Alhamdulillah, si sulung yang sekarang sudah mau 10 tahun menerima dengan legowo larangan bundanya. Sebab, dia memang terbiasa ada di rumah, jarang banget main di luar rumah seperti yang lain.
Saya pribadi berpikir sederhana saja, jika di dalam rumah saja kadang kita nggak bisa mengawasi anak-anak setiap detik, bagaimana ketika mereka di luar rumah? Di tengah pandemi seperti sekarang, anak-anak butuh permainan asyik yang bisa dilakukan di dalam rumah tanpa harus berbaur dengan yang lain. Anak-anak membutuhkan kita orang tuanya sebagai teman bermain. Saya yakin, mereka nggak akan menolak, kok. Dan tentunya, insya Allah ini jauh lebih baik buat mereka.
Drama Common Cold Ping Pong Sudah Reda Sejak Sekolah di Rumah
Salah satu hal positif dari sekolah di rumah, anak-anak jadi lebih terjaga kesehatannya. Salah satunya jadi jarang kena batuk pilek atau common cold yang biasanya terjadi hampir setiap bulan ketika mereka sekolah offline.
Anak saya sendiri mengalami hal yang sama. Hampir setiap bulan dia kena batuk pilek. Kemudian menularkan ke adiknya. Kadang, serumah juga kena. Kalau ping pong, alhasil lama banget kelarnya.
Bahkan yang bikin begitu kerepotan, si bungsu punya riwayat otitis media yang cukup parah. Nggak bisaan kena batuk pilek sedikit, langsung kambuh dan kami pun harus rela bolak balik ke dokter THT untuk membersihkan telinganya yang terus menerus mengeluarkan cairan.
Belum lagi di antara kedua anak saya memang ada alergi tungau debu. Dulu sempat dilakukan tes juga di rumah sakit Hermina Jatinegara. Anak-anak dengan riwayat kesehatan seperti ini jadi rentan dan mudah kena batuk pilek.
Tapi, alhamdulillah banget, seiring berjalannnya waktu, mereka sudah jauh lebih baik kondisi kesehatannya. Sudah jarang kena batuk pilek terutama karena mereka nggak sekolah. Nggak dapat virus ping pong dari teman-teman sekelasnya.
Kalau batuk pilek aja bikin ribet minta ampun karena punya alergi, riwayat kejang demam, dll, apa kabar dengan corona? Hiks.
Tingkatkan Daya Tahan Tubuh dengan Rutin Konsumsi Jus
Saya termasuk orang tua yang nggak pusing memikirkan harga *m*n*s atau sejenisnya yang naik atau mulai langka di pasaran sejak pandemi. Karena sejak lama saya kurang memercayai suplemen kesehatan semacam itu. Beberapa dokter di milis sehat sudah menjelaskan kenapa kita nggak boleh sembarangan pakai obat, meski itu sejenis suplemen atau vitamin penambah imunitas. Yakin nggak, sih, beneran diperlukan buat tubuh kita? Atau justru nantinya bakalan ada efek samping yang nggak diinginkan? Hmm, coba cari tahu sendiri aja :D
Sejak saya menjalankan diet sehat tahun lalu, alhamdulillah ada banyak hal positif didapat. Misalnya, jadi rajin minum jus. Bukan hanya saya, anak-anak pun sudah terbiasa dan merasakan sendiri manfaatnya.
Atas izin Allah, tubuh jauh lebih fit. Jadi, saya memang rutin konsumsi jus setiap pagi. Buat anak-anak, saya berikan satu gelas jus dari buah tomat, wortel, sedikit mentimun, bisa ditambah buah seperti apel, nanas, atau bahkan sayuran hijau seperti bayam dan pokcoy. Yummy!
Ingat, ya, jusnya nggak boleh pakai gula. Kalau mau rasa manis, bisa tambahkan madu sedikit saja. Semakin banyak buahnya, semakin enak rasanya *jelaslah, ya...hehe.
Gitu doang? Yups! Saya nggak melakukan banyak hal, cukup rutin konsumsi makanan sehat seimbang, salah satunya minum jus secara rutin. Jangan lihat hasilnya seminggu dua minggu, cobalah sampai minimal sebulan dan ketahui sendiri manfaatnya buat kesehatan. Insya Allah sangat nyaman :)
Rajin Berjemur di Pagi Hari
Meskipun saya jarang melakukannya karena benar-benar nggak sempat, apalagi kalau si sulung sekolah, tapi saya percaya kalau sinar matahari pagi yag mengandung vitamin D ini begitu baik buat kesehatan kita. Jika ada waktu, rutinlah berjemur di pagi hari.
