Photo by Tomas Anton on Unsplash |
Tahun ini, seperti biasa saya melakukan rutinitas tahunan ketika lebaran, mudik! Alhamdulillah, sesuai permintaan anak-anak, kami memilih naik kereta api. Sama seperti tahun sebelumnya, saya dan keluarga naik kereta api ekskutif Brawijaya dari Jakarta menuju Malang.
Capek nggak naik kereta? Kenapa nggak naik bus, pesawat, atau bawa kendaraan pribadi? Kebanyakan orang akan mempertanyakan kenapa kami selalu memilih naik kereta akhir-akhir ini?
Sejak anak-anak mulai tumbuh besar, bisa diajak kompromi, nggak rewel di perjalanan, dan bahkan bisa menikmati perjalanan mereka, kami sepakat naik kereta. Naik kereta bisa lebih nyaman dan santai bahkan bisa menginap seperti yang anak-anak harapkan. Kalau dulu, ketika saya masih punya bayi, pesawat jadi satu-satunya pilihan supaya lekas sampai tujuan tanpa banyak kendala. Maunya yang sat set gitu, kan apalagi bawaan bisa 2 koper, belum lagi tentengannya. Bawa balita itu riweh, euy :D
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, kami bisa melakukan perjalanan dengan lebih santai, bawa koper pun hanya satu saja sudah cukup. Naik kereta tidak khawatir macet. Benar-benar tepat waktu sampai tujuan. Berbeda dengan bus yang bikin deg-degan terutama di sepuluh terakhir bulan Ramadan.
Sampai saat ini kami belum pernah mudik menggunakan mobil. Kayaknya super capek sih apalagi di keluarga kami hanya suami yang bisa nyetir. Nggak mungkin gantian sama anak-anak apalagi istrinya yang naik sepeda aja nggak jago…kwkwk.
Dan, naik kereta di zaman sekarang itu nyaman! Bahkan yang kelas ekonomi aja sudah tertib, apalagi yang ekskutif. Tempat duduknya lega, bisa selonjoran, pegal-pegal dikit wajar, sih. Menurut saya ini masih sangat nyaman, apalagi sekarang KAI punya banyak menu, ya. Hanya saja untuk nasi goreng saya kurang suka, rasanya terlalu biasa. Menu lainnya mungkin bisa dicoba, seperti nasi ayam geprek? Lumayan kan dimakan waktu sahur, biar nambah mules di jalan…hihi.
Selama beberapa kali mudik naik kereta, baru kali ini saya meninggalkan barang tanpa sengaja di sana. Benar-benar lupa nggak cek meja kecil dekat jendela sebelum keluar. Baru sadar saat sampai di rumah, dan buruknya, sampai saat ini saya belum bisa juga mendapatkan barang saya yang amat berharga itu :(
Tenang, Ini Tip Saat Barang Tertinggal di KAI
Seperti inilah judul yang diterbitkan di laman resmi kai.id. Saya yang kemarin merasa kehilangan barang atau lebih tepatnya tanpa sengaja meninggalkan barang di KAI Brawijaya serasa dapat angin segar. Barang saya bakalan balik, nih. Dari judul sama isinya meyakinkan banget soalnya bakalan dibantu…kwkwk.
Namun, setelah mencoba beberapa cara yang disebutkan di artikel tersebut, tidak ada satu pun yang berhasil. Chat Whatsapp hanya dijawab oleh robot yang berulang kali menjawab dengan kalimat yang sama, diminta menunggu sampai waktunya habis. Begitu juga pesan DM di Instagram, dibaca pun nggak, lho.
Saya tidak tahu, bagaimana cara mencari barang yang tertinggal di KAI sedangkan kondisi saya sudah tidak di kereta. Berbeda ketika masih di kereta, petugas memang akan mengumumkannya. Jika ditemukan dan belum ada yang ambil, katanya bakalan disimpan di pos pengamanan stasiun dan masuk pendataan sistem Lost and Found milik KAI.
Barang saya ada namanya, tapi memang ditulis pakai bahasa arab. Barang ini bukan besar nilainya, tapi besar kenangannya. Ini yang bikin saya merasa berat banget buat ikhlasin begitu saja.
Namun, setelah melakukan banyak usaha dan hasilnya nihil, saya akhirnya menyerah. Susah sih kalau pelayanannya hanya sekadar wacana alias nggak real di lapangannya. Masa semua cara nggak berhasil sama sekali?
Kehilangan memang bukan tanggung jawab KAI, tapi sebagaimana dijelaskan, pihak KAI katanya akan dengan senang hati membantu bahkan bersedia menghubungi jika barang ditemukan. Hanya saja, jika mau melapor saja sudah kesulitan, bagaimana kami bisa dibantu?
Jaga Barangmu dan Selalu Periksa Setiap Sudut Sebelum Meninggalkan Gerbong Kereta
Biasanya saya selalu waspada dan hati-hati soal ini. Entah qadarallah kali ini saya teledor tidak cek dulu di dekat tempat duduk. Buru-buru keluar seolah tidak ada barang tertinggal.
Ketika ada di transportasi umum, sebisa mungkin memang tidak mengeluarkan barang-barang kecuali karena perlu banget. Segera kembalikan agar tidak lupa. Hal inilah yang terjadi pada saya waktu kemarin.
Hanya karena saya sempat beresin sampah makanan, saya jadi lupa menaruh barang kembali ke tempatnya. Alhasil, barang saya tertinggal dan sampai saat ini belum ditemukan juga.
Kejadian ini akan jadi pelajaran berharga buat saya supaya ke depannya tidak terulang hal yang sama lagi. Jangan sampai ada barang tertinggal lagi :(
Dari teman-teman di sini, kira-kira ada nggak sih yang pernah tertinggal barangnya di KAI?
Salam hangat,
Comments