“Tuhan tidak menjanjikan langit selalu biru, bunga selalu mekar, mentari selalu bersinar. Tapi, kita selalu yakin, akan ada pelangi setelah badai.”
Memasuki bulan kedua masa karantina di rumah aja, gimana perasaan kamu? Saya yang terbiasa melakukan banyak aktivitas di rumah mulai merasakan perbedaan di masa karantina dibanding hari-hari biasa. Mulai jenuh, bosan, sampai nggak tahu mau ngapain. Mau keluar rumah parno, lihat suami bersin aja ngeri.
Padahal, di hari-hari sebelumnya, bersin berkali-kali bukan hal menakutkan. Pergi ke supermarket terdekat nggak perlu seheboh sekarang persiapannya. Tapi, saat ini, kondisinya sangat berbeda. Belum lagi banyak berita mengerikan di laman sosial media berseliweran. Berita kematian tidak diimbangi dengan berita positif lainnya seperti jumlah pasien yang sembuh. Alih-alih mau lebih waspada dengan mengetahui berita terkini soal covid-19, justru mental kita akhirnya diserang rasa panik dan stres berlebihan.
Manusiawi sekali kalau kita merasa khawatir, terutama jika harus beraktivitas di luar rumah karena tuntutan pekerjaan. Tapi, stres dan panik berlebihan justru membuat mental kita tidak sehat bahkan dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Membangun Mindset Positif di Tengah Pandemi
Hampir tiga minggu pertama, suami bisa work from home. Saya pun bisa bernapas lega karena sudah tidak ada lagi anggota keluarga yang diharuskan beraktivitas di luar rumah. Namun, sejak ada PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar, suami harus kembali bekerja.
Sempat panik dan takut. Bahkan sempat nangis dua hari pertama saking parnonya. Hati nggak tenang. Gimana kalau begini dan begitu. Bagaimana kalau dia di sana begini dan apa yang mesti dilakukan kalau itu terjadi? Ah, berandai-andai dan mulai berpikiran negatif. Malah membuat hidup kacau dan nggak karuan.
Kalau dipikir, kenapa kita harus takut berlebihan? Padahal, saya dan suami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kebersihan, tetap waspada dan berhati-hati. Dia pulang kerja langsung mandi dan berganti pakaian. Barang bawaan seperti ransel disemprot disinfectant. Kemeja dan pakaian lainnya pun segera dicuci.
Soal kesehatan, saya pun selalu berusaha memberikan yang terbaik terutama untuk meningkatkan imunitas, misalnya dengan membuatkan jus buah dan sayur secara rutin setiap pagi. Dari kantor, suami juga selalu diberikan vitamin.
Akhirnya, saya berusaha menerima keadaan ini dan berdamai dengan rasa takut yang berlebihan. Bukankah semua hal terjadi atas izin Allah? Ini adalah ujian dan cobaan bagi semua orang. Kita terima, kita ikhlas, kita jalani dengan sabar. Insya Allah, semua kesulitan ini akan berakhir.
Tarik napas dalam dan embuskan, katakan bahwa semua akan baik-baik saja, insya Allah.
5 Aktivitas yang Saya Kerjakan di Masa Karantina
Sebenarnya, tak banyak perbedaan aktivitas antara masa karantina seperti sekarang dengan hari-hari sebelumnya. Tapi, saat pandemi, banyak waktu luang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan positif ketimbang memikirkan ketakutan berlebihan dan lari ke sosial media.
Yups! Nggak ada yang melarang kita main sosial media, tapi, bagi yang kurang pandai menyaring informasi, justru aktivitas sepele ini bisa membuat kita semakin ketakutan. Bayangkan saja, di sosial media kita bisa melihat banyak berita soal covid-19, mulai dari berita kematian, pasien positif covid-19 yang kabur, hingga orang-orang yang bandel nggak mau pakai masker. Kalau masih banyak orang seperti ini, bisa-bisa pandemi nggak kelar-kelar dong? Bayangan kita jadi ngelantur ke mana-mana, kan?
