Sebagai seorang penulis, jujur saya suka dengan program semacam ini. Kenapa? Karena waktu dulu mengenyam pendidikan di pesantren, saya paling senang jika ada penulis datang ke pondok pesantren dan sharing soal dunia kepenulisan. Bayangkan saja, zaman dulu mau jadi penulis sama sekali nggak tahu mau lewat mana. Beda dengan sekarang, mau ikut kelas online ada, mau ikut seminar ada, mau cari informasi di internet sangat mudah. Sangat berbeda dengan zaman saya dulu yang impiannya ada, tapi nggak tahu jalannya harus lewat mana...haha.
Dulu, waktu saya masih SMA (di pesantren saya masuk Madrasah Aliyah), ada beberapa penulis dari Yogyakarta yang datang ke pesantren dan sharing. Mereka hanya berdua. Keduanya juga berasal dari pesantren. Yups! Novel-novel mereka dulu tentang dunia pesantren plus jatuh cintanya pula.
Saya ingat beberapa di antaranya adalah Love in Pesantren (Shacree M Daroini), Pangeran Bersarung (Mahbub Jamaludin), dll. Nah, kedua penulis inilah yang datang waktu itu. Setelah sharing, mereka meminta kami mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang terpilih bakalan dikasih hadiah novel. Wow banget, kan? Apalagi buat saya yang dulu nggak punya uang untuk membeli buku...haha.
Sayangnya, karena saya terlalu pemalu, introvert yang suka pengen pingsan tiap pegang mik, akhirnya pertanyaan yang sudah saya tulis dibacakan oleh salah satu teman kelas. Dan voila! Pertanyaan saya terpilih untuk mendapatkan hadiah sebuah novel dong. Tapi, novel itu nggak pernah jadi milik saya...kwkwk. Karena teman saya merasa dia dong yang berhak dapat. Kan, dia yang capek keluarin suaranya buat ajuin pertanyaan. Gubrak! :D
Akhirnya Mbak Muyass abegeh hanya bisa mengelus dada karena nyesel seumur hidup...kwkwk. Saya nggak tahu kenapa saya terlahir seperti ini. Mungkin karena itulah saya lebih banyak menulis di buku harian sejak SMP. Nggak banyak teman, beberapa aja yang akrab, selebihnya sekadar kenal dan say hello aja waktu ketemu.
Ngaji Literasi, Berdakwah Melalui Tulisan
Kembali lagi soal Ngaji Literasi. Demi menghadapi dunia yang seolah tanpa batas, saat ini literasi menjadi salah satu ‘senjata’ penting untuk dimiliki oleh setiap orang, khususnya generasi milenial.
Penerbit Kompas Gramedia berusaha mengambil peran aktif dalam mempersiapkan mereka melalui program NGAJI LITERASI yang memiliki beberapa tujuan,
- Membantu program literasi yang dijalankan oleh pemerintah.
- Menumbuhkan budaya membaca dan menulis di Pesantren.
- Melatih kemampuan soft skill para santri.
Itulah beberapa penjelasan mengenai latar belakang Ngaji Literasi yang saya dapatkan dari salah satu editor Quanta. Waktu itu tanpa sengaja kami ngobrol soal Ngaji Literasi dan saya akhirnya bertanya bagaimana cara pesantren mengadakan kerja sama semacam ini? Maka dapatlah saya beberapa informasinya yang saat ini saya coba tulis kembali dalam postingan ini.
View this post on Instagram
Beberapa Penerbit yang Terlibat Dalam Ngaji Literasi
Teman-teman pasti bertanya, kira-kira penerbit mana saja yang terlibat dalam program keren ini, kan? Beberapa di antara yang saya tahu adalah,
- Elex Media Komputindo
Berdiri sejak tahun 1985, Elex Media Komputindo menerbitkan kurang lebih 2.200 judul setiap tahunnya. Mulai dari buku fiksi, non-fiksi, juga non-books.
- Quanta dan Laiqa
Quanta merupakan imprint yang menerbitkan buku non-fiksi islami. Mulai dari motivasi untuk remaja, fikih, buku anak islami (Quanta Kids), sampai parenting islami.
Sedangkan Laiqa merupakan lini di bawah redaksi novel Elex Media Komputindo yang menerbitkan novel bernuansa islami (fiksi).
Saya sendiri sudah menerbitkan beberapa buku di Quanta, Quanta Kids, serta Elex Kids. Selama menerbitkan buku di Elex Media, saya merasa kerja sama terjalin sangat baik. Editornya pun ramah, akhirnya bikin happy tiap mau nulis buku.
Variasi Program Ngaji Literasi
Mbak, Mbak...Apa saja program yang ditawarkan oleh Ngaji Literasi ini? Di sana ada beberapa penjelasan yang menguraikan beberapa variasi program Ngaji Literasi seperti,
- Workshop atau Talkshow
Kegiatan ini merupakan pelatihan menulis atau talkshow terkait tema yang diminta pihak pesantren dengan menghadirkan praktisi (penulis).
