Photo by CDC on Unsplash |
Saat ini, vaksin Covid-19 tidak hanya diperuntukkan bagi dewasa dan anak-anak usia 12 tahun ke atas. Anak usia 6 tahun pun sudah bisa divaksinasi, lho. Anak saya yang usia 6 dan 11 tahun sudah menerima vaksin sejak bulan lalu. Vaksinasi kebanyakan memang dilakukan di sekolah. Seperti si Kakak yang mendapat vaksin pertamanya di sekolah, sedangkan untuk vaksin kedua kami mencari di tempat lain.
Tujuan diadakannya vaksin bagi anak usia 6 sampai 11 tahun tentu supaya mereka terlindungi dari virus Covid-19 yang sempat menggila pada pertengahan tahun lalu. Vaksin Covid-19 bagi anak usia 6 tahun memang belum seluruhnya diwajibkan. Tergantung kebijakan sekolah masing-masing.
Seperti di sekolah anak saya, sebagian besar memang sudah menerima vaksin, tapi menurut gurunya, masih ada orang tua yang belum mengizinkan anaknya divaksin. Jadi, sekolah belum sepenuhnya mewajibkan. Namun, karena ada yang belum menerima vaksin, sekolah akhirnya mengambil keputusan untuk tetap melakukan pembelajaran terbatas selama pandemi ini.
Ditambah beberapa minggu terakhir ada kasus positif sehingga sekolah juga mengambil kebijakan menutup sekolah sementara waktu dan baru mulai offline hari ini. Itu pun atas persetujuan orang tua.
Jangan Menakuti Anak-Anak
Tidak semua anak usia besar berani disuntik. Saya jadi ingat pengalaman pribadi, setiap ada vaksin di sekolah, saya pasti nangis. Sampai saya berusia sedewasa sekarang, saya tetap takut dengan yang namanya jarum suntik.
Saya tidak ingat, apakah ada pengalaman traumatik yang membuat saya sepenakut ini. Ataukah orang tua dulu pernah menakuti saya? Yang jelas, sampai sekarang saya memilih untuk tidak disuntik kecuali terpaksa…kwkwk.
Sepertinya rasa takut saya menurun pada si Sulung. Kalau nggak terpaksa, dia nggak akan mau disuntik. Namun, karena sudah setengah wajib, akhirnya terpaksa dia mengiyakan.
Waktu mau vaksin, kebetulan tidak didampingi oleh saya ataupun ayahnya. Namun, waktu sampai di rumah, dengan bangga dia bilang ‘ternyata nggak sakit, ya.’
Alhamdulillah, untuk anak-anak sepertinya tidak ada efek macam-macam setelah vaksin, seperti meriang atau demam. Vaksinnya pun masih seluruhnya pakai Sinovac.
Orang tua tentu juga ketar ketir soal ini. Nggak semua orang tua mengizinkan anaknya divaksin. Namun, bagi orang tua yang anaknya akan menerima vaksin, ada baiknya sejak awal tidak ditakut-takuti.
Kalau mereka ketakutan, bisa kasihan. Sempat ada anak usia SD yang sampai mual-mual saking takutnya, lho. Ini kan nggak nyaman banget buat dia. Walaupun alasannya belum tentu karena ditakut-takuti, ya.
Saya hanya sampaikan bahwa sampai kapan pun kita akan tetap menerima vaksin Covid-19 karena kondisi pandemi yang belum berakhir. Jadi, pilihannya hanya dua, mau sekarang atau di waktu yang lain. Sejujurnya saya juga tidak mau disalahkan oleh orang tua lainnya. Karena berasa banget nih kalau nggak vaksin, kelihatan jadi minoritas…kwkwk.
Kasus Omicron Makin Meningkat
Setelah vaksin, bukan berarti jadi nggak disiplin prokes. Sampai saat ini, saya masih nyaman pakai dobel masker ke mana-mana. Begitu juga dengan anak-anak. Jadi, vaksin tidak sepenuhnya mencegah kita tertular. Makanya, aneh kalau ada orang kesal karena tertular, padahal dia sudah vaksin. Mungkin masih salah memahami manfaat vaksin.
Untuk sementara waktu, meski anak-anak sudah menerima vaksin, saya tetap memilih PJJ sementara waktu. Bukan masih parno seperti yang sudah-sudah, tapi untuk saat ini merasa lebih nyaman seperti itu.
Di beberapa negara lain mungkin sudah membebaskan warganya untuk melepas masker, tidak mewajibkan swab kecuali bagi yang bergejala, tidak ada kewajiban swab bagi pendatang kecuali jika ia bekerja di tempat yang mengharuskannya lebih berhati-hati seperti di panti jompo misalnya, dan tentunya karantina bagi yang positif menjadi lebih singkat.
Hal ini terjadi karena mereka sudah melihat fakta bahwa varian Omicron masih bisa dikendalikan dan tidak seberbahaya varian Delta. Nah, di Indonesia belum terjadi kelonggaran seperti ini.
Faktanya, Omicron ini memang sedang mewabah di Indonesia dan kebanyakan merasakan gejala seperti flu berat hingga demam tinggi. Jadi, untuk sementara waktu, nggak ada salahnya tetap berhati-hati.
Efek Samping Setelah Vaksin
Adakah efek samping yang dirasakan oleh anak-anak setelah vaksin? Hanya si bungsu saja yang merasakan sedikit pusing. Mungkin juga karena grogi, sih…hihi. Meskipun cukup deg-degan, tapi si adek yang berusia 6 tahun nggak berontak apalagi nangis. Dia hanya menarik napas dalam-dalam sambil merem-merem…hihi.
Usahakan anak-anak makan yang cukup sebelum vaksin, istirahat dan tidur juga cukup, makan makanan bergizi juga sebagai salah satu cara menguatkan imunitas sebelum menerima vaksin.
Setelah menerima vaksin, tentu kita semua merasa sangat lega. Karena merasa sudah beres dari kewajiban…kwkwk. Kita tinggal menunggu waktu sampai pandemi benar-benar berakhir. Semoga tahun ini terakhir kalinya kita mendengar varian baru muncul. Jangan ada lagi deh varian baru apalagi menjelang Ramadhan dan lebaran. Karena kami pengin mudik dengan nyaman tanpa ketakutan apalagi aturan yang ribet bin sulit :(
Semoga anak-anak senantiasa sehat, ya. Tentu mereka berharap bisa kembali ke sekolah dan belajar dengan normal. Begitu juga dengan orang tua. Karena nggak semua orang tua betah mendampingi anaknya belajar di rumah. Ada anak-anak yang memang nggak bisa belajar di rumah, mesti datang ke sekolah. Beruntung jika sekolah aktif dan mau memfasilitasi.
Salam hangat,
Semoga pendistribusian vaksin untuk anak 6-11 th ini bisa cepat ya mbak, soalnya emang banyak sekolah yg belum ngadain vaksin, entah blm dapet jatah atau bagaimana aku ga paham juga.
ReplyDelete