Daripada melihat berita seperti itu, mending kita melakukan kegiatan positif saja di rumah. Beberapa hal yang saya lakukan,
1. Serunya membuat roti bersama anak-anak
Hobi membuat roti sempat terjeda beberapa bulan karena kesibukan saya menulis buku. Waktu rasanya dipenuhi dengan deadline naskah. Akhirnya, bikin roti jadi jarang. Padahal, anak-anak suka banget dibuatkan roti, katanya lebih wangi terutama saat keluar dari oven, lebih lembut, dan lebih asyiknya lagi, mereka bisa membuat bentuk yang disukai.
Saat pandemi, hampir setiap hari saya membuat roti. Mulai dari roti sobek, roti kopi, hingga roti unyil isi sosis. Waktu bersama anak-anak juga terasa lebih berkualitas. Nggak sibuk sendiri-sendiri. Ternyata, manfaat membuat roti di rumah bukan hanya bisa membuat mereka semakin kreatif, tapi juga meningkatkan bonding antara orang tua dengan buah hati.
2. Update blog lebih sering
Horeey! Karena banyak waktu luang, akhirnya saya bisa maksimal mengisi blog lagi. Kenapa, sih harus update blog? Karena buat saya, menulis di blog bukan hanya gaya-gayaan, tapi juga sebagai salah satu cara untuk menyembuhkan luka hati atau self healing. Di mana mungkin orang introvert seperti saya bakalan susah mengeluarkan unek-unek pada orang lain. Tapi, saat menulis, semua ngalir aja dan bikin lega.
Saat karantina seperti sekarang, menulis menjadi salah satu terapi juga untuk melepas kejenuhan dan stres. Nggak usah takut bilang jenuh dan bosan, karena memang itulah kenyataannya. Tapi, bukan berarti kita akan mati dalam kebosanan apalagi sambil mengeluh nggak penting, kan?
Justru dengan menulis, kita bisa membagikan banyak hal positif kepada yang lain, saling support dan berbagi ide menarik seputar aktivitas menyenangkan selama karantina di rumah.
3. Memulai hobi lama yang sempat dilupakan
Kemarin, saya sempat mengeluarkan mesin jahit portable. Rencananya saya mau menjahit masker kain sendiri. Kangen, sudah lama saya tidak menjahit. Padahal, dulunya saya senang membuat barang-barang handmade bermodal mesin jahit ini.
Saat karantina seperti sekarang, saya jadi punya waktu luang untuk memulai hobi lama yang sempat terlupakan. Yups! Akhirnya saya menjahit beberapa masker, baik untuk saya dan juga untuk anak-anak. Hasilnya? Imut dan menggemaskan *meski itu menurut saya sendiri...hihi.
4. Membaca koleksi buku yang menumpuk di lemari
Ngaku suka baca buku, tapi ternyata banyak buku yang belum saya baca...hihi. Saat pandemi, saya berusaha membangun habits biar suka baca buku lagi. Masa karantina seperti sekarang membuat saya jadi punya banyak waktu untuk mengerjakan aktivitas yang mungkin di hari biasa agak susah dikerjakan.
Saya meluangkan waktu selama minimal satu jam untuk membaca buku per hari. Dan hasilnya? Dalam beberapa hari saya mulai ketagihan dengan jadwal membaca yang saya buat tersebut. Ternyata sangat menghibur dan menginspirasi.
5. Menulis buku
Saat pandemi seperti sekarang, toko-toko buku serta penerbit ikut kena dampaknya. Salah satu penerbit yang biasa menerbitkan buku-buku saya pun mulai menunda jadwal terbit dan fokus menjual buku-buku secara online. Kebayang, gimana nasib penulisnya?
Bersyukurnya, saya sebagai penulis masih bisa mengirimkan naskah meski kemungkinan besar akan diterbitkan online untuk sementara waktu. Tapi, buat saya ini menjadi salah satu kabar baik, setidaknya, kami masih bisa menulis lagi, kan?
Saya berharap, penerbit bisa survive di masa pandemi seperti sekarang. Karena itu, kamu yang ngakunya suka membaca buku, please, belilah buku-buku original, bukan bajakan apalagi versi pdf ilegal. Selain sangat merugikan pihak penerbit dan penulis, kamu juga sudah melanggar hukum, lho.
Ternyata Kesibukan Selama Karantina di Rumah Aja Jadi Lumayan Padat!
