Photo by Rauf Alvi on Unsplash |
Kamu tim puasa di hari apa? Sabtu atau Minggu? Apa pun pilihanmu, yang penting jangan hanya sekadar asal ikut-ikutan, cari tahu juga alasan dan dalil-dalinya. Tak perlu meributkan perbedaan. Berbeda pendapat di antara para ulama itu adalah hal yang lumrah dan terjadi sejak zaman dulu.
Tahun ini, bersyukur kita bisa menjalankan ibadah puasa dalam keadaan yang jauh lebih tenang. Kita bisa ke masjid tanpa khawatir Covid-19. Kita bisa bepergian dan juga mudik tanpa perlu khawatir berlebihan. Semoga pandemi benar-benar sudah berakhir, ya!
Tahun ini, si bungsu yang sudah enam tahun mulai belajar puasa penuh. Ternyata dia jauh lebih santai saat puasa tak seperti yang saya takutkan. Nggak banyak mengeluh apalagi uring-uringan, masya Allah.
Di sini, anak-anak memang terbiasa puasa di usia TK. Nggak menunggu besar dulu untuk belajar berpuasa. Sedangkan di keluarga besar saya, anak-anak belajar puasa di usia SD. Itu pun kadang harus diberi uang sebagai reward dan masih banyak maunya pula...kwkwk.
Maka tidak heran ketika kami pulang kampung, orang tua saya nggak terima cucunya disuruh puasa di usia segini. Sampai rumah dikasih teh dan dipaksa berbuka…kwkwk. Akibatnya terjadi perpecahan pendapat yang tak terelakkan…huhu.
Tahun ini mungkin ibu saya belum sepenuhnya ingat karena demensia. Mudik mungkin tak akan seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, mudik tetap jadi sesuatu yang menyenangkan bagi kami yang merantau. Ada capeknya, serunya, kangennya, dan takutnya ditanya macam-macam kalau sudah sampai di sana…kwkwk.
Di postingan kali ini saya akan membagikan sedikit tip yang mungkin berguna bagi teman-teman yang ingin mengajarkan anak-anaknya berpuasa penuh untuk pertama kalinya.
1. Perkenalkan Puasa
Jangan terburu-buru ingin anak puasa penuh. Mereka butuh waktu dan belajar terlebih dulu. Jangan terlalu antusias dan memaksa, bisa-bisa mereka nggak mau mencoba.
Di awal, kita bisa mengajari mereka puasa sebisanya. Ajak mereka bangun untuk sahur, mereka akan belajar berpuasa misalnya setengah hari. Berbuka di waktu Dhuhur dan kembali berpuasa sampai Magrib.
2. Sahur dengan Gizi Seimbang
Saya nggak terbiasa makan sahur dengan menu lengkap. Di bulan Ramadan, saya lebih banyak sahur hanya dengan air rendaman kurma. Saya merasa kelaparan justru ketika sahurnya makan nasi…kwkwk.
Tapi, buat anak-anak, usahakan sahur dengan menu lengkap. Banyakin protein dan jangan lupa berikan susu. Meskipun malas karena masih ngantuk, tapi usahakan mereka makan sampai porsi yang cukup.
3. Usahakan Tidur Siang
Anak-anak di sini jarang tidur setelah salat Shubuh. Jadi, setelah Dhuhur, saya paksa mereka tidur siang supaya nggak teler dan nggak terasa laparnya. Tidur siang sangat baik buat mereka. Lumayan bisa nyelimur biar nggak ngerasa lapar dan haus banget.
Usahakan jangan main terlalu heboh juga biar nggak kehausan. Meskipun ini susah juga ya…kwkwk.
4. Puji Usahanya
Hadiah bukan satu-satunya yang anak-anak inginkan dari orang tua. Kadang, mereka nggak butuh itu. Mereka mau dihargai dan diakui usahanya. Jangan lupa, puji mereka jika sudah berhasil puasa penuh. Batal pun tak masalah, jika tak kuat, tak perlu dipaksa. Tetap puji usahanya untuk tetap berpuasa di saat anak-anak lain mungkin nggak berpuasa. Mereka hebat, lho!
Saya tidak menjanjikan hadiah pada anak-anak, tapi setelah mereka mulai berpuasa dan saya lihat mereka menjalankannya dengan baik tanpa banyak mengeluh, saya mau ngasih mereka hadiah buku kesukaan mereka.
Kadang, nggak perlu menunggu momen khusus untuk ngasih mereka sesuatu. Dan saya juga nggak pernah ngasih hal-hal yang luar biasa. Yang wajar-wajar saja. Akhir-akhir ini memang lebih banyak ngasih buku karena anak-anak sudah nggak suka beli mainan. Itu sudah happy banget mereka.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan supaya mereka mau belajar berpuasa. Setiap orang tua pasti punya cara masing-masing. Namun, jangan berharap terlalu besar kepada mereka supaya bisa puasa penuh di usia yang masih terbilang kecil. Fokus kita mengenalkan dan mengajarkannya dengan lebih menyenangkan, tanpa dipaksa dan tentu saja tanpa mereka merasa terpaksa karena takut pada kita.
Jika mereka banyak mengeluh, terimalah dengan sabar. Namanya juga anak-anak. Kita pun merasa kelaparan dan haus saat puasa, kan? Jadi, maklumi. Jangan berharap mereka bisa menjalankan puasa pertama dengan sempurna.
Anak-Anak Belajar Puasa, Orang Tua Belajar Sabar
Waktu zaman si Kakak baru TK A dan mulai belajar puasa, agak lebih riweh rasanya. Dia banyak merengek, tapi tetap mau puasa. Dia mengeluh, tapi tak mau berbuka. Ini benar-benar bikin kepala pusing..kwkwk.
Anak-anak-anak belajar puasa, sedangkan kita mesti belajar sabar. Makin besar usianya, makin pandai ia berpuasa. Di usianya yang sekarang sudah 11 tahun, rasanya tak banyak mendengar ia mengeluh meskipun di awal puasa anak-anak semuanya sedang common cold dan kurang sehat. Alhamdulillah!
Jadi orang tua memang harus banyak sabarnya, ya. Semoga anak-anak kita makin semangat puasanya meskipun sahurnya sambil merem..kwkwk.
Salam hangat,
Comments