Photo by Masjid Maba on Unsplash |
Alhamdulillah, akhirnya tergerak kembali mengisi blog ini setelah sekian lama. Karena lebih banyak menulis naskah dan mendampingi anak-anak yang lumayan repot beberapa bulan terakhir, akhirnya blog jadi terbengkalai. Benar-benar nggak diisi berminggu-minggu :(
Kali ini, saya pengin sharing sedikit tentang metode menghafalkan Alquran tanpa menghafal. Nah, lho, gimana caranya, tuh? Hehe.
Sebenarnya, saya bukan penghafal Alquran, tapi di rumah anak-anak memang diwajibkan setor hafalan sejak masuk SD. Benar-benar rutin setiap hari. Hal inilah yang sebenarnya sangat membantu mereka supaya mau berusaha menghafal. Meski nggak dipaksa, akhirnya jadi terbiasa.
Menghafalkan Alquran memang impian semua muslim. Begitu juga ketika punya anak-anak, penginnya mereka juga menghafal Alquran. Namun, kembali lagi, tidak semua anak mau dan enjoy. Ada yang memang tidak tertarik untuk serius menghafal dan itu nggak apa-apa.
Dulu, pengin banget anak bisa menghafal 30 juz. Di bayangan kita, 30 juz itu kan banyak banget, ya? Terlebih kita sebagai orang tua bukan penghafal Alquran atau guru mengaji. Rasanya makin berat lagi.
Namun, jangan dibayangkan 30 juz sekaligus. Kita mulai saja dari juz 30 saja. Pelan-pelan saja naik ke juz berikutnya. Meskipun ingin anak-anak lekas menghafal sebanyak mungkin, tapi saya sadar kalau mereka juga punya keinginan masing-masing. Nggak semua anak mesti menghafal. Kalau mereka nggak enjoy, masih ada banyak pilihan yang bisa ditekuni. Jangan melihat hanya anak-anak penghafal Alquran saja yang bisa dianggap baik, saleh, dan masya Allah, anak lain dengan pilihannya yang berbeda juga sama meskipun dalam agama kita, menghafal Alquran memang sangat spesial.
Nggak perlu membanding-bandingkan juga dengan yang lain. Anak kita mungkin nggak pernah ngomong kalau mereka nggak suka dibandingin, tapi pasti mereka nggak suka. Soalnya saya sendiri nggak suka dibandingin sama orang tua. Begitu juga anak-anak di rumah. Saya sangat hati-hati untuk menyebut seperti Kakak atau seperti Adek yang begini dan begitu. Mending ditahan daripada anak kesal diam-diam.
Hal terberat dalam menghafal Alquran sebenarnya bukan menghafalkan ayat per ayatnya, melainkan murajaahnya. Mengulang-ulang hafalan itu berat banget. Kadang, anak sudah capek dan jenuh. Mereka juga bosan. Kadang, mereka sudah lelah menambah hafalan, tapi masih harus murajaah juga.
Sadar akan beratnya menghafal Alquran, saya jadi lebih longgar pada diri sendiri dan juga anak-anak. Nggak semua hal mesti dikuasai. Ibaratnya, masuk surga itu nggak harus lewat satu cara. Ada banyak cara lainnya yang tentunya dengan tidak melanggar aturannya Allah.
Dengan begini, kita jadi nggak terbebani juga. Anak-anak asal dibiasakan insya Allah bisa enjoy saat menghafal. Seperti menjadi kebutuhan.
Photo by Masjid Maba on Unsplash |
Ada beberapa hal yang mesti dilakukan untuk membantu anak menghafalkan Alquran. Saya sharing tentang metode menghafalkan Alquran tanpa menghafal dan beberapa tip yang saya terapkan di rumah.
1. Buatlah suasana rumah selalu lebih dekat dengan Alquran. Contohnya, nyalakan murattal setiap hari. Tak peduli mereka mau mendengarkan atau tidak. Saat mereka bermain, nyalakan saja dengan suara yang cukup jelas, tak harus nyaring-nyaring. Untuk anak audio, hal semacam ini sangat membantu. Mereka akan lebih mudah mengingatnya ketika belajar menghafal.
