Photo on Unsplash |
Penilaian akhir semester satu sudah dimulai sejak minggu lalu. Besok, adalah hari terakhir si sulung melaksanakan ujian. Sepanjang hari selama ujian, dia tampak santai dan terlihat sudah sangat siap, kecuali untuk pelajaran Matematika. Adakah yang anaknya senasib begini?
Si sulung sama seperti saya, kurang pandai dalam berhitung, tapi gigih banget usahanya, masya Allah. Waktu mau ujian Matematika kemarin, dia sampai stres saking paniknya…kwkwk. Dia sempat menangis karena merasa ada materi yang belum dikuasai. Bayangkan, ini anak sudah belajar dari siang sampai malam menjelang Magrib, tapi bukannya selesai, malah nangis. Saya pun ikut kasihan melihatnya.
Ketika anak-anak kita mengalami hal serupa seperti yang dialami oleh si sulung, jangan buru-buru memarahinya. Karena belum tentu dia nggak bisa karena sebelumnya malas belajar, bisa jadi dia memang kurang mampu memahami materinya dengan sempurna. Waktu dijelaskan oleh gurunya, bahkan saat diberikan pertanyaan, si sulung selalu bisa menjawab. Namun, saat menghadapi soal yang dibalik sedikit, diubah sedikit saja, dia bingung dan panik. Ketika sudah panik, dia nggak bisa fokus, apalagi kalau sampai menangis. Parahnya lagi, dia selalu fokus hanya pada satu soal yang dia nggak bisa. Kemudian mengabaikan soal-soal lainnya, bahkan bisa sampai habis waktunya :(
Dan malam itu, setelah ayahnya pulang ngantor, kami mengajak anak-anak jalan-jalan sebentar ke luar. Mampir ke tempat mainan dan melihat-melihat sambil bercanda, kemudian mampir ke minimarket untuk membeli makanan ringan pilihan mereka.
Pulangnya, perasaan si sulung sudah jauh lebih baik. Dia happy dan belajar lagi sampai jam 11 malam. Yup, benar-benar sampai selarut itu.
Saya bersyukur, meskipun capek sepulang kerja, ayahnya tidak ngomel melihat anaknya menangis dan sesekali pengin merobek bukunya. Sambil tersenyum, si Mas langsung ngajakin kami keluar. Itu solusi terbaik karena jika hanya di rumah, si sulung nggak akan bisa tenang dan santai. Terlalu fokus dengan pelajarannya saja.
Ini bukan kali pertama anak saya menangis dan panik saat belajar. Untuk pelajaran Matematika, dia hampir selalu seperti itu. Padahal, ketika dilihat hasil ulangannya, nilainya nggak buruk-buruk banget. Hanya saja, lengahnya dia suka nggak segera mengisi soal lain yang lebih mudah, fokus di soal yang sulit, meskipun itu hanya satu, itulah penyebab utama stresnya saat ulangan atau ujian.
Ketika teman-teman mengalami hal yang sama, apa yang mesti dilakukan supaya hati anak nggak terluka, juga jangan sampai menambah rasa kecewanya?
Bersikap Tenanglah dan Jangan Ikutan Panik
Nilai akademik bukan segalanya. Saya selalu bilang kepada si sulung bahwa kami, orang tuanya, nggak pernah menuntut dia mesti dapat nilai sempurna. Ketika kena remedial pun, kami nggak pernah marah. Pesan saya satu, setelah usaha, ya sudah, pasrahkan saja pada Allah. Yang penting sudah belajar dan usaha. Namun, meskipun selalu saya jelaskan hal yang sama, dia selalu saja panik kalau belum bisa mengerjakan soal, meski itu hanya satu saja…kwkwk.
Bekerja Sama Dengan Pasangan
Karena ketika kita nggak kompak, satunya menenangkan, tapi satunya lagi malah ngomel-ngomel, anak bisa down saat itu juga. Bekerja samalah dengan pasangan supaya masa-masa seperti ini bisa diatasi dengan baik.
Di rumah, si sulung lebih sering belajar Matematika dengan ayahnya. Urusan berhitung saya serahkan pada si Mas karena dia lebih mengerti. Urusan lain bolehlah ke saya…kwkwk. Hal ini bisa sangat membantu sehingga anak nggak akan merasa sendirian. Kebayang nggak, sih kalau orang tuanya nggak mau mendampingi belajar? Stresnya bisa lebih parah lagi.
Beri Jeda
Ketika sudah jenuh belajar, minta anak untuk istirahat dan tinggalkan buku-bukunya. Lupakan dulu walau hanya sebentar. Bisa diajak nonton atau jalan-jalan sebentar. Anak-anak butuh jeda. Ketika kita terus memaksakan, anak bukannya jadi pintar, malah akan jadi semakin stres. Ingat, nilai bukan segalanya. Anak-anak juga butuh bahagia, nggak harus selalu berprestasi saja.
Jangan Disindir
Jangan menyindirnya ketika dia tidak bisa. Misalnya, ketika ada anak yang nggak bisa berhitung, jangan selalu menyalahkan dia dengan ucapan seperti ini, ‘makanya belajar. Main terooos, sih!’. Anak yang merasa sudah belajar, tapi belum bisa juga, tentu akan bertambah kesal dan kecewa. Sudah nggak bisa, masih kena fitnah juga, kan? Miris banget :(
Banyak hal bisa kita lakukan selama mendampingi anak-anak belajar di rumah. Salah satunya dengan tidak selalu memaksanya harus bisa segalanya. Kita saja banyak nggak bisanya, masa anak kecil disuruh bisa semuanya? Ah, keterlaluan, deh kita tuh. Belajar mengerti mereka, jangan hanya minta dimengerti. Anak-anak juga manusia. Mereka punya perasaan yang mesti dijaga. Jangan buat mereka terluka hanya karena nggak bisa Matematika!
Salam hangat,
Comments