Kakek senang menyanyi lagu Babendi-bendi setiap membersihkan bendi mainan milik Rio. Bendi itu kereta yang ditarik kuda.
“Kapan kita naik bendi, Kek?” Rio bertanya.
“Wah, kita harus ke Bukittinggi. Di Kota Padang ini, bendi sudah jarang sekali ditemui,” jawab Kakek.
Petualangan Kakek dan Rio pun dimulai. Kebayang, kan, serunya naik bendi di Bukittinggi sambil melihat Jam Gadang hingga menyantap ampiang dadiah? Keseruan cerita ini saya dapatkan dari salah satu buku yang ada di aplikasi Let’s Read.
Buku berjudul Babendi-bendi ini ditulis oleh Khairani. Dilengkapi dengan ilustrasi yang sangat menarik, serasa ikut berpetualang bersama Rio dan sang Kakek ke Bukittinggi. Tentunya sambil naik bendi yang sudah jarang sekali kita jumpai di zaman modern seperti sekarang ini. Apalagi saya tinggal dan menetap di Jakarta. Agak sulit menemukan bendi atau kereta kuda.
Bagi saya, mengenalkan buku bacaan kepada anak-anak bukan sekadar membudayakan membaca di lingkungan terkecil kita, yakni keluarga. Lebih dari itu, anak-anak bisa berimajinasi dan berpetualang ke mana pun mereka mau.
Membaca secara rutin dapat meningkatkan kemampuan perkembangan otak anak untuk berimajinasi dan lebih kreatif. Mereka bisa merasakan apa yang diceritakan oleh penulis, bahkan dapat membayangkan si tokoh hingga suasana dalam cerita.
Sayangnya, saat masih kecil dulu, saya tidak punya banyak buku bacaan. Kalau nggak salah, saya hanya punya satu buku kumpulan cerita fabel yang entah didapat dari mana. Selebihnya, saya numpang membaca di rumah tetangga.
Setelah menjadi seorang ibu, bersyukur sekali karena bisa membelikan buku bacaan untuk anak-anak sejak dini. Mulai dari kehamilan anak pertama, saya sudah menabung dengan membeli beberapa buku bacaan. Setelah si sulung lahir, dia sudah terbiasa dibacakan buku cerita meskipun belum lancar bicara. Seolah saya mau membayar kekurangan masa kecil dulu :)
Buku Adalah Jendela Dunia
Iya, dengan membuka jendela itu satu per satu, kita bisa mengetahui lebih banyak tentang apa saja yang ada di dunia ini. Seperti ketika membaca buku Babendi-bendi, anak-anak jadi tahu sebutan kereta kuda di Sumatera Barat. Mereka bisa melihat Jam Gadang hingga mengetahui makanan tradisional khas daerah Bukittinggi.
Ternyata, makanan khas Sumatera Barat bukan hanya rendang yang sering dijumpai di rumah makan Padang, ya? Ada juga ampiang dadiah yang terbuat dari ampiang (emping) serta dadiah yang merupakan yogurt khas Minangkabau. Sekaya itu, lho kuliner khas Indonesia. Anak-anak jadi lebih kaya pengetahuannya setelah membaca buku ini.
Dan lagi, anak-anak yang sering dibacakan buku sejak kecil juga terbukti lebih kritis dan tahu banyak hal. Kita perlu membudayakan membaca menyenangkan sejak dini. Bahkan sejak anak-anak masih di dalam rahim. Meskipun agak kagok bacain buku waktu anak belum lahir, percayalah ini menjadi awal yang sangat baik.
Mencintai Buku Sejak Dini
'Mencintai buku' tidak sama dengan 'sekadar bisa membaca buku'. Anak yang bisa membaca, belum tentu menyukai dan mencintai buku. Akan sulit meminta anak-anak senang membaca jika sejak kecil kita tidak mengenalkan buku pada mereka.
Karena impian saya sejak dulu pengen banget jadi penulis, maka dengan percaya diri tinggi saya membuat buku-buku bacaan sendiri. Selain lebih hemat, saya juga bisa dengan bebas menuliskan cerita dengan tokoh utama si sulung dan si bungsu. Nggak secantik buku-buku yang majang di toko buku besar memang, tapi siapa sangka ternyata anak-anak begitu antusias membacanya bahkan sampai berebut.
Saya pernah menulis kisah petualangan si sulung di ladang popcorn. Saya ketik ceritanya sendiri, saya tambahkan ilustrasi sederhana di dalamnya. Buku itu begitu menarik buat si sulung. Dia membawanya ke sekolah, sampai-sampai ibu guru membacakan cerita itu di depan murid-murid yang lain.
Setelah beberapa tahun berlalu, saya benar-benar berhasil menjadi penulis buku anak-anak. Lebih menariknya, anak-anak masih antusias ketika tanpa sengaja menemukan buku-buku lama yang pernah saya buat sendiri. Betapa kenangan ini tak bisa dikatakan sederhana buat saya *auto terharu.