2. Jangan menyalakan lagu-lagu di rumah. Tantangannya berat juga kalau ada orang rumah yang suka mendengarkan lagu-lagu. Sudah bisa dipastikan, semakin sering dinyalakan, semakin mudah anak-anak menyanyikan lagu-lagu semacam ini. Hal inilah yang jadi pertimbangan saya waktu itu. Karena anak-anak ini mudah sekali mengingat lagu-lagu yang enak didengar, akhirnya saya merasa ini salah dan keliru. Kenapa tidak menyalakan murattal saja? Akhirnya, setiap ada waktu dan tidak mengganggu belajar mereka, saya menyalakan murattal. Seperti saat di sekolah ketika jam istirahat. Dengan begini, kita sudah berusaha selangkah lagi dibanding sebelumnya.
3. Menggunakan aplikasi untuk mendengarkan ayat suci. Sekarang, kita dimudahkan sekali untuk menghafal dan murajaah. Nggak seperti dulu, saya mesti beli speaker murattal yang selalu rusak setiap beberapa bulan sekali. Harganya juga nggak murah, kan? Sedih banget sampai harus beli beberapa kali. Namun, sekarang kita bisa pakai aplikasi untuk membantu anak-anak menghafal Alquran di rumah. Bisa diulang per ayat sampai berkali-kali sehingga anak-anak lebih mudah menghafal.
4. Pilih hanya satu syekh yang akan didengar dan dipelajari nadanya. Anak-anak akan lebih mudah menghafal jika nadanya sama. Maka, jangan ganti-ganti syekh, ya. Cukup pilih satu saja. Di rumah, biasanya anak-anak memilih syekh Misyari Rasyid. Adem banget suaranya, masya Allah.
5. Buatlah jadwal rutin untuk menghafal per harinya. Misalnya, sepulang sekolah setelah istirahat dan main-main. Jika dibuat rutinitas, anak-anak merasa bahwa menghafal ini sebagai sebuah kebutuhan. Menghafalnya nggak perlu banyak-banyak. Kalau ayatnya pendek, bisa dua atau tiga ayat saja per hari. Jika panjang, cukup satu atau setengah ayat per harinya. Kenapa sedikit sekali? Karena anak-anak kita sekolah juga. Bukan anak yang khusus belajar menghafal seperti anak-anak pesantren yang ijazahnya paket. Jadi, pikirkan juga betapa lelahnya mereka sekolah seharian apalagi full day. Mereka juga jenuh dan butuh istirahat.
6. Metode menghafal Alquran tanpa menghafal ini sebenarnya simpel. Cukup anak diminta membaca satu ayat yang kemudian diulang berkali-kali. Awalnya 10 kali. Boleh sambil melihat ayatnya. Jika belum hafal, diulang lagi sampai 20 kali dan seterusnya. Jika anak malas menghafal, cara ini sangat membantu.
7. Anak-anak sebaiknya tidak diberikan gadget sebelum waktunya. Karena hal ini dapat menghambat semangat mereka untuk menghafal. Dan lagi, sudah banyak penelitian membuktikan dampak negatif yang jauh lebih banyak dibanding positifnya ketika anak diberikan gadget sejak dini. Tenang, anak-anak nggak akan gaptek hanya karena nggak punya gadget sendiri kok. Mereka tetap boleh pinjam milik orang tua dengan batasan tertentu sesuai kesepakatan bersama.
8. Orang tua mesti rutin membantu murajaah. Buatlah list surat-surat yang akan dihafal dan yang sudah dihafalkan. Usahakan setiap hari murajaah. Seminggu 1 juz lebih baik. Jika tidak memungkinkan tidak apa asal tetap dibantu murajaah. Supaya lebih seru, kadang saya bikin kuis tebak surat. Juga memilih surat mana yang mau dimurajaah lebih dulu menggunakan website yang dimainkan. Saya lupa sekali namanya…kwkwk. Nanti kita isi nama-nama suratnya kemudian tinggal diputar menggunakan jari. Otomatis akan terpilih 1 nama surat yang nantinya akan dibacakan kembali oleh anak-anak. Seru juga, kan? hehe.
9. Anak nggak mood? Nggak perlu dipaksa. Biarkan mereka istirahat dan melanjutkannya esok hari. Kalau dipaksa, nanti mereka stres dan akhirnya benci menghafal Alquran. Padahal, hal ini tidak harus mereka lakukan jika memang tidak mau, kan?
