Bagi keluarga millenial, tantangan yang kita hadapi sekarang berbeda dengan yang dihadapi oleh orang tua kita di masa lalu. Dulu, anak-anak akan menurut dengan ancaman atau gertakan. Nggak ada pikiran buat melawan dan membantah. Tapi, coba terapkan cara yang sama untuk generasi masa sekarang, anak-anak bukan malah menurut, justru melawan, membantah, dan semakin sulit diatur.
Kita tidak bisa mewarisi ilmu parenting orang tua kita secara utuh. Tak masalah jika orang tua mendidik kita dengan baik, penuh kasih, dan tulus. Namun, bagaimana jika sebaliknya?
Banyak poin-poin pengasuhan yang mesti diperbaiki terutama jika mengingat bagaimana dulu orang tua mendidik saya. Karena itulah, saya merasa perlu untuk upgrade ilmu parenting. Supaya proses mendampingi buah hati berjalan sebagaimana mestinya.
Kemampuan dalam mendidik buah hati sebenarnya bisa dilatih, kok. Kita bisa mencari tahu dengan membaca buku-buku parenting yang padat ilmu, bisa browsing di internet dengan membaca artikel parenting, mengikuti seminar parenting, dan sebagainya. Banyak cara bisa kita lakukan untuk melatih skill kita sebagai orang tua supaya pandai mendidik tanpa drama.
Namun, sayanganya, tidak semua orang mau melakukannya. Dengan alasan membuang waktu dan menghabiskan banyak biaya, secara tidak langsung telah kita mengorbankan masa depan anak-anak. Padahal, untuk keperluan lain yang kurang mendesak kita mau keluar banyak uang tanpa perhitungan.
Kita tidak punya pengalaman untuk mendidik anak-anak. Ini adalah pengalaman pertama kita menjadi orang tua millenial. Atau, sudah punya, kok pengalaman, hanya saja didapat dari orang tua kita dulu. Kita bisa mengadopsi cara orang tua mendidik kita dulu, tapi perlu digaris bawahi, tidak semua pola pengasuhan bisa kita tiru mentah-mentah.
Misalnya, demi memotivasi saya supaya berprestasi di sekolah, orang tua sering membandingkan saya dengan teman-teman yang lain.
“Si A dapat peringkat pertama. Lha, kamu gimana?”
Sederhana kalimatnya. Maksudnya pun saya yakin baik, supaya saya bisa lebih giat belajar dan mengejar ketertinggalan. Tapi, ternyata cara seperti itu tidak cukup baik buat mental saya. Kalau nggak dapat peringkat pertama, saya merasa buruk sekali. Saya merasa menjadi anak yang tidak pintar dan kurang cerdas. Padahal, kecerdasan pada setiap anak akan berbeda-beda. Jika saya tidak mendapatkan peringkat pertama, bukan berarti saya tidak pintar dong. Bukan berarti juga saya nggak berusaha dan selalu bermalasan.
Setelah dewasa dan punya buah hati, saya belajar bahwa cara membandingkan semacam itu tidak boleh dilakukan dalam mendidik anak-anak. Niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik juga. Kalau tidak, pesannya nggak akan sampai pada anak.
Supaya Menjadi Generasi Unggul di Masa Depan
Di masa pandemi seperti sekarang, tidak dipungkiri membuat kita begitu fokus memikirkan kesehatan keluarga. Apalagi anak-anak termasuk usia rentan tertular covid-19. Tapi, kita tidak boleh juga mengabaikan stimulasi tumbuh kembang anak. Apalagi pandemi tidak hanya berjalan satu dua hari saja. Wabah ini telah berlangsung selama lebih dari enam bulan. Banyak waktu kita lewatkan dan mustahil kita hanya fokus pada daya tahan tubuh mereka saja.
Jangan lupa, kita juga butuh ilmu parenting untuk mendampingi mereka supaya siap menjadi generasi unggul di masa depan. Masa kecil mereka hanya terjadi sekali. Kita tidak bisa mengulangnya di masa depan. Karena itulah, bangun kedekatan dengan mereka dan perbaiki pola asuh yang keliru supaya tidak menyesal di kemudian hari.
Belajar Ilmu Parenting Bersama Popmama Parenting Academy
Kita bisa meluangkan waktu untuk bertemu teman-teman kerja, makan bareng, dan ngobrol bareng. Kita bisa dan mau menghabiskan waktu berjam-jam untuk datang ke acara reuni teman-teman SMA. Tapi, saat diminta mengikuti seminar parenting, beratnya minta ampun, ya? Padahal, untuk hal sepele saja kita bisa dan mau. Bagaimana kita bisa mengabaikan pentingnya belajar ilmu parenting demi memaksimalkan pengasuhan buah hati di era digital seperti sekarang?