Meskipun terlihat pengangguran selama masa karantina di rumah aja, faktanya, banyak banget kegiatan yang kita kerjakan setiap harinya. Terutama yang sudah menikah dan punya anak. Sudah tahu, kan kalau anak sekolah diharuskan belajar di rumah? Yups! Jadi guru dadakan dengan aktivitas rumah tangga lainnya rupanya nggak mudah, lho. Dari pagi kita mesti mendampingi anak-anak, padahal urusan dapur aja belum beres...hihi. Ujung-ujungnya kita jadi stres dan capek. Belum lagi kalau anak-anak lagi nggak mood belajar. Masa kita paksakan?
Akhirnya, putar otak supaya mereka gembira selama mengerjakan tugas sekolah. Urusan anak sekolah selesai, tinggal urusan rumah lainnya. Memasak, mencuci, ngepel, eh belum lagi menulis buku dan ngisi blog. Owh, rupanya padat juga kegiatan selama karantina di rumah...haha.
Biar mood kita tetap baik dan jauh dari rasa tertekan selama pandemi, saya berusaha menyenangkan diri sendiri dengan me time. Me time ala saya nggak harus mahal, kok. Cukup mandi setelah beraktivitas dan keramas dengan shampoo terbaik.
Saya berhijab. Pasti nggak mudah merawat rambut yang hampir setiap hari tertutup hijab. Benar, pengap, gampang lepek, dan berkeringat terutama karena saya tinggal di Jakarta yang suhu udaranya lumayan panas. Belum lagi setelah melahirkan, rambut mudah rontok. Benar-benar masalah pelik yang menambah stres.
Perawatan Rambut Bagi Wanita Berhijab
Buat kamu yang berhijab, nggak perlu khawatir soal perawatan rambut. Memang, merawat rambut berhijab sedikit berbeda. Butuh perawatan khusus, misalnya dengan melakukan beberapa hal berikut,
- Sisir dulu rambutmu sebelum keramas
Emangnya ngaruh, ya? Meskipun terdengar sepele dan remeh, tapi nyatanya menyisir rambut terutama dengan wide tooth comb bisa mengurangi kerontokan akibat kebiasaan kita menguncir rambut sebelum memakai hijab. Kita biasa mengikat rambut mirip seperti ekor kuda, kan? Nah, tanpa sadar kita telah meremas rambut dan membuatnya gampang rontok...hiks. Dengan menyisirnya terlebih dulu sebelum keramas, rupanya bisa mengurangi jumlah rambut rontok yang bikin parno, lho.
- Keringkan rambut sebelum menggunakan hijab
Karena buru-buru, kadang kita memaksakan diri memakai hijab saat rambut belum kering sempurna setelah keramas. Selain nantinya akan menimbulkan bau, berhijab saat rambut masih basah juga dapat membuat rambut jadi sensitif dan gampang rusak. Ditambah lagi bikin ketombean. Nggak pengen bermasalah dengan ketombe, kan?
Karena itu, ada baiknya sebelum menggunakan hijab, keringkan rambut dengan pengering rambut suhu paling rendah hingga sedang. Dengan cara ini, kita bisa meminimalisir kerusakan yang terjadi akibat memakai hijab saat rambut masih basah.
- Istirahatkan rambutmu
Saat berada di rumah, tak perlu selalu mengikat rambut setiap waktu. Gerai saja rambutmu dan biarkan ia bernapas lega. Karena rambut pun butuh istirahat, sama seperti kita.
Mengikat rambut juga tak perlu telalu kencang, cukup ikat supaya tidak lepas dan mencuat keluar dari hijab. Karena ikatan terlalu kencang juga bisa merusak rambut sehatmu, lho. Bisa-bisa rambutmu semakin rontok karena cara mengikat rambut yang salah.
- Rutin Mencuci Rambut
Jangan malas-malas keramas, deh. Karena saat berhijab, rambut kita bakalan lebih mudah lepek disebabkan terlalu sering tertutup dan diikat. Supaya rambut tetap terawat, kita perlu keramas dengan rutin, terutama saat pandemi seperti sekarang.
Baru pulang dari supermarket, segera mandi dan keramas, meskipun kita berhijab. Saya pribadi melakukan hal serupa demi menjaga kebersihan, biar nggak parno, jadi usahanya yang maksimal sekalian buat merawat rambut juga.