Buku bacaan untuk anak-anak memang terbilang mahal. Karena menulis buku cerita untuk usia mereka tidaklah mudah. Ditambah ilustrasi yang menarik, pantaslah jika satu buku bisa dihargai sangat lumayan sehingga tidak semua orang bisa memilikinya. Kalau mau berpikir kreatif, kita bisa membuat buku sendiri bersama anak-anak. Seperti yang pernah saya buat waktu si sulung masih TK. Percayalah, anak-anak akan sangat senang memilikinya meskipun hasilnya tak sesempurna apa.
Membaca Menyenangkan Bersama Let’s Read
Ternyata, agak ‘merepotkan’ juga punya anak-anak yang gemar membaca. Merepotkan dalam tanda kutip, ya? Setiap pergi ke mall, kami lebih betah berlama-lama di toko buku dan asyik memilih buku-buku favorit yang akan dibeli. Hmm, nggak berasa bisa habis ratusan ribu sekali belanja.
Saya meminta mereka menabung supaya bisa membeli buku bacaan sendiri. Ternyata, anak-anak rela menghabiskan uang demi membeli buku bacaan yang sudah lama diinginkan. Lumayan banget bisa menghemat pengeluaran emaknya…hehe.
Namun, sejak pandemi, saya tidak pernah lagi pergi ke toko buku. Buat saya, sangat berisiko apalagi membawa anak-anak usia 9 tahun dan 5 tahun ke tempat umum. Cukuplah bermain di rumah dan membaca buku-buku di rak sampai bosan dan berulang-ulang.
Lama-lama kasihan juga, ya. Mereka butuh bacaan baru. Kalau bisa, jangan sampai bikin kantong kering, tapi berkualitas. Nggak mau asal membelikan buku, saya harus memastikan buku-buku yang mereka baca sesuai dengan usia dan tentunya berisi petualangan menarik yang dapat merangsang imajinasi.
Beruntung, ternyata ada perpustakaan digital gratis untuk anak-anak. Namanya Let's Read!
Unduh Aplikasi Let’s Read dan Bersiaplah Merasakan Petualangan Seru dan Menyenangkan!
Let’s Read merupakan perpustakaan digital gratis untuk anak yang dipersembahkan oleh komunitas literasi dan The Asia Foundation. Menariknya, Let’s Read punya misi membudayakan kegemaran membaca pada anak Indonesia sejak dini, salah satunya melalui pengembangan cerita rakyat yang kaya kearifan lokal.
Meskipun sementara waktu kita hanya bisa berada di rumah, nggak bisa jalan-jalan lagi ke toko buku apalagi traveling keliling dunia, setidaknya dengan membaca, kita bisa mengenalkan budaya daerah lain pada anak-anak. Nggak hanya budaya Indonesia yang begitu beragam dan kaya, tapi juga budaya negara lain yang mungkin belum anak-anak ketahui selama ini.
“Eh, tapi anak-anakku nggak suka membaca. Malah lebih senang main game. Seharian cuma pegang HP, kalau diambil malah nangis.”
Jangan sedih dulu. Tidak ada kata terlambat. Kita bisa memulainya dari sekarang. Saya biasa membacakan cerita sebelum tidur dengan nyaring. Anak-anak dengan senang hati mendengarkan. Karena rutin dibacakan buku terutama sebelum tidur, mereka jadi kecanduan membaca buku sendiri setelah besar.
Kita pun perlu mengenalkan perpustakaan digital kepada anak-anak. Tunjukkan bahwa handphone juga bisa menyajikan buku bacaan menarik buat mereka. Biar nggak asyik main game terus, ya? Tapi, jangan lupa dampingi anak-anak, ya. Yuk, ah lekas unduh aplikasi Let's Read!
Asyiknya Bisa Cetak Buku Kesukaanmu!
Yups! Istimewanya Let’s Read dibanding dengan yang lain, salah satunya karena kita bisa mencetak gratis buku-buku favorit sesuai kebutuhan di website Let's Read. Tapi, bukan untuk diperjualbelikan tentunya.
Karena membaca online kadang tidak bisa kita lakukan setiap saat. Ada saatnya kita butuh membaca buku fisik. Dan Let’s Read benar-benar ngasih kemudahan untuk itu. Anak-anak excited banget begitu tahu buku-buku cerita favorit mereka di Let’s Read bisa dicetak jadi booklet (tinggal di-print).
Saya pikir, ini bisa menjadi solusi juga buat kita sebagai orang tua di masa pandemi seperti sekarang. Dengan begini, kita bisa memenuhi kebutuhan buku bacaan yang terbaik buat anak-anak. Terutama karena mereka mesti di rumah terus selama berbulan-bulan.
Gimana, keseruan petualangan kali ini terasa banget, kan? Padahal, saya baru menceritakan petualangan Rio bersama sang Kakek naik bendi di Bukittinggi. Masih ada banyak cerita menarik lainnya yang bisa kita dapatkan di aplikasi Let’s Read.
Walaupun harus tetap di rumah selama masa pandemi, setidaknya kita bisa mengajak anak-anak tetap berpetualang dan berimajinasi bersama cerita-cerita menarik dari Let’s Read. Yuk, ah kita cari petualangan seru lainnya!
Salam hangat,
keren banget bikin buku sendiri buat buah hati mbak...
ReplyDelete