Beruntung, Popmama.com kembali mengadakan Popmama Parenting Academy. Kali ini, Popmama Parenting Academy 2020 hadir secara virtual pada tanggal 28 September-3 Oktober 2020 demi memenuhi kebutuhan keluarga millenial untuk belajar ilmu parenting. Supaya kita bisa maksimal mendidik buah hati meski di masa pandemi sekalipun.
Sebelumnya, telah dua kali berturut-turut Popmama Parenting Academy hadir offline bersama lebih dari 7000 Mama dan Papa millenial. Memenuhi kebutuhan keluarga millenial akan informasi terkait ilmu parenting, pola pengasuhan anak yang baik, hiburan, hingga membahas masalah sehari-hari yang sering kita alami.
Popmama Parenting Academy merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Popmama.com. Diharapkan bisa menjadi solusi bagi keluarga millenial yang mencari pendidikan, pengalaman, hingga hiburan.
Popmama Parenting Academy memberikan semua yang kita butuhkan supaya siap menghadapi tantangan pengasuhan di masa depan. Termasuk tantangan terbesar kita saat ini; bagaimana cara bijak memanfaatkan teknologi di era digital.
Percayalah, kita tidak sendirian. Ada banyak millenial sedang mempersiapkan diri menghadapi tantangan mendidik buah hati dan menjadi orang tua. Semua memang tidak mudah, tapi, akan menjadi lebih sulit jika kita tidak tahu ilmunya.
Intip yuk beberapa kelas khusus bersama narasumber andal yang diadakan oleh Popmama Parenting Academy 2020 yang dilakukan secara virtual,
- MPASI premium untuk bayi sehat dan cerdas bersama dr. Sylvia Haryeny, IBCLC.
- Pijat payudara agar ASI lancar bersama dr. Ameetha Drupadi, CIMI yang merupakan konselor laktasi RS Mayapada sekaligus bersama musisi dan seorang ibu, Tantri Syalindri.
- Play therapy untuk solusi tepat atasi stres pada anak saat di rumah aja bersama Niesa Handayani S.Psi, PGD.
- Stimulasi untuk anak yang siap menghadapi masa depan bersama Neha Vaswani serta dr. Reza Fahlevi, SpA.
- Siasati pengelolaan keuangan di masa pandemi bersama Rista Zwestika Reni, S.SOS, AWP., CFP.
- Cerebral palsy awareness: inspirasi dunia rana mengasuh anak berkebutuhan khusus bersama Iis R. Soelaeman yang merupakan Co-founder Rumah Cerebral Palsy.
- Tips menjaga kehamilan sehat di saat pandemi bersama Dr. dr. Nasrudin AM, SpOG(K), MARS.
- Prenatal yoga for Resilient mama bersama Jamilatus Sadiyah Amd.Keb dan Harumi PS.
- Workshop DIY toys for toddler bersama Ahmad Syahid Zakaria yang merupakan Co-founder & Headmaster Kalananti serta aktris, Fanny Fabriana.
- dll.
Itu hanya sebagian kelas saja yang saya sebutkan. Masih banyak kelas khusus yang bisa kita ikuti pada Popmama Parenting Academy 2020 kemarin. Kebayang, kan serunya seperti apa? Belum lagi ilmu padat gizi yang akan diperoleh setelah kelas berlangsung.
Karakter Futuready Tidak Harus Selalu Berprestasi di Sekolah
Anak-anak tidak harus selalu berprestasi dalam bidang akademik. Jika tidak mendapatkan peringkat pertama, bukan berarti dia kurang pintar dibanding teman-temannya yang lain. Anak kita mungkin tidak pandai berhitung, tapi dia unggul di bidang seni. Anak kita mungkin tidak suka menggambar, tapi dia senang olahraga. Jika dia tidak unggul dalam bidang tertentu, bukan berarti anak kita bodoh.
Perlu diketahui, kecerdasan majemuk seperti yang dikemukakan oleh Howard Gardner dalam Multiple Intellegence terbagi menjadi 8 jenis kecerdasan,
- Kecerdasan linguistik. Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan berbahasa yang baik dalam tulisan ataupun saat berbicara. Misalnya, anak suka membaca, bisa cepat mengeja dengan baik, suka menulis, dll.
- Kecerdasan logika. Anak-anak dengan kecerdasan logika akan tertarik dengan Matematika serta angka-angka. Dia juga menyukai sains dan apa pun yang berhubungan dengan logika.