- Pakai shampoo yang tepat
Yups! Nyari sampo buat perawatan rambut wanita berhijab ibaratnya kayak nyari jodoh, ya? Susah-susah gampang. Dibilang gampang karena mudah saja kita temukan di pasaran. Tapi, susah banget cocoknya.
Saya pribadi menggunakan beberapa produk dari Emeron. Salah satunya Emeron Hijab shampoo untuk perawatan rambut, sebab saya berhijab, karenanya saya butuh shampoo khusus bagi wanita berhijab sekaligus yang bisa mencegah rambut rontok. Dapat dua solusi sekaligus. Mantap, kan?
Emeron Hijab Clean & Fresh
Sama seperti ketika kita mencari skin care, harus nyoba beberapa produk dulu supaya tahu mana yang cocok dan mana yang nggak. Urusan shampoo pun sama, awalnya masih gonta ganti merek, tapi setelah mencoba Emeron Hijab Clean & Fresh, saya pun merasa cocok.
Rambut kita yang ditutupi hijab cenderung mudah sekali lepek, gatal, hingga rontok disebabkan keringat serta suhu udara yang cukup panas. Emeron Hijab Clean & Fresh mengklaim produknya bisa memberikan kesegaran untuk rambut kita yang berhijab sehingga tidak mudah berbau apek.
Emeron Hijab Clean & Fresh ini juga dilengkapi dengan formula cepat kering yang telah disempurnakan dengan teknologi Jepang, dilengkapi juga dengan active profit amino serta diperkaya dengan tea tree oil & mint yang dapat menyegarkan rambut serta melembabkan kulit kepala.
Kenapa mesti Emeron?
Emeron ini sudah ada sejak zaman dulu banget, lho. Diproduksi oleh PT. Lion Wings, Emeron juga telah bersertifikat halal MUI. Setelah Emeron meluncurkan shampoo khusus untuk wanita berhijab, saya pun tertarik mencobanya dan ternyata cocok.
Lebih menarik lagi, harganya sangat terjangkau, mudah kita temukan di supermarket. Nggak salah deh kalau saya pilih Emeron :)
Nggak Cukup Dengan Shampoo? Cobain Perawatan Rambut dengan Emeron Complete Hair Care
Nggak cukup hanya menggunakan shampoo, bagi kita yang berhijab, nggak ada salahnya mencoba perawatan rambut dengan Emeron Complete Hair Care. Biar me time di rumah lebih sempurna seperti saat melakukan perawatan rambut di salon. Eaaa.
Selama di rumah aja, kita pasti bakalan jarang banget pakai hijab. Karena keluar rumah pun jarang, sesekali aja ke tukang sayur dan ke supermarket. Jadi, rambut kita yang biasa tertutup hijab bakalan benar-benar bisa istirahat layaknya bumi kita yang sedang proses memulihkan diri saat pandemi :(
Beberapa produk Emeron Complete Hair Care yang bisa membuatmu lebih happy meski hanya melakukan perawatan di rumah aja,
- Black & Shine, formula active profit amino dan manfaat urang aring bisa memperbaiki dan menutrisi rambutmu yang kusam dengan maksimal.
- Soft & Smooth, formula active profit amino dan khasiat bunga matahari bekerja maksimal menutrisi rambut mulai dari akar hingga ujung, serta dapat membuatnya lembut dan berkilau.
- Damage Care, kandungan nutrisi avocado serta formula active profit amino di dalamnya mampu mengembalikan kesehatan rambut yang rapuh, kering, dan kasar.
Gimana, komplit banget, kan perawatan rambut dari Emeron ini? Meskipun hanya di rumah aja, kita tetap bisa produktif dan melakukan banyak kegiatan positif, termasuk tetap menjaga ‘kewarasan’ mental saat pandemi. Me time nggak harus dengan yang mahal, kok. Perawatan dengan produk-produk dari Emeron juga menjadi salah satu me time ala saya. Kalau mood kita bagus, aktivitas sehari-hari pun akan menyenangkan. Mindset positif pun akan terbentuk dengan sendirinya.
Salam hangat,
Featured image: Photo on Pexels.com
Maskernya cubangeeet mbak ya ampun. Uwww
ReplyDeleteBuatku WFH bikin makin produktif bgt, byk wkt luang yg bisa dimanfaatkan buat hal2 positif. Shampoo kita samaan, tp aku blm pernah coba yg khusus hijab ini
Masa2 pandemi ini memang bisa bikin kita lebih produktif nulis ya mba.