- Bicara Buku
Kegiatan ini merupakan kegiatan bedah buku pilihan Quanta dengan menghadirkan penulis.
- Bazar Buku
Kegiatan bazar buku-buku pilihan Quanta dan Laiqa untuk meramaikan acara.
- Co-Publishing
Kerja sama pihak pesantren dengan Quanta untuk menerbitkan karya dalam bentuk buku.
Selain itu, saat melihat beberapa video mengenai Ngaji Literasi ini, ada juga Editor’s Clinic gitu. Buat yang suka nulis pasti seneng banget bisa duduk menjadi salah satu orang yang di-review tulisannya.
Di sini juga disebutkan beberapa penulis keren yang bisa mengisi acara, salah satunya Ahmad Fuadi, penulis novel best seller ‘Negeri 5 Menara’. Pengen banget ketemu langsung...huaa...haha. Impian emak-emak yang belum kesampaian. Semoga suatu saat bisa bertemu pas ngisi acara bareng... *gubrak :D
Skema Kerja Sama
Saya hanya menuliskan kembali yang sudah saya dapat dari penerbit kemarin, siapa tahu ini bisa membantu teman-teman yang ingin mengadakan acara serupa di pesantrennya. Jika ada yang butuh kontak, bisa langsung menghubungi pihak Quanta (bisa lewat akun Instagram).
Berikut skema kerja sama yang disebutkan,
Dari pihak pesantren
- Menyiapkan tempat untuk acara.
- Menyiapkan tempat untuk bazar.
- Menyediakan peserta acara.
- Pihak pesantren sebagai pelaksana teknis acara.
- Menyediakan meja dan space untuk display buku dan booksigning.
Dari pihak penerbit
- Menyediakan pembicara.
- Menyiapkan bazar buku.
- Menyediakan backdrop dan banner acara.
- Menyiapkan doorprize.
Lantas, program Ngaji Literasi sebenarnya bertujuan untuk apa?
Untuk pihak pesantren
- Membantu program literasi yang dicanangkan oleh pemerintah.
- Memupuk bibit-bibit unggul penulis dari kalangan santri dan asatidz.
- Menumbuhkan budaya baca dan menulis di pesantren.
- Melatih kemampuan softskill para santri.
Untuk pihak penerbit
- Mensosialisasikan dunia kepenulisan dan penerbitan kepada para santri.
- Mendapatkan naskah/penulis yang berkualitas dan potensial.
- Mendapatkan media branding dan promosi di pesantren-pesantren.
- Menjalin kerja sama yang saling menguntungkan antar kedua belah pihak.
Andai Sejak Dulu Ada Ngaji Literasi
Teman-teman yang senang menulis pasti seru banget membayangkan program semacam ini. Begitu juga saya. Waktu lihat video beberapa program yang sudah berjalan di beberapa pesantren, rasanya pengen banget program ini diadakan di pesantren saat dulu saya masih mengenyam pendidikan. Jadi, pengen duduk lagi di aula untuk mendengar sharing dari para penulis sambil tak lupa membayangkan impian sekian tahun ke depan.
Sayangnya, hari ini dan kemarin selalu berbeda, selalu berganti, dan selalu berubah. Banyak yang bisa dibayangkan, tetapi tidak bisa direalisasikan. Kira-kira itulah gambaran sekarang. Sedih waktu tahu mading di pesantren saya dulu (yang jumlahnya banyak), sekarang hanya tersisa satu. Minat membaca serta menulis mungkin juga tak sebaik dulu. Karenanya, adanya program seperti bisa sangat membantu menumbuhkan budaya menulis dan membaca yang sebelumnya sempat surut.
Semoga program ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh teman-teman yang ingin memajukan pesantrennya lewat dunia literasi. Karena, santri pasti bisa membagikan banyak hal, mengolah ide menjadi lebih unik dan berfaedah tentunya. Yuk, ah tetap semangat menulisnya. Sama seperti pengarang kitab kuning zaman dulu, para ulama itu juga menulis. Tanpa pamrih hingga bisa kita pelajari sampai sekarang. Nggak mengharap royalti ataupun yang lain. Hanya berharap ilmunya berkah dan bermanfaat. Maka seperti itulah seharusnya seorang santri saat berniat menggoreskan penanya demi mengabadikan sejarah :)
Salam hangat,
Featured image: Photo by Fotografierende on Pexels
Kok aku pengen ya mbak. Sayang, ku bukan anak pesantren. Wkwkwk..
ReplyDeleteAndai ada ngaji literasi yang untuk umum gitu. Trus yang ngadain tetep Quanta. Kan asyik ya.
keren nih acara
ReplyDeleteWah, mantap nih acaranya Mba? Saya pernah diundang ke beberapa pesantren, tapi bukan untuk workshop penulisn, tapi diminta ngaji soal blogging hehe...
ReplyDeleteOh iya, beberapa jenis kegiatan yang mba tulis di atas, bisa saya jadikan referensi buat Taman Baca Masyarakat (TBM) di desa saya. Makasih atas sharingnya Mba?
Salam...
Sama-sama,
ReplyDeleteIya, Mbak..sayang zaman dulu belum ada program sekeren ini, yaa...
