Photo by Kaitlyn Baker on Unsplash |
Menulis merupakan kegiatan yang saya lakukan hampir setiap hari. Iya, kalau memang sedang tidak ada hal mendesak, saya memang merutinkan menulis setiap hari terutama setelah pandemi mulai reda. Saat masih pandemi, saya banyak berkutat dengan ilustrasi sampai-sampai nggak ada waktu untuk menulis buku lagi. Sedih? Banget.
Makannya awal tahun ini saya mulai mengurangi mengerjakan ilustrasi. Hanya menerima beberapa pekerjaan yang memang saya mau kerjakan supaya ada waktu lagi untuk menulis.
Namun, terkadang saya harus mengerjakan naskah sekaligus membuat ilustrasi buku. Misalnya seperti beberapa bulan lalu saat saya harus mengerjakan ilustrasi untuk buku Bunda Helvy Tiana Rosa, di sisi lain saya sudah ada kerjaan menggarap naskah. Awalnya saya kira nggak akan bisa mengerjakan semuanya tepat waktu, qadarallah dengan lebih disiplin dan banyak berdoa akhirnya pekerjaan itu selesai tepat waktu juga. Masya Allah, legaaa.
Beberapa orang bertanya, memangnya nggak capek menulis setiap hari? Penulis lain juga melakukan hal yang sama, kok. Saya bukan orang yang paling rajin, yang lebih rajin masih lebih banyak lagi. Kalau ditanya capek atau nggak, yang jelas pasti lebih capek karena kita mesti melakukan hal lain selain pekerjaan rumah. Saya seorang Ibu Rumah Tangga yang punya tanggung jawab di rumah. Mencuci, menyetrika, memasak, beres-beres rumah, mendampingi anak belajar dan mengaji, dan banyak lainnya. Sama seperti ibu lain di luar sana yang memilih mengurus semua sendiri tanpa asisten rumah tangga.
Ketika saya memutuskan tetap berkarya di usia saya yang segini, yang sudah nggak 17 tahun ini, otomatis saya sudah harus siap lebih capek. Apalagi kalau ada kerjaan yang tiba-tiba datang sekaligus. Benar-benar harus membagi waktu dan disiplin dengan jadwal yang telah dibuat.
Namun, capeknya tetap menyenangkan karena saya mengerjakan hal yang benar-benar saya sukai. Kalau ditanya bosan atau nggak, pasti ada bosan dan pengin berhentinya. Nggak masalah, ambil jeda dan istirahat. Nggak udah dibawa pusing. Nanti juga bisa balik lagi ke laptop :D
Jangan Kerjakan Sekaligus
Adakah orang-orang seperti saya, yang kalau ngerjain apa-apa maunya sekaligus beres? Mulai dari menggambar, menulis, beres-beres rumah, dan yang lainnya?
Ternyata ini nggak terlalu berguna ketika kita mesti mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus. Bikin saya capek dan stres. Saya harus menyadari bahwa tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan sekaligus dan mestinya saya belajar mencicil pekerjaan supaya semua bisa dibereskan dalam waktu yang tepat.
Contohnya begini, saya dari dulu nggak terbiasa menulis buku sekaligus mengerjakan gambar. Kalau sudah menerima orderan ilustrasi, saya akan fokus di pekerjaan ini sampai beres. Memang benar, kalau fokus jadi cepat selesai. Namun, cara ini nggak bisa saya lakukan kalau saya punya lebih dari satu pekerjaan.
Waktu saya mesti merampungkan naskah dan membuat ilustrasi untuk buku lain, saya belajar mencicil pekerjaan. Pagi-pagi sebelum Subuh saya menulis beberapa halaman untuk naskah saya, sedangkan siangnya saya mencicil ilustrasi. Sebulan itu saya melakukan hal yang sama setiap hari dan Alhamdulillah, dua-duanya rampung.
Andai saya hanya fokus mengerjakan satu hal dulu, saya nggak yakin target saya bakalan selesai tepat waktu. Mungkin agak molor-molor dikit...hehe.