Bisa juga berjemur di teras sambil senam. Anak-anak biasanya senang senam sambil berjemur. Jadi nggak bosan duduk-duduk sampai berkeringat. Tapi, usahakan jangan jauh-jauh berjemurnya dan hindari kerumunan, ya! *kali aja berjemur sambil ngerumpi :D
Tetap Bahagia di Tengah Pandemi
Salah satu faktor yang bisa menurunkan daya tahan tubuh adalah stres. Saya paham betul, saat anak-anak sekolah di rumah, banyak orang tua mengeluh jadi gampang emosian. Karena mereka mesti membagi waktu antara menemani anak belajar dan menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau ngantor.
Tapi, sama seperti kita, anak-anak juga butuh bahagia. Biasakan jangan membesar-besarkan hal kecil, biar nggak sering ribut sama anak. Latih diri supaya lebih santai dan banyakin senyum meskipun hati dongkolnya minta ampun. Percaya, deh, dengan kita memaksakan diri tersenyum saja, kondisi hati jadi jauh lebih baik. Anak-anak pun akhirnya berlarian memeluk kita, bukan malah sebel diomelin atau dilarang ini itu. Kalau kondisi hati sudah membaik, baru deh kita bisa menasihati mereka.
Yuk, bahagia bersama. Insya Allah kita bisa melewati semua ini.
Usahakan Masak Menu Makan Berat dan Camilan Sendiri
Adakah yang seperti saya? Merasa takut membeli makanan di luar sejak pandemi? Bahkan mau belanja sayur aja deg-degan banget, lho. Supaya lebih aman, sebaiknya kita memasak menu makan dan camilan sendiri. Nggak masalah agak repot dan rempong, kan? Penting anak-anak terjaga kesehatannya. Daripada kita beli, tapi malah was-was setiap mau menelan makanan. Jadi horor banget, kan?
Bikin menu nggak usah terlalu banyak jenisnya. Secukupnya saja. Begitu juga dengan camilan, karena nggak ada tukang roti lewat, saya pun jadi jarang beli roti kecuali pas ke supermarket. Karena alasan ini juga, saya jadi sering bikin camilan sendiri. Hampir nggak pernah beli. Bisa kehitung belinya berapa kali sejak pandemi.
Kita nggak harus bikin camilan yang susah dibuat, yang simpel-simpel aja seperti kue cubit, bakpao atau donat. Paling gampang bikin kue cubit pandan pakai resep ini atau coba bikin bakpao dengan bentuk lucu seperti ini. Asli ini resep andalan saya, lho. Cuma diaduk-aduk saja. Prosesnya nggak memakan waktu lama dan pastinya enak menul-menul.
Beberapa hal di atas telah saya terapkan. Sebenarnya, bukan sejak pandemi, tapi sejak lama. Palingan baru-baru ini belajar senyum-senyum sendiri aja dan belajar selalu berpikir positif terhadap segala hal. Agak sulit memang menyesuaikan diri dengan kondisi sekarang. Rasanya pengen teriak udah bosaaan kayak gini terus. Tapi, kalau ini yang terbaik, mari melatih diri kita supaya bisa bersabar dan mengambil pelajaran dari adanya corona. Benar-benar sebuah teguran dan ujian yang luar biasa buat semua orang. Bismillah, insya Allah kita bisa melewati ujian ini dengan baik.
Salam hangat,
Photo: Unsplash
eh sama mbak, aku pun alergi tungau debu.. jd mudah banget bersin2 lalu batuk pilek, hhh
ReplyDeletepagi gini baca tipsnya jadi auto semangat buat jus, berjemur, sarapan menu makanan sehat. dududu
semoga anak2nya sehat selalu ya mbak, :)
Anakku lahir pas pandemi ini mbak, dr lahir udah biasa aku jemur, absen jemur kalau mendung atau hujan doang, nah selama PSBB kedua di jkt ini semua tempat berjemur di apartemen tempat aku tinggal ditutup semua, jd aku udah ga pernah jemur anak lagi hiks, paling dr kaca jendela aja, itupun kalau panasnya masuk.
ReplyDelete