Ada yang pernah sakit gigi nggak, nih? Pasti sakit banget, ngalah-ngalahin sakit hati, kan? Hihi. Saya pribadi pernah sakit gigi, bagian geraham sempat bolong, tapi itu terjadi saat saya masih SD dulu. Alhamdulillah, itu gigi susu yang kemudian lepas dan berganti. Sekarang, alhamdulillah nggak sampai mengalami sakit gigi lagi.
Tapi, anak saya yang bungsu mengalaminya...hiks. Sedih banget karena sejak awal memang gigi dia agak bermasalah. Ibaratnya rapuh dan keropos gitu. Entah memang kurang dirawat atau memang kondisi gigi dia yang berbeda. Sulung, sampai sebesar sekarang (9 tahun), masih bagus giginya. Baru kemarin malah tanggal dua gigi*telat banget, ya? Hihi.
Awalnya gigi si bungsu nggak seburuk sekarang. Bagian geraham yang seharusnya paling dijaga malah sudah bolong kemarin. Padahal sebelumnya hanya tampak warna kecokelatan sedikit. Tiba-tiba aja sudah hilang, Gaes. Akhirnya dia merasa ngilu, sempat malam-malam nangis katanya sakit. Sedih banget. Kemudian dia nyeletuk, “Kenapa gigi adek nggak bunda jaga dari dulu.”
Hati emaknya menjerit...huhu. Kenapa gigi dia bisa seperti itu, sedangkan si kakak bagus-bagus aja? Apa memang benar karena saya kurang menjaga? Perasaan, kok sama aja gitu. Daripada galau terus, besoknya langsung saya ajak ke dokter gigi.
Jangan Menakuti Anak Saat ke Dokter
Awalnya, si bungsu nangis, nggak berani. Tapi, saya katakan bahwa giginya akan semakin buruk kalau dibiarkan, apalagi kalau terganggu waktu makan. Kan, nggak enak banget. Akhirnya dia tenang.
Tapi, kakaknya iseng banget dong. Pake bilang gigi adeknya bakalan dibor. Lha, adek bayangannya bor milik ayahnya yang lengkap satu box...kwkwk. Nangislah dia. Ya Allah, ujian banget mau ngajakin ke dokter gigi. Saya terus menenangkan, insya Allah nggak akan sesakit seperti waktu dia sunat, kok :D
Intinya, janganlah anak ditakut-takuti atau diancam bahwa pergi ke dokter itu serem, disuntik segala. Kita suka menjadikan ini sebagai ancaman ketika anak-anak begitu ‘lincah’ acak-acak rumah...haha. Nanti kita sendiri yang rugi karena mereka akan teringat ancaman itu terus menerus. Nggak banget, kan?
Nonton Video Anak Periksa Gigi
Saya ingat, pernah ada seorang teman yang share video anaknya yang sedang periksa gigi, anaknya seusia anak saya. Anteng banget meski sedang ada tindakan. Si bungsu yang memerhatikan langsung merenung, ternyata ke dokter gigi nggak seseram yang dibayangkannya selama ini.
Saya katakan, “Tuh, nggak nangis, kan? Artinya dia nggak kesakitan sama sekali. Andai nanti kamu merasa sakit, langsung bilang ya sama dokternya biar diberikan obat.”
Cara sederhana seperti ini ternyata lumayan ngena ke dia. Setelahnya, dia jadi lebih berani, mau berangkat sempat agak takut lagi dan menolak, tapi kami akhirnya tetap berangkat tanpa drama.
Periksa Gigi Ternyata Nggak Menyeramkan
Kita nunggu antrean lamaa banget. Sampai si sulung ngantuk, sudah baca buku cerita emaknya yang baru terbit*bermaksud promosi banget...haha, sampai hatam, sampai kelar, masih belum tiba juga atreannya...kwkwk. Memang hampir semua pasien pasti ada tindakan, entah menambal, mencabut, dll.
Tiba giliran di adek, saya bilang, jangan lupa baca basmalah. Dia santai banget dong. Masih nyanyi-nyanyi menuju ruang dokter. Sampai di dalam, dia langsung mau duduk sendiri tanpa dipangku. Otomatis juga langsung buka mulut nggak banyak komentar.
Masya Allah, nggak hanya dokternya yang takjub, saya aja heran kenapa dia sudah berani? Dokter kira dia sudah biasa mengunjungin dokter gigi, nyatanya baru pertama kali. Tindakan menambal gigi pun jadi cepat karena dia anteng dan nggak banyak drama selama diperiksa. Alhamdulillah, giginya sudah ditambal dan kita pulang dengan happy!
Saya ini termasuk orang tua yang jaraang banget ngajak anak-anak ke dokter kalau nggak terpaksa. Seperti sekarang, karena memang harus, barulah saya pergi. Tapi, anak-anak sudah lebih mengerti kalau ke dokter itu nggak menakutkan, kecuali paska sunat dulu, ya. Bungsu sempat agak trauma ketemu dokter, ngerasa bakal diapain...hihi.
Gimana pengalaman kamu ngajakin anak ke dokter?
Salam hangat,
Featured image: Photo by Pixabay on Pexels
Comments