Bener, Mbak...semoga ke depannya nggak terbatas hanya untuk kalangan pesantren aja yaa...
ReplyDeleteIyaps, Bun :)
ReplyDeleteWah, masya Allah keren dong bisa sharing soal blogging..
ReplyDeleteSama-sama, semoga TBM di sana semakin maju yaa...:)
Disaya belum ada yg bginian coba kalo ada manfaat banget kayanya ya.
ReplyDeleteSenang jika ada kepedulian litaerasi begini baik dari pesantren maupun penerbit. Keduanya diuntungkan dan yang utama santri yang mengikuti Ngaji Literasi mendapatkan manfaatnya. Terutama yang tipe keder pegang mik kayak Mbak Muyass..eh, saya ding
ReplyDeleteDan ternyata bisa di semua pesantren ya..tinggal mengajukan saja .
Keren ini, karena acaranya komplit juga!
Memang bagus jika penerbit mau turun ke lapangan jemput bola mengajarkan kepenulisan kepada anak-anak sekolah. Membuat anak mau menulis, akan memaksa mereka untuk membaca, terutama membaca banyak tulisan. Membaca mencegah mereka menjadi cupet, karena pikiran mereka jadi terbuka. Apalagi jika anak-anak ini bersekolah di institusi homogen yang tertutup.
ReplyDeleteInformasi bagus Mbak. Saya saved. Semoga ada pesantren di Cianjur ini yang bisa mengadakan ngaji literasi. Saya sendiri sedih menyaksikan generasi sekarang tekun ke gadget dan tidak tertarik sama sekali dengan buku bacaan ...
ReplyDeleteDengan adanya acara seperti ini, maka literasi Indonesia akan semakin membaik.
ReplyDeleteSemoga acara seperti ini jg ada di lingkup sekolah lain.
Wahh kak hana memang sosok perempuan peduli literasi yang milenial. Bacanya aku sampai takjub. Detai sekali. Keren 👍👍
ReplyDeleteKemajuan banget nih, sudah ada literasi ngaji, jadi sangat berguna untuk para pesantren
ReplyDeleteProgram-program keren semacam ini semoga bisa lebih banyak lagi, mengingat Indonesia sendiri minat bacanya termasuk rendah. Dengan kegiatan seperti ini harapannya semoga semakin banyak generasi yang melek literasi
ReplyDeleteHebat banget pesantren ya? Selalu bikin inovasi baru
ReplyDeleteAndaikan dekat pingin banget gabung
Di daerah lain ada program ngaji liteasi ngga?
Jadi Bermanfaat bnget y mba pnasaran Juga aku mau gabung ngaji literasi kupuikir Hanya Alquran YG diprlajari Ada bedah bukunya Juga masyaAllah keren, mudah2an berjalan trus Program nya
ReplyDeleteNice banget ya mba, ada kegiatan seperti ini, keren sih, semoga bisa digaungkan dimana-mana jadi ngaji literasi ini lebih bisa luas manfaatnya untuk masyarakat luas mba
ReplyDeleteSaya tergelitik dengan temanya: menulis itu ternyata gampang. Berasa tersentil karena sering kebanyakan alasan dan nggak konsisten dalam menulis.
ReplyDeleteHarus sering-sering baca artikel begini biar terus termotivasi dan terinspirasi.
terima kasih sudah memberi informasi penerbit apa saja yang masih menerima novel fiksi islami. Aku sedang cari-cari informasinya memang
ReplyDeleteWah keren. nih..semoga banyak yg mengikuti programnya hingga edukasi literasi semakin merata..
ReplyDeleteKl di Aceh ada komunitas surah buku
ReplyDeleteAh keren programnya
Andai ada kesempatan kelak bisa join hehe
Mantap nih ngaji literasi ternyata kegiatan semacam workshop di pesantren ya. Semoga makin banyak kegiatan seperti ini di pesantren atau sekolah juga ya. Penting banget sih belajar literasi bagi anak-anak yang masih remaja, agar tahu kaidah jurnalistik. Karena era digital gini semua orang merasa jadi reporter
ReplyDeleteJadi ini program khusus anak2 di pesantren ya mbak? Sebagai anak dari generasi jadul, kayaknya sampai sekarang pun saya butuh lo workshop semacam ini hahaha. Ada gak sih pelatihan yang diperuntukkan untuk masyarakat umum yang berminat menulis dari penerbit Kompas?
ReplyDeleteKeren ya mbak kalau seluruh pesantren bisa begini. Harusnya sejak dulu ya mbak diadakan ngaji literasi ini. Tapi tak akan ada kata terlambat untuk kebaikan ya kan mbak
ReplyDeleteKeren banget ini programnya, ini berlaku disemua pesantren ga ya mba, jadi pengen masukin anak2 ke pesantren
ReplyDeleteJadi ingat beberapa saat lalu aku membaca petingnya kolaborasi di revolusi industro 4.0
ReplyDeleteAlhamdullillah, penerbit dan pesantren sudah membuktikan hal ini.
Good job!