ReplyDeleteInget Emeron inget shampoo jaman saya kecil. Tapi yg skrg sepertinya sudah banyak perubahan ya mba. Jadi kepengen nyoba beli juga.
Yang pertama aku mau komentari rotinya dulu ah yang so menul-menul menggoda itu, hihihi ... Kayaknya enaaak.
ReplyDeleteBanyak banget ya kegiatan yang bisa dilakukan selama di rumah aja. Mulai dari berkarya sampai merawat diri. Aku pun begitu. Bukan untuk siapa-siapa. Untuk diri sendiri aja. Kan merawat tubuh sama dengan mensyukuri anugerah dari-Nya. Yang penting lagi waktu ngaca, rambut terlihat lembut dan halus dan wajah cakep, huehehehe ...
Yuk ah, besok merawat rambut pakai Emeron lagi.
Aku baru tahu koh kalo Emeron tu aelengkap ini produknya.. Harganya juga bersahabat banget. jadi layak buat dicobain lalu sterusnya deh pake Emeron..
ReplyDeletedari 5 cuma 2 yang sama, jadi rajin ngeblog dan bikin masakan baru :D
ReplyDeleteeniwei saya setuju, walau di rumah saja, rambut harus tetap terawat dan harum :)
Berdamai dengan rasa takut. Saya pun kemarin juga melakukan ini, saat pemerintah menganjurkan untuk karantina mandiri. Ada banyak ketakutan yang membuat anxiety muncul. Dan harus segera diredakan.
ReplyDeleteSama Mbak, Aku juga lagi berusaha menuntaskan membaca puluhan buku yang cuma numpuk aja setelah dibeli :D
ReplyDeleteaku tergelitik bagiaan ngaku suka baca, tapi di lemari buku masih pada berplastik. Xixix.. emang masa begini saatnya buat eksekusi membaca buku-buku tersebut ya mbak.
ReplyDeletebanyak banget sebenrnya kegiatan positif yang bisa kita lakukan dirumah ya mba.. tapi kalau urusan bikin roti saya nyerah deh.. hehehe.. etapi untuk urusan perawatan rambut saya sepakat. mumpung dirumah aja waktunya kita bisa puas-puasin rawat rambut. Otomatis momen rambut basah udah harus dihijabin berkurang atau malah ngga ada .. sebab habis perawatan bisa angin-anginan dulu dirumah.. gak buru-buru nyetater motor buat anter anak atau kemana-mana. Hehehe..
ReplyDeletePerasaanku? Aku merasa baik-baik saja mbak. Beberapa hari ini keluar rumah, ngantor setengah hari.
ReplyDeleteWah sebelum PSBB WFH dan di masa PSBB malah suami masuk kerja mbak. Semoga tetap sehat dan semangat ya mbak.
Aku hanya masak saja yang jarang kulakukan meski di masa pandemi ini, anak-anak malah yang suka masak.
ReplyDeleteSalah satu yang menurutku bisa jadi me time itu mandi (termasuk mencuci rambut, yang butuh waktu sendiri). Buatku tuh, mencium aroma wangi dari sabun dan shampoo tuh bisa jadi relaksasi diri.
Wah seru ya Mbak bisa bebikinan roti bareng anak-anak di rumah saya juga jadi mulai baca tumpukan buku yang belum tersentu, bikin kue dan nyobain resep baru, ngecat pintu dan jendela rumah. Hihihi yang belum kesampaian adalah jahitin baju buat si kecil padahal ada mesin jahit
ReplyDeleteKalau kami cocok sama poin 1 dan 2.
ReplyDeleteTapi sedikit beda, kami juga masak tapi lebih update buat vlog di YouTube, hehe.
. semangat ya.
Masya Allah multitalentaa banget mbaak, blogger kece yg jago jahit dan masakk ya mbak 😁😁 sepakat juga mbaak kalau metime ndak perlu mahaal ya, yg sederhana pun juga bikin bahagiaa ❤️
ReplyDeletebener juga mba di rumah malah pekerjaannya malah makin padat ya hahha, akdnag suka bingung mau ngerjain mana dulu, btw ini varian baru dari emeron ya ka, aku belom pernah cobain niy, penasaran mau coba ah siapa tahu cocok di rambut aku
ReplyDeleteDari varian emeron di atas, yang paling wangi yang mana, mba? Kemarin mau coba sampo ini tapi bingung mau pilih varian yang mana.