Nah, cara ini bisa kita terapkan. Di sela-sela kesibukan mengurus rumah, sempakant menulis meski hanya sedikit. Mencicil setiap hari lama-lama akan jadi bukit, lho. Nggak berat, kok asal kita senang mengerjakannya. Makannya pastikan kamu benar-benar suka menulis sebelum memutuskan jadi penulis.
Membuat Target
Berapa lama kamu akan menyelesaikan naskahmu? Sebulan? Dua bulan? Buatlah target sesuai kemampuan dan kerjakan dengan konsisten. Jika ditanya apakah sibuk dan capek? Semua orang juga sibuk dan capek, sih. Tinggal bagaimana kita mau melakukannya atau tidak.
Target dibuat supaya memudahkan kita supaya mau disiplin waktu. Kalau sehari mesti mengerjakan dua halaman, kerjakan dua halaman atau lebih. Lakukan secara terus menerus sampai naskahmu selesai.
Bukankah buku yang bagus adalah yang sudah selesai ditulis? Bukan hanya yang selesai diangankan apalagi hanya dibayangkan. Nggak ada kriteria naskah bagus atau nggak. Ini soal proses. Makin hari akan semakin bagus. Bertambah hari, bulan, hingga tahun, yakin deh tulisan kita akan ada peningkatan kualitas asal tetap mau menulis, membaca, dan terus belajar. Seperti itulah kata bang Tere Liye :D
Menjadi penulis merupakan hal yang membahagiakan, tapi jangan hanya jadi gaya-gayaan. Kalau kita bisa menikmatinya, insya Allah ada banyak hal yang bisa jadi pembelajaran. Memang butuh sabar, apalagi kalau masuk jalur penerbit mayor. Menunggu buku terbit hingga bertahun-tahun itu lumrah dialami semua penulis. Jangan takut, jika sudah jadi rezekimu, insya Allah bukumu akan terbit juga. Banyak-banyak sabar, ya :)
Salam hangat,
Saya punya curhatan yang hampir sama, meski jenis kegiatannya berbeda. hehe. Ingin semuanya selesai berbarengan? sering ! atau malah kelamaan mikir yang mana mau didahulukan akhirnya malah nggak ngerjain apa-apa, hehehe..
ReplyDeletesetuju mbak, membuat target / work plan untuk mengatur pekerjaan agar semua selesai tepat waktu. Ini penting, kalau nggak dipageri target, nggak terasa waktunya habis ngga dapat apa-apa. Sukses terus mba Muyass ^^
Tos mbak, aku pun jd orang maunya selalu ngerjain sesuatu secara bebarengan. Padahal nggak akan bisa selesai semua secara bareng. Kudu satu2, pelan2, asal tepat waktu. Bener bgt, kl bosan dan capek ya pasti, namanya juga manusia. Tinggal istirhat kasih jeda, nnti gas lagi😍
ReplyDeleteTiap hari nulis bun, bosen banget tapi mau gimana lagi karena ini udah kerjaan rutin heheheh (jadi curhat)
ReplyDeletekayaknya memang benar rasa bosen itu muncul karena semua kerjaan itu dikerjakan secara berbarengan sekaligus jadinya jenuh dan kesal jadi tidak ada jeda untuk "mengistirahatkan" semuanya
"Bukankah buku yang bagus adalah yang sudah selesai ditulis? Bukan hanya yang selesai diangankan apalagi hanya dibayangkan." Savage sekali kalimat ini... Tips2 di atas jadi pengingat khususnya bagi saya huhu
ReplyDeleteMemang kerja harus fokus dan terencana. Baik itu untuk pekerjaan menulis, menggambar mau pun pekerjaan lainnya.
ReplyDeleteWah menjawab tulisan mbak muyass menjawab kemalasan saya ini. Lagi males buat tulisan dan konten ini. Makasih sharingnya mbak.. membuat saya kembali semangat! Walau masih mau jeda nulis dulu
ReplyDeleteBener nih, kalau mengerjakan tulisan sekaligus serasa tertekan, mending pelan" asal tetap berprogres
ReplyDeleteJadi tercerahkan dan mengoreksi diri sendiri karena proses untuk jadi penulis memang tidak dalam waktu singkat. Semoga bisa terus semangat seperti Mbak Muyass.
ReplyDelete