Beda dengan sekarang yang sudah direncanakan jauh-jauh hari, tapi sayang akhirnya gagal pulang ke kampung halaman. Sedih? Pastinya. Sudah beli tiket pulang pergi, tapi akhirnya harus ditunda mungkin lebih tepatnya.
Andaipun masih diperbolehkan, saya pribadi memilih tidak mudik. Ngapain coba kita mudik, tapi akhirnya sampai sana harus karantina mandiri. Akhirnya sama aja nggak bisa ke mana-mana dan yang paling fatal bisa aja kita bawa si covid-19 ini ke orang tua yang sangat rentan. Nggak, kita nggak boleh egois dan memikirkan diri sendiri. Terutama bagi yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Mending kita lebaran aja di rumah masing-masing asal semua sehat dan selamat.
Mudik di kemudian hari masih bisa dilakukan. Sedangkan keselamatan tak boleh dianggap main-main dan sepele.
Orang Tua Setuju Kita Lebaran di Rumah Masing-masing Dulu
Nggak ada masalah soal ini. Hanya mungkin kami harus menahan rindu lebih lama lagi. Kamu tahu, Ibu selalu menghitung hari kepulangan saya. Bahkan beliau lebih hapal daripada saya yang akan pulang dan melakukan perjalanan. Ini memang bukan hal mudah, tapi demi keselamatan banyak orang, Ibu bilang nggak masalah tahun ini kita lebaran di rumah masing-masing dulu.
Kalau kondisinya sudah membaik, kita bakalan pulang lagi, kok. Kayaknya ini memang melegakan dan nggak jadi beban buat saya pribadi. Jika semua sehat dan selamat, kapan pun setelah pandemik kita bisa saja berkumpul lagi. Benar, kan?
Nggak Pengen Membahayakan Orang
Jangan sampai kita membahayakan keselamatan orang lain. Oke, kita masih sehat dan muda, andai pun kena covid-19, bisa aja hanya sakit ringan. Tapi, bagaimana dengan orang yang punya risiko tinggi?
Nggak boleh membayakan orang lain karena itu sama aja kita sudah dzalim. Bagaimana bisa kita bersenang-senang melakukan perjalanan sambil membahayakan keselamatan orang? Mending di rumah aja dan nggak mudik dulu jika demikian ceritanya.
Jika shalat Jumat saja ditiadakan, apalagi mudik di Hari Raya Idulfitri? Besok-besok kita bisa merencakannya lagi, insya Allah.
Rencana Selama di Rumah
Keadaan anak-anak yang harus sekolah di rumah sudah jauh lebih terbiasa sekarang. Nggak bosan dan nggak suntuk lagi. Ramadan tahun ini mereka bakalan full nggak sekolah. Jadi, enaknya ngapain aja ya selama Ramadan nanti?
- Pengennya tadarus Alquran bareng, shalat tarawih bareng, dan kurangin aktivitas online. Biar lebih fokus aja ibadah dan nemenin anak-anak. Ini baru harapan, ya. Semoga terealisasi.
- Karena bakalan lebaran di rumah, otomatis kita harus siapin kue lebaran dan rencananya bakalan bikin sendiri ajalah sama anak-anak sekalian isi waktu luang. Akhir-akhir ini saya sudah menggulung lengan baju dan turun dapur...kwkwk. Karena mau gimana lagi, penjual makanan bahkan roti saja tidak bisa lewat depan rumah. Akhirnya kalau pengen roti misal, harus pergi ke swalayan terdekat. Itu artinya harus keluar rumah lagi. Oh, no, saya nggak akan pergi-pergi terlalu sering. Mending bikin roti sendiri meski agak capek.
- Sering telepon orang tua. Iya, kabar kita yang jarang terdengar pasti bikin orang tua di kampung halaman panik. Jadi, meski sebentar, saya coba selalu menelepon sambil berkabar.
Tahun ini sangat spesial ya buat kita semua. Karena kita sedang dikasih ujian oleh Allah. Supaya lebih sabar, lebih sadar menjaga kebersihan, lebih dekat dengan keluarga, dan pastinya lebih peka dengan alam dan lingkungan. Meskipun khawatir dan takut, tapi tetap ada banyak hal patut kita syukuri.
Insya Allah, setelah pandemik berakhir, kita akan mudik lagi, ya! Tetap semangat, ya semuanya. Semoga Allah selalu mudahkan rezeki dan urusan kita. Aamiin.
Salam hangat,
Featured image: Photo by Andrienne Andersen on Pexels
Benar, lebih baik tidak memaksakan diri untuk mudik. Daripada keluarga di kampung terkena wabah yang gak kita sadari kita bawa pulang. Diam di rumah lebih baik.
