Hotel Jayakarta, Bandung |
Awal bulan Juni lalu, saya sempat pergi dan menginap di Bandung selama beberapa hari. Jujur, ini pertama kalinya pergi agak jauhan dan menginap pula di tengah pandemi. Saya tidak sedang pergi berlibur tanpa keperluan, kok. Karena selama pandemi, saya betah banget jaga diri di rumah dan hampir nggak pernah berani pergi jauh tanpa keperluan. Jadi, ini pertama kalinya dan deg-degan karena selama ini saya agak parno-an juga.
Namun, Juni kemarin, ada keluarga dekat yang melangsungkan akad nikah di Bandung. Resepsinya sederhana dan hanya dihadiri keluarga dekat. Bersyukurnya, kondisi bulan Juni lalu nggak seburuk hari ini. Orang-orang liburan juga banyak, pun dengan yang menikah dan mengadakan resepsi di sana.
Saya tiba di Bandung tanggal 04 Juni. Berangkat setelah Subuh dan siangnya langsung check in di hotel Jayakarta. Ini adalah pengalaman pertama saya menginap di hotel Jayakarta. Alhamdulillah, sejauh ini cukup nyaman. Pelayanannya baik dan ramah. Namun, mungkin karena pandemi, kondisi hotel pasti nggak akan sebaik dulu. Yang berasa banget kondisi kamar ada beberapa bagian yang kelihatan nggak terawat. Misalnya, kulkas dan lemari kecil yang kurang terawat bahkan kulkasnya juga mati :(
Pengalaman berikutnya yang kurang nyaman banget di tengah pandemi adalah kondisi gelas yang disediakan tampak belum diganti saat kami check in di sana. Nggak banget di tengah pandemi seperti ini pula. Jujur, agak kecewa. Mungkin petugas hotelnya lupa mengganti baru karena memang ketika dilihat dari jauh seperti bersih dan tertata, tapi kalau kita ambil dan diperhatikan, kelihatan banget bekas dipakai minum teh. Besoknya, saat kamar dibersihkan, cangkir-cangkir pun diganti. Kayaknya memang terlewat untuk hari pertama ketika saya baru masuk.
Protokol Kesehatan di Hotel Jayakarta
Hotel Jayakarta ini telah menerapkan protokol kesehatan selama pandemi. Contohnya, kamar disemprot dengan disinfektan saat dibersihkan dan kita juga dicek suhu serta harus membersihkan tangan dengan handsanitizer saat masuk ke hotel ataupun ketika hendak makan. Namun, tidak ada pemeriksaan khusus lainnya. So, memang kitanya sendiri yang perlu berhati-hati terutama ketika pandemi memburuk seperti sekarang.
Kemarin, akad nikah diadakan di dalam ruangan dengan jumlah undangan terbatas. Kalau nggak salah nggak sampai 30 orang. Setelah akad selesai, semua tamu undangan serta pengantinnya pindah ke luar ruangan. Ini jauh lebih nyaman dan bisa banget dijadikan solusi bagi para calon pengantin yang pengin tetap mengadakan resepsi sederhana di tengah pandemi.
Sebisa mungkin, terutama bagi yang dari luar kota, tetap melakukan swab antigen sebelum mengikuti acara. Jadi, kitanya bisa lebih tenang dan nggak terlalu parno.
Waktu menginap di Jayakarta, karena saya agak parno-an, pas masuk kamar tetap semprat semprot sana sini. Kenapa? Karena hampir dua tahun saya nggak pernah ke mana-mana. Sekadar mudik ke rumah orang tua pun tidak, lho. Ketika sampai di tempat orang apalagi namanya hotel, bawaan pengin semprot mulu atau malah nggak bisa bobok nanti :D
Kok, segitunya? Karena saya nyaman seperti itu, jadi saya melakukannya. Kalau teman-teman gimana?
Kamar Luas dan Nyaman
Kamar di Jayakarta luas, lho. Dengan harga nggak sampai 600 ribu sudah termasuk sarapan, kita bisa bobok dengan nyaman. Teman-teman bisa lihat seperti apa isi kamar yang kemarin saya tempati dari foto-foto yang saya unggah. Kebetulan, saya ambil fotonya telat setelah kamar berantakan, jadi kurang jelas kalau dari sisi tempat tidur. Nggak kepikiran mau review kemarin :D
Teman-teman bisa lihat, kondisinya nyaman dengan harga yang menurut saya lumayan terjangkau. Andai nggak sedang pandemi, saya pengin nginep lebih lama sekalian liburan.