ReplyDeleteBtw saya masih belum berani untuk membuat kue atau roti sendiri bareng anak-anak. Sepertinya saya perlu menanam mindset dahulu sebelum mencoba membuatnya 😆💗
Makasih, Mbak. Nanti saya kirimin selusin buat ganti-ganti di rumah, yak *bon di belakang...kwkwk.
ReplyDeleteBener sekali, memang jadi banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan positif yaa..
Betul sekali, Mbak...jadi sering update postingan di blog dan kelarin naskah yang belum beres :)
ReplyDeleteMasya Allah..lemparin rotinya sepoton nih, Mbak :D
ReplyDeleteBenar, merawat tubuh merupakan salah satu cara kita bersyukur :)
Bener, Mbak. Harganya terjengkau dan wanginya itu lho mood booster banget
ReplyDeleteBener mba berusaha menerima keadaan ini dan berdamai dengan rasa takut yang berlebihan. Bukankah semua hal terjadi atas izin Allah
ReplyDeleteProduktif banget, MBA Muyassaroh ini. BTW saya tetap wfh mengajar sesuai jadwal meski action online, nyatanya waktu juga tidak banyak. Positive thinking pasrah sama Allah yg buat kita tenang Ya, Mba.
ReplyDeleteMe Time asyik banget tuh. Dapat tips terbaru juga rekomendasi shampoo yang bagus sebelum keramas. Trims infonya, Mba😊
Physical distancing yang sudah berlaku hampir dua bulan ini memang membuat jenuh pun muncul. Untuk mengisi waktu dengan melakukan hal yang disukai dan bernilai positif pun menjadi pengisi waktu yang menyenangkan. Dan iya..meski dirumah aja merawat rambut juga jangan sampai kelewatan
ReplyDeleteSeneng klo baca artikel Mbak e hehe, tuk tambah perbendaraan kata :)
ReplyDeleteSya sejak pandemi, sudah jarang sekali lihat berita di tv maupun internet yg memberitakan covid-19, pokoknya males.
Saat pertama kali pemberitaan covid-19 tiba-tiba tubuh menggigil, tengorokan serak + kadang batuk aiii mungkin imun tubuh menurun karena parno sendiri lihat berita, semoga pandemi ini cepat berlalu dan kita bisa hudup normal.
Lagi asyik baca, eh tetiba ada gambar roti, auto lapar, mana masih siang..hix..hix. bener banget Mbak, semenjak corona aku jadi sering nulis, soalnya gamau kalah sama yg WFH, emak-emak berdaster pun harus ikutan WFH biar kece hehe. Berarti ada hikmahnya ya segala sesuatu, termasuk pandemi ini.
ReplyDeleteMasya allah mbak muyas, serba bisa dan produktif banget selama di rumah. Perempuan tangguh
ReplyDeleteShampo emeron. Shampo legend waktu saya masih kecil. Suka belinya sachetan bir irit tapi tetap kualitas terbaik
ReplyDeleteyah aku juga ngerasa banget, pada akhirnya jauh lebih tenang setelah berdamai dengan ketetapan Allah ini.
ReplyDeleterotinya bikin ngiler mba. makin sukses baking yah selama di rumah aja.
and yesss hayu ah beli ebook itu dari Playbook atau platform resmi lainnya. Mudah dan nggak ribet bayarnya. InsyaAllah juga lebih berkah. Bacanya juga enak ngga berisik jadi aman disambi anak pules beres menyusui hihi.
Saya juga lagi proses belajar nulis buku mbak. Hehehe. Blogging juga jadi lebih sering. Beda dulu pas masih normal, kalo udah capek nggak bakal kesentuh tuh laptop buat nulis :')
ReplyDeleteAsal bisa berpikir positif dan neken rasa ngeluh jadi hal bermanfaat, ternyata banyak juga yaa yang bisa dilakukan~
Keren Mbak. Ternyata bisa jahit juga ya. Multitalenta deh. Baking ok, jahit mantap. Maskernya cocok buat anak perempuanku, feminim banget. Kalau sy masa pandemi, bekerja dari rumah. Jadi ini lbh byk waktu utk nulis, alhamdulillah. Waktu yg jarang ditemukan saat kerja dari kantor.