ReplyDeleteAamiin, dan semoga pandemo ini segera usai juga aamiin. Bener deh mbak, mending enggak usah mudik daripada beresiko ke orang rumah dan sampai kampung halaman juga mesti lapor sana-sini, periksa ke layanan kesehatan juga karantina mandiri
ReplyDeletetypo dong aku, pandemi maksudnya :(
ReplyDeleteSemoga walaupun Ramadhan tahun ini tak ada mudik dan tak ada ramai riuh di masjid, ibadah kita tetap khusyuk. Aamiin.
ReplyDeleteSaya pun sedang kangen akut sama nenek. Rencananya tahun ini mau pulang ke kampung halaman orangtua saya, semua sudah siap, eh pandemi datang. Sedih sekali jadinya.
Bener bgt ya mbak, ga usah mudik dl. Tunggu smua aman (Covid 19) kabur dl. Alhamdulillah org tua bisa maklum ya mbak.
ReplyDeleteKalau daku memang ndak mudik, kak Muyass. Selain kampuang nun jauah di mato, memang belum pernah juga sih ke kampung halaman, heheh. Dari lahir stay di Jakarta ae dah 🙈
ReplyDeleteBerjauhan tapi dekat dihati ya?
ReplyDeleteKemarin teman bercerita hanya dadah dadah dari mobil , sementara ibunya di pintu pagar
Karena suaminya kerja di luar kota, takut career dan nulari ibunya
Dan semua dilakukan karena rasa cinta bukan?
Iyap, Mbak..saya juga berpikir demikian..
ReplyDeleteAkhirnya nggak jadi lebaran ya mbak, kan karantinanya aja lebih lama daripada mudiknya...hihi. Jadi, mending di rumah aja.
ReplyDeleteIya, Mbak...aamiin.
ReplyDeleteSemoga segera brakhir ya pandemi ini dan kita bisa segera pulang kampung.
Iya, Mbak. Insya Allah orang tua lebih khawatir kalau sampai kita nekad mudik...
ReplyDeleteOwh gitu..hihi. Jadi santuy aja ya mbak...
ReplyDeleteIya, Mbak. Betul sekali. Semoga orang tua dan kita pun selalu sehat yaa..insya Allah ada waktu terbaik untuk bertemu supaya tidak membahayakan orang lain apalagi orang tua yang memang lebih rentan daripada kita.
ReplyDeleteaku juga gak mudik, dan aku bakal kangen krn aku bakal lebaran hanay berdua dg suami. anak2 kerja dil uar kota, yg bungsu sih ikut ibuku . yang kawatir anakku yg sulung di bsd, kebayang kalau lebaran dia mau car makan dimana??? kepikiran banget. rencana mau kriim makanan yg awet
ReplyDeleteDiriku pengen juga ngerasain mudik, tapi mudik ke mana? Ke rumah ortu sama mertua tinggal jalan aja. Hihi ... alhamdulillah kalau kangen mereka tinggal jalan aja ke rumah.
ReplyDeleteMemang sekarang situasinya lagi pandemi karena Covid-19, tapi masih ada aja sih yang mudik. Tidak semua orang punya pemikiran dan kesadaran tentang ini.
Dulu sebelum mamer meninggal, kita sering ikut mudik ke kampung suami sama mamer mengunjungi keluarga di kampung. Setelah mamer meninggal jadinya kita sering kumpul di Medan di rumah adik ayah suami. Jadinya mereka yang gak datang ke Medan. Biasanya suasana ramai, tapi tahun ini pada gak mudik mereka..
ReplyDeleteSaya juga rencana mau pulkam ke Papua ramadan ini biar bisa lebaran bareng ortu di sana tapi qadarullaah karena kondisi saat ini tak memungkinkan jadi ya sudahlah. In syaa Allaah masih ada kesempatan di lain waktu yang penting sekarang memang kita harus bantu usaha pemerintah untuk mencegah meluasnya COVID 19 salah satunya ya seperti yang Mbak bahas ini. Tidak usah mudik dulu.
ReplyDeleteToss..lebaran di Jakarta aja kita demi keselamatan bersama. Dan meski enggak mudik bisa kita isi waktu dengan berkualitas bersama keluarga, Enggak apa-apa, Nanti Kita Mudik Kalau Corona Pergi (NKMKCP) hihihi
ReplyDeletebener banget tuh, kalau tetap egois paksain diri mudik tuh mah keterlaluan banget. Lagian, kalau mudik juga bakalan di rumah aja, pake acara karantina mandiri segala, yg ada malah makin repotin ortu, hikss.
ReplyDeleteSemoga kita semua diberi kesehatan, Aamiin.
tim nggak mudik hadiiir... sedih bgt ya tahun ini, pertama kali seumur hidup ngga mudik lebaran :( .. sejak kasus positif covid-19 pertama diumumkan, aku udh feeling kayanya gak bakal bisa mudik, eh ternyata bener hufff.
ReplyDelete-Traveler Paruh Waktu