Pandemi aja, orang-orang ramai sekali yang datang. Waktu Jumat siang hingga Sabtu pagi, kondisi masih sepi-sepi aja. Saya pikir, suasana sepi itu bakalan bertahan sampai besoknya lagi. Nggak tahunya, sorean dikit sudah ramai. Waktu saya pergi keluar sebentar dan kembali sekitar pukul 10an, parkiran aja penuh, lho.
Entah itu isinya orang liburan atau keluarga-keluarga yang besoknya mau mengadakan resepsi juga. Yang jelas, saya lihat orang-orang hidupnya jauh lebih santai ketimbang saya…kwkwk. Saya yang benar-benar di rumah dan nggak berkeinginan untuk liburan, saya yang benar-benar keluar hanya ketika butuh seperti saat belanja bulanan dan belanja sayuran, saya yang nggak pengin apa-apa waktu pandemi, dan melihat kenyataan di luar nggak semenyeramkan seperti yang saya bayangkan. Kaget dong...hihi.
Namun, itu kemarin ketika pandemi belum memasuki gelombang Delta seperti sekarang. Bagaimana dengan saat ini? Bahkan untuk beli kebutuhan pokok saja saya memilih online. Tukang sayur langganan pun sekarang jadi antar-antar belanjaan orang karena nggak banyak yang berani keluar meski sekadar untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari.
Menu Sarapan yang Enak dan Bervariasi
Sarapannya gimana? Hmm, lumayan banyak jenisnya dan enak. Buat anak-anak misalnya, mereka bisa sarapan kentang dan sosis. Ada juga nasi goreng, sereal atau roti. Mereka bebas mau sarapan apa di pagi hari. Usahakan datang lebih pagi biar nggak terlalu ramai aja.
Kebanyakan tamu hotel turun dari kamar agak siangan. Biar nyaman, enaknya memang lebih pagi dari yang lain. Bisa lebih santai dan nyaman saat makan karena nggak banyak orang.
Anak-anak happy bisa menginap di sini. Karena selama ini hanya di rumah dan jarang banget keluar. Suasana tempat makannya pun enak dan adem. Dekat dengan kolam renang dan berasa bangetlah lagi di Bandung.
Kolam renang pun cukup ramai, lho meski sedang pandemi. Anak-anak nggak mau berenang katanya ngeri lagi ada Corona :D
Emaknya pun meriang kalau sampai mereka minta berenang…kwkwk. Nggak dulu, deh kalau berenang karena bakalan berbaur dengan orang-orang yang entah siapa aja. Sehat itu mahal banget harganya.
Insiden Terkunci dan Nggak Bisa Masuk Kamar
Ada kejadian lucu dan cukup bikin panik juga. Sore di hari Sabtu saya kopdaran dengan teman sesama blogger dari Bandung. Dia rela nyamperin panas-panas pula ke hotel hanya demi bertemu saya. Anak-anak saya biarkan di kamar karena mereka mau istirahat dan sudah mandi setelah makan siang.
Saya pergi hanya sebentar, tapi anak-anak yang sudah kenyang dan keenakan di kamar malah ketiduran dan susah banget dibangunkan. Masalahnya, mereka ngunci kamar dari dalam sehingga saya kesulitan untuk masuk.
Teriak-teriak beberapa kali sambil dibantu oleh petugas pun nggak berhasil. Sampai saudara di kamar sebelah ikut kebangun dan keluar…kwkwk. Malah anak saya tetap tidur dengan pulasnya :(
Setelah berjuang lumayan lama, akhirnya si bungsu bangun. Namun, dia nggak bisa buka kunci dan kesulitan membangunkan kakaknya. Pelajaran bangetlah sebagai orang tua…hiks. Akhirnya si bungsu mencet hidung si Kakak dan bangunlah dia dengan bete…kwkwk.
Kenapa bisa tidur sampai kayak gitu? Kami pun kesal dan terheran-heran. Sampai-sampai petugas hotel curiga dikira itu bukan kamar kami…kwkwk.
Itulah pengalaman saya selama menginap di hotel Jayakarta Bandung. Next, kalau pandemi sudah pergi, kita liburan, ya. Saat ini, lebih aman tetap di rumah demi kebaikan bersama kecuali bagi yang mendesak. Karena tidak semua orang bisa tetap di rumah. So, buat yang memungkinkan, tetaplah di rumah dan jangan lupa bantu kanan kirimu. Siapa tahu ada yang membutuhkan bantuan.
Salam hangat,
Comments