, memanfaatkan barang lama yang tak terpakai, dan sebagainya.
Buat saya, buku ini sangat menarik. Selain karena gambarnya yang lucu, ceritanya juga dapat mengedukasi anak-anak tentang literasi keuangan sejak dini. Anak-anak jadi tahu bahwa butuh usaha lebih sebelum mendapatkan apa yang mereka inginkan.
2. Belajar menabung sejak dini
Seperti yang saya ceritakan di awal, ajarkan anak menabung dan beri tahu mereka hasilnya secara langsung tanpa menunggu terlalu lama. Anak-anak jangan dibiarkan menunggu terlalu lama. Bagi mereka, menunggu sebentar rasanya bahkan lebih lama dari yang bisa dibayangkan oleh orang dewasa seperti kita. Mulailah dari target kecil dan mudah.
3. Diskusi Tentang Kebutuhan Serta Keinginan
Jelaskan perbedaan di antara keduanya. Anak-anak harus tahu apa yang mereka butuhkan dan mana yang hanya sekadar keinginan. Orang tua pun harus mencontohkan hal yang sama. Jangan bersikap boros, memperhitungkan baik-baik apa yang mesti dibeli atau tidak. Sederhana, tapi anak-anak akan sangat terbantu dengan ini.
4. Belajar dari Games
Ajak anak memainkan permainan yang membahas tentang keuangan, seperti bermain monopoli atau games online. Bicara tentang games, apakah teman-teman tahu ada games yang bertema keuangan dan bisa dimainkan bersama anak-anak?
Yup! Di Money Games kita bisa menemukan games online secara gratis tanpa iklan. Ada beberapa kategori menarik yang dapat kita mainkan, lho. Beberapa permainan yang sering saya mainkan bersama anak-anak sambil belajar tentang literasi keuangan sejak dini di antaranya,
Money games
Kategori ini merupakan permainan berhitung dan membuat kembalian. Dengan permainan ini, kita bisa mengajarkan anak-anak untuk belajar penjumlahan, perkalian, serta pengurangan dengan cara menyenangkan.
Ada beberapa permainan yang bisa kita mainkan dalam ketagori ini seperti Cashier Simulator. Coba mainkan bersama anak, asli ini semenyenangkan itu. Berasa lagi jualan beneran, menghitung jumlah barang yang mesti dibayar, menghitung kembalian, sampai mengambil uang kembalian di meja kasir. Benar-benar permainan yang mengedukasi anak-anak untuk belajar keuangan. Dengan begini, anak-anak jadi pintar menghitung uang ketika mau jajan sendiri di luar.
Farming Simulation Games
Bagaimana rasanya membuat pertanian virtual dan membangun bisnis berbasis pertanian online? Sebagai anak seorang petani, saya suka permainan ini. Kita akan belajar menanam benih dan panen, kemudian dapat menjual dan mendapatkan penghasilan.
Salah satu games yang menarik buat dimainkan dalam ketagori ini adalah Farm Town. Games ini merupakan permainan simulasi pertanian dan pemrosesan makanan. Di sini kita akan belajar menanam benih, panen, sampai berternak hewan, lho.
Uang dari hasil panen yang terjual dapat kita belikan benih baru, alat kuliner, sampai dengan meneliti produk baru. Super lengkap, ya? Berasa beneran lagi usaha di pertanian dan peternakan gitu :D
Meski terlihat mudah, ternyata saya sering gagal juga bahkan di level kedua…kwkwk.
Restaurant Simulation Games
Anak cewek rata-rata bakalan suka dengan permainan satu ini. Membuka kafe, menjual burger dan pizza. Semua menyenangkan!
Salah satu games menarik dalam kategori ini adalah permainan Pizza Chief. Di sini kita akan meletakkan bahan-bahan pizza sesuai contoh. Meski terlihat simpel, tapi kita juga dibatasi oleh waktu. Setelah naik level, jumlah bahan pizza yang mesti ditaruh di atas loyang juga akan semakin banyak.
Selain beberapa permainan yang saya sebutkan di atas, ada lebih banyak lagi permainan menarik lain yang dapat kita mainkan bersama anak-anak sambil mengedukasi mereka tentang konsep uang dengan cara menyenangkan.
Saya pikir, belajar literasi keuangan bukan hal sepele. Mesti disadari, semua anak harus tahu sejak dini mengingat banyak sekali manfaat yang bisa didapat. Semoga postingan ini bermanfaat terutama untuk orang tua yang baru dan akan mengajarkan anak-anaknya tentang literasi keuangan.
Salam hangat,
Betul banget nih untung sekarang ada games edukasi sekalian anak belajar literasi keuangan
ReplyDelete