10. Jangan lupa berikan reward jika mereka berhasil mencapai target. Nggak perlu mahal-mahal. Beli buku, jajan es krim? Karena jika reward-nya terlalu besar, dikhawatirkan mereka menghafal karena pengin hadiah. Tentu ini bukan hal yang kita harapkan.
11. Tetap beri kesempatan anak untuk bermain dan menikmati waktunya. Ingat, masa kecil tak akan terulang. Biarkan mereka tetap bersenang-senang juga. Jangan sampai mereka menjalani impian orang tuanya. Mereka tentu punya pilihan sendiri.
Itulah beberapa cara yang bisa teman-teman terapkan di rumah jika ingin anak-anak belajar menghafal sejak dini. Jauh sebelum mereka besar, mestinya kita juga rajin menyalakan murattal di rumah sebagaimana pernah disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat. Saya pribadi merasa agak telat juga, sih...hiks.
Jika Allah izinkan, meski hanya di rumah dan masih sekolah formal juga, anak-anak tetap bisa menghafal meskipun tak secepat yang lainnya. Semoga hafalan mereka bisa jadi cahaya yang menuntun sampai mereka dewasa nanti. Tidak ada harapan yang lebih indah selain mengharap rida Allah. Pengin menghafal biar mereka disayang Allah dan Allah jadikan anak-anak kita pemberi syafaat untuk orang tuanya di akhirat kelak.
Capek? Benar. Sangat melelahkan mendampingi mereka. Kadang, kita pengin istirahat dan selonjoran setelah aktivitas seharian, tapi anak-anak juga butuh didampingi. Maka, semoga lelahnya kita jadi pahala dan pemberat di akhirat. Tetap semangat, ya membantu anak-anak menghafalkan Alquran. Insya Allah ada kebaikan yang didapat dari usaha kita semua.
Salam hangat,
Semoga pas punya anak nantinya bisa diajarin ngehafal juga secara konsisten, tips mba muyass oke jg nih bahkan buat aku pun cocok sepertinya
ReplyDeleteAamiin. Bener, Mbak Muy, dengan berulang-ulang mendengar murotal dan mengulang ayat, otomatis akan terekam hafalannya di kepala, ya.
ReplyDeleteBagusnya memang hafalan ketika TK atau SD karena setelah remaja gangguannya biasanya makin banyak.
*pengalaman Lubna, kwkwkwk..
Salah satu harapan terbesar saya adalah anak-anak yang dititipkan ke saya ini bisa menjadi hafidzah dan suka dengan ilmu agama. Tanpa harus memaksa kehendak dan merampas waktu bermain mereka. Butuh pengorbanan dan, doa dan harapan. semoga kebaikan sejalan dengan niatnya.
ReplyDeleteMasyaAllah, terima kasih tipsnya, Mbak.
ReplyDeletesaya juga pengen banget bisa hafal Al Quran, pengennya sih bareng anak-anak, makanya waktu anak mau SD sebenarnya saya pengen banget dia masuk SDIT seperti itu, biar ketika anak hafal Al Quran di rumah saya bisa mendampingi, bisa murojaah bareng, kalau dari sekolah yang meminta anak cenderung lebih nurut, ketimbang emaknya yang minta dan ajak mereka untuk hafalan, fufufuhh.
setuju banget sih satu-satunya cara untuk bisa menghafal qur'an itu ya sering-sering diulang. kayak kita setiap malam jumat baca surah al kahfi atau yasin misalnya lama-lama jadi hafal sendiri sama surahnya
ReplyDeleteAku juga bukan tim yang maksain anak harus hafal Al-Qur'an mbak Muy. Biar keinginan menghafalnya datang dari dia sendiri. Nggak yang dicekokin gitu.
ReplyDeleteAku aja jengah kalau dipaksa ngaji terus. Apalagi anak-anak kan ya..
Jadi emang mesti pakai jurus lain biar mereka fun jalaninnya.
Aku juga mulai memperdengarkan murotal di rumah. Pakai aplikasi aja. Pakai speaker ribet ternyata. Kaya yang mbak muyas bilang, suka rusak.
Semoga nanti anak-anak kita bisa jadi anak yang shaleh ya mbak. Aamiin