ReplyDeleteNgomongin emeron. Itukan shampoo favorit saya dulu, sejak SD tapi skrg udah enggak pakai lagi krn di .....et sdh enggak sy temukan lagi, eh
Kak Muyass, saya mau incip roti dan gemess ama maskernyaaa. Masya Alloh unnchh ngetzz. Kalau kak Muyass saya yakin tidak akan 'menganggur' di rumah. Saya sangat kagum dngan njenengan, bisa bagi waktu, bikin agenda ini itu, tapi tulisannya juga ciamikk dan istiqomah. Bersyukur saya dipertemukan dg kak Muyass dan Estrilook. Uhibbuki fillah kak. Semangat untuk sll mnginspirasi yaaak~ ^^
ReplyDeleteAku belum pernah coba emeron hijab. Dari dulu pakai yang hijau. Tapi selalu suka deh. Wanginya itu, awet. Nice info Mbak Muyyas. Patut dicoba rangkaian perawatan rambut emeron ini.
ReplyDeleteTerimakasih mbak aku juga sudah sangat terinspirasi dengan adanya chalange jadi banyak membaca banyak nulis dan punya wawasan lebih luas lagi
ReplyDeleteFoto-fotonya cantik. Memang banyak hal positif yang bisa dilakukan agar saat Ramadan ini jadi lebih berkah dan bermanfaat. Bikin kue baru belajar, upload blog tiap hari karena ikut challenge nulis di komunitas blog. Memang berpikir positif itu penting banget biar tetap waras juga. Hehe
ReplyDeleteBetul Mba. Kegiatan selama di rumah tuh sebenernya banyak banget. Asal kita mau kreatif ya? Bahkan bisa jadi waktu 24 jam kurang begitu dijalani. .. hehehe
ReplyDeleteBanyak hal positif dan bermanfaat yang bisa kita lakukan selama di rumah aja
ReplyDeleteAku pun pakai shampe Emeron yang clean n fresh ini
Sukak deh
Anda sungguh multitalent sekali mbaaak. Baking jago, ngejahit jago, nulis buku apalagi. Fotografinya juga. Amazing. Apalah saya yang bikin mendoan aja kadang gagal. 😔
ReplyDeleteBtw, saya juga pakai emeron lho. Saya pakai yang hairfall control
Perawatan memang penting ya mba. Dari ujung rambut sampe ujung kaki. Apalagi perawatan rambut untuk yang berhijab. Harus rutin dilakukan dengan Emeron
ReplyDeleteWah makin produktif aja mbak muyy nih, semua aktivitasnya juga aktivitas produktif ya mbak Muyy, aku yg beluk nyobain samponya nih dan habis ni kayaknya harus beliii
ReplyDeleteAku jualan masker mbak motif lucu2. Hahaha... btw belum nyoba sih. Selalu pilih shampo yg lagi promo. #emak2detected 😅 patut dicoba biar kepala tetep adem disaat pandemi
ReplyDeleteSelama pandemi jadi makin produktif ya Mbak. Serius deh, kalau Mba Muy bikin blogpost tentang baking, jadi sering salfok pengen cobain hehe. Btw, samaan nih shamponya hehe, pake emeron juga
ReplyDeletemba Muyyyyy, masker kainnya dijual tidak haha, aku pengen deh! soalnya gemas dan jarang liat juga yg model gini. Udah lama akutu pengen punya mesin jahit portable kayak gitu, dan pernah pas SMP ikut tata busana, tp ilmu menguap entah kmn wkwk
ReplyDeleteWalaupun merek lama, shampoo ini pastinya pakai formul baru ya. Aku dulu pernah coba shampoo ini, nggak coco karena gatel-gatel... Tapi itu dulu banget...
ReplyDeleteDan sejak itu belum pernah coba lagi sampai sekarang...
Hai mbak, bantu jawab yak.
ReplyDeleteMenurutku semua varian wanginya sama-sama oke. Tapi kemarin aku baru aja pakai rangkaian soft and smooth, wanginya semerbak awet banget. Boleh dicoba tuh mbak hehehe