- Kecerdasan intrapersonal. Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal cenderung dapat mengatur emosinya dengan baik. Dia bisa memotivasi dirinya dan tahu jika besar nanti mau menjadi apa.
- Kecerdasan Interpersonal. Ia cenderung punya empati yang tinggi dan senang bermain bersama banyak orang. Ia juga senang menjadi pemimpin.
- Kecerdasan musikal. Sudah bisa ditebak, anak-anak dengan kecerdasan musikal cenderung suka mendengarkan musik dan bernyanyi. Dia juga senang bermain alat musik seperti piano dan memukul drum.
- Kecerdasan spasial. Kita bisa melihat, anak-anak dengan kecerdasan spasial senang mencoret-coret kertas hingga dinding, dia senang menggambar, merwarnai, hingga berimajinasi.
- Kecerdasan kinetik. jika anak kita senang berolahara, aktif, dan senang mempelajari berbagai benda, bisa jadi ia punya kecerdasan kinetik. Dia senang jika kita ajak berolahraga bersama.
- Kercerdasan naturalis. Anak dengan kecerdasan naturalis suka terhadap alam, dia penyayang binatang dan sangat peduli terhadap lingkungan.
Itulah 8 jenis kecerdasan yang dimiliki oleh anak-anak. Karakter futuready tidak selalu berprestasi di sekolah. Itu juga yang disinggung oleh salah satu narasumber Popmama Parenting Acamedy 2020 yang mengusung tema ‘Stimulasi Untuk Anak yang Siap Hadapi Masa Depan’ pada sesi pertamanya. Neha Vaswani selaku founder Happy Teepee Art & Mindfulness Atelier mengatakan bahwa pendidikan yang kita berikan kepada buah hati tak harus tentang akademik, sebab, mereka juga butuh life skill. Anak-anak harus kreatif, pandai beradaptasi, serta dapat menciptakan sesuatu yang original di masa depan.
Lebih Siap Hadapi Masa Depan Bersama Popmama Parenting Academy
Anak-anak yang belajar dari rumah mulai merasa jenuh. Sebagian sudah tidak mau mengerjakan tugas sekolah. Kondisi seperti ini masih dipersulit dengan kesibukan kita sebagai orang tua yang tidak bisa selalu mendampingi anak-anak saat belajar. Butuh ilmu untuk berhadapan dengan anak-anak yang mulai bad mood dan cranky.
Ini baru pandemi, bagaimana dengan masa depan anak-anak kita di zaman yang serba tidak pasti ini? Karena itulah Popmama.com hadir sebagai solusi bagi kita yang haus akan ilmu pengasuhan di era digital seperti sekarang. Diharapkan, kita lebih siap dan mampu mendampingi anak-anak menghadapi masa depan.
Apa saja manfaat mengikuti Popmama Parenting Academy?
- Update ilmu parenting. Biar nggak asal-asalan dalam mendidik anak. Karena menjadi orang tua yang baik tidak ada sekolahnya. Nggak sama seperti ketika kita mau jadi dokter dan arsitek. Belajarnya orang tua seumur hidup. Utamakanlah belajar dari ahlinya.
- Bukan hanya belajar pola asuh, kita juga akan belajar tentang nutrisi terbaik baik buah hati, hingga solusi tepat atasi stres pada anak saat harus di rumah saja di masa pandemi.
- Siap menghadapi setiap tahap perkembangan pada buah hati. Jadi, kita nggak akan kaget lagi ketika anak-anak tumbuh menjadi seorang remaja dengan permasalahan yang menyertainya.
- Bertemu dengan keluarga millenial lain. Saling mendukung satu sama lain sehingga kita tidak merasa sendiri.
- Bertemu narasumber andal dengan berbagai macam latar belakang. Kita bisa mengikuti kelas-kelas khusus untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi pada anak dalam setiap tahap perkembangan mereka.
Semoga dengan hadirnya Popmama Parenting Academy, kita bisa banyak belajar terutama tentang pola pengasuhan yang tepat bagi anak-anak. Supaya anak-anak bisa terjamin pendidikannya dan lebih unggul di masa mendatang.
Salam hangat,
Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya.
ReplyDeleteMemang bener, dengan asuhan dan kasih sayang yang cukup dan baik, si kecil dapat tumbuh dengan optimal dan mencapai apa yang ia cita-citakan
banyak manfaatnya ya
ReplyDeleteIya, Bun :)
ReplyDeleteBetul sekali, karena itu penting banget buat orang tua belajar dan update ilmu parenting biar nggak asal-asalan saat mengasuh dan mendidik.
ReplyDelete