Dan lagi, meski nggak menyenangkan sebab pandemi berdampak pada banyak hal, tapi jika mau ambil sisi positifnya, waktu kayak sekarang itu anugerah banget. Kapan lagi bisa berlama-lama dengan anak-anak yang selalu di rumah sepanjang hari hingga beberapa bulan lamanya? Nggak bisa mudik memang menyedihkan, tapi sebenarnya bikin kita lebih nyaman menghabiskan Ramadhan dengan khusyu tanpa riweh dengan persiapan mudik. Kamu yang biasa mudik pasti tahu seberapa rempongnya, kan? Apalagi kalau punya balita.
Kalau mau mengeluh, kenapa harus ada corona, mungkin mau sampai kapan pun sifat manusia memang seperti itu. Tanpa corona sekalipun, ada aja yang dikeluhkan. Nggak habis-habis itu ngeluh sampai orang di luar sana udah sampai bulan, kita masih ngeluhin hal yang sama aja :(
Ngomong-ngomong soal nge-baking, kemarin saya sempat membuat Ogura Pandan, lho. Soal bolu-boluan kayak gini sebenarnya saya agak kurang percaya diri bikinnya, tapi karena benar-benar pengen makan bolu lembut, saya coba juga resep ini.
Resep asli ogura ini memakai tiga rasa. Cokelat, vanila, dan moka. Tapi, berhubung saya nggak pernah keluar rumah kecuali ke depan, jadi nggak ada bahan-bahan seberagam itu. Akhirnya pakai bahan yang ada aja. Cuma pakai vanila sama pandan. Pengaruhnya di beda rasanya aja nanti. Lembutnya tetap dapat asal prosesnya dilakukan dengan benar, ya.
Resep ini saya dapatkan dari resep-resep terbaiknya ci Tintin Rayner. Yups! Beliau seorang penulis buku resep juga, resep-resepnya benar-benar menakjubkan, sih. Saya juga punya buku beliau. Jika melihat hasilnya, kayaknya nggak percaya kalau semua itu dibuat dari hasil coba-coba atau belajar otodidak. Kelihatan sempurna banget meski kesempurnaan itu hanya milik Allah, ya :)
Apa bedanya Ogura dengan bolu lainnya? Sama-sama bolu panggang, tapi ogura ini dipanggang dengan sistem Au Bain Marie. Kamu tahu nggak, nih maksudnya? Jangan-jangan saya doang yang nggak paham...kwkwk.
Jadi, sistem Au Bain Marie ini merupakan proses pemanggangan dengan mengalasi loyang utama dengan loyang lain yang telah diisi air setinggi 1 sentimeter. Dengan cara ini, bagian bawahnya nggak gosong gitu dan cake ini jadi super lembut. Atasnya keemasan, tapi bagian bawahnya kayak dikukus.
Daripada berlama-lama, yuk ah cobain resepnya. BTW, saya tulis resep aslinya, ya. Untuk modifikasi dari saya hanya berbeda di pembagian adonan menjadi dua dengan rasa vanila dan pandan. Selebihnya semua sama :)
Bahan A
5 butir kuning telur
1 butir telur utuh
80 gram tepung terigu protein rendah seperti Kunci Biru
80 cc susu (saya pakai santan instan)
60 cc minyak goreng
Bahan B
5 butir putih telur
½ sdt air jeruk nipis
95 gram gula pasir
Tambahan: pasta vanila, moka, dan cokelat (saya pakai pandan dan vanila)
Cara membuat:
- Aduk bahan A dengan wisk sampai rata dan tidak bergerindil.
- Kocok dengan mixer kecepatan tinggi bahan B hingga soft peak mengembang kaku.
- Masukkan bahan B ke dalam bahan A secara bertahap. Bisa 3x dengan spatula. Aduk lipat dan nggak boleh ngaduk pakai otot. Jangan juga diaduk kelamaan atau sampai over mix.
- Bagi adonan menjadi tiga dan masing-masing bagian tambahkan pasta sebanyak 1 sdt.
- Tuang adonan selang seling ke dalam loyang yang telah dialasi kertas roti. Ukuran loyang yang dipakai dalam resep ini yakni 20x20.
- Panaskan oven selama 10 menit sebelum memanggang. Panggang adonan Ogura dengan suhu 160-170’C selama kurang lebih 50 menit atau sesuai oven masing-masing.
- Jangan lupa panggang dengan sistem Au Bain Marie, ya. Setelah matang, angkat dan dinginkan.
Bolu ini sebenarnya lumayan lebih sehat karena nggak pakai pengembang dan bahan sejenis. Jadi, misal bikin sering-sering juga nggak masalah asal nggak sedang diet, ya. Lumayan banget ngobatin rasa kangen makan bolu. Awalnya pengen pergi dan beli di toko kue langganan, tapi kabarnya di sana menjelang lebaran ramai banget*meski pandemi sekalipun. Maju mundur buat pergi dan akhirnya ngeri sendiri...kwkwk. Akhirnya bikin ajalah daripada deg-degan mulu setiap mau keluar rumah.
Di luar sana memang banyak orang sudah jalan-jalan santai bahkan sebelum transisi PSBB seperti sekarang. Tapi, saya termasuk salah satu yang patuh banget nggak pergi-pergi kecuali jalan kaki ke supermarket depan atau belanja sayuran dekat rumah. So, nggak heran kalau selama PSBB di Jakarta akhirnya banyak camilan dibikin di rumah demi ngobatin rasa kangen saya karena nggak bisa beli di luar.
Kalau kamu, apa kue terenak yang pernah dibuat selama pandemi ini?
Salam hangat,
Saya angguk-angguk sejak di kalimat pertama, akhir-akhir ini istri sering banget bikin kue di rumah. sebagian gagal ada juga yang berhasil. Tapi kalau di tanya pasti akan selalu saya jawab, "ENAK". hehehe... you now lah...
ReplyDeleteSisi POSITIF-nya, istri jadi mahir bikin aneka panganan yang lagi hitz di sosial media... sisi NEGATIf-nya berat badan saya jadi nambah tiga kilo karena di cekokin kue MELULU.
Ampunnn... dah... diet--diet--diet..