Kenapa tidak mungkin? Jika yang lain bisa menyelesaikannya, kamu pun pasti bisa menaklukkan itu. Kuncinya nggak ada yang lain selain lebih gigih dan disiplin. Jika kamu kurang bersemangat melakukannya sendiri, ikutan SMB atau Sebulan Menulis Buku bersama Estrilook Community, yuk! *Please ini bukan promo...kwkwk.
Di luar dugaan, ada lumayan banyak peserta yang akhirnya berhasil menyelesaikan bukunya pada SMB batch 1, lho. Sebulan Menulis Buku saya adakan demi mewujudkan impian teman-teman yang pengen bikin buku solo, tapi nggak tahu cara melakukannya atau butuh ditantang dulu baru memulai. Setelah SMB berlangsung, ada yang naskahnya sudah dipinang oleh penerbit. Betapa menyenangkan mendengar kabar gembira itu, Gaes.
Enaknya bisa gabung komunitas menulis, selain kita bisa banyak berdiskusi *meskipun faktanya lebih banyak bercandanya...kwkwk, tapi setidaknya kita bisa menjaga semangat menulis supaya nggak patah di tengah jalan. Sebulan Menulis Buku bukan kelas menulis online berbayar, saya buka free buat teman-teman yang memang membutuhkan. Kita bisa berdiskusi dengan editor salah satu penerbit secara langsung, dan setiap bulan ada tema-tema buku yang dibuat untuk kemudian dipilih oleh para penulis jika hendak mengajukan naskah lewat agensi.
Dan nggak ada yang melarang kamu mengirimkan naskah secara mandiri, bahkan saya katakan bahwa kita memang harus bisa melakukannya sendiri. Jangan melulu bergantung pada orang lain. Sesekali grup ini diisi sharing dari beberapa penulis yang secara suka rela mau berbagi ilmu dan kisahnya pada anggota grup.
Lantas apa Hubungannya dengan Kebiasaa Baik ‘Sebulan Dua Buku’?
Yups! Sebulan Dua Buku lahir dari komunitas Jago Nulis Buku yang sebelumnya merupakan grup SMB juga. Ide ini terlintas atas dasar kebutuhan membaca yang semakin menurun, sedangkan sebagai penulis kita benar-benar membutuhkannya.
Biar nggak malas membaca, saya pikir kita harus adakan semacam tantangan supaya teman-teman bersemangat melakukannya. Hampir semua orang suka banget kalau ditantang, beda dengan ketika melakukannya sendirian.
Akhirnya, lahirlah Sebulan Dua Buku yang berarti dalam sebulan kita mesti menuntaskan membaca minimal dua buku kemudian me-review-nya di blog masing-masing. Ide sederhana ini kemudian saya harapkan bisa menjadi kebiasaan baik yang dapat terus dijalankan.
Setiap peserta nantinya harus setor review buku yang dibaca di grup FB Estrilook Community, Gaes. Peserta lain diharapkan bisa saling berkomentar di blog yang lain supaya bisa saling menyemangati. Sesederhana itu, kok.
Menulis Tidak Lepas dari Aktivitas Membaca
Menulis nggak akan pernah lepas dari aktivitas membaca. Kalau mau jadi penulis dan terhindar dari writer’s block, ya banyak-banyakin membaca dan teruslah menulis. Diam-diam kebiasaan baik ini akan meningkatkan keterampilan menulis kita secara tidak langsung. Tahu-tahu kamu udah jago aja menulis dan enak banget dibaca.
Jadi, saya pikir, kegiatan membaca akan terus saling berhubungan dengan aktivitas menulis. Nggak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang-orang yang gila baca biasanya nggak akan kesulitan mencari referensi saat akan menulis. Karena semua yang dibutuhkan sudah ada di kepalanya, Gaes.
Kalau sudah begini, apakah kita mau jadi pemalas lagi?
Membudayakan Membaca Buku di Mana pun dan Kapan pun
Jangan kira mereka yang selalu melihat ponsel dianggap nggak suka membaca, bisa jadi yang kelihatan serius melihat ponsel justru sedang membaca buku di perpustakaan digital. Membaca buku di perpustakaan digital memang menjadi salah satu kebiasaan yang mungkin mulai digemari karena kita nggak perlu mahal-mahal beli buku secara langsung.
Meski begitu, ketertarikan pada buku-buku fisik akan terus terjaga, karena kalau saya pribadi, nggak akan buka perpustakaan digital kecuali terpaksa. Kalau masih ada buku fisik, mending baca buku fisik. Terutama karena baca buku digital cukup melelahkan mata minus ini, Gaes. Dan lagi, buku fisik tetap paling menarik sampai kapan pun. Entah cover-nya, aromanya terutama kalau masih baru. Duh, asal bukan tungau debunya aja, ya...haha.
Nah, yang perlu dipikirkan, mau buku digital atau fisik, penting kita tetap membaca di mana pun dan kapan pun. Sebab, di zaman modern seperti sekarang, kebiasaan membaca sudah digeser oleh keberadaan sosial media di smartphone canggih. Iya, kan?
Baru baca buku beberapa halaman sudah ngantuk, giliran buka sosial media, asyiknya nggak ketulungan *ini sih saya...kwkwk. Dan akhirnya kebiasaan membaca semakin memudar dari waktu ke waktu.
Kebiasaan baik yang berusaha saya bangun sebenarnya berawal dari kebutuhan pribadi. Saya ingin lebih banyak buku dihabiskan, dan ternyata teman-teman menyambutnya dengan baik. Saya harap, kebiasaan baik ini bisa teman-teman lanjutkan sampai kapan pun.
Jika menulis adalah aktivitas yang tidak mungkin kita tinggalkan saking cintanya, maka membaca pun seharusnya punya porsi yang sama menempati ruang yang sama dalam hidup kita. Karena sejatinya kita akan mendapatkan ide baru setelah kita membaca. Semakin banyak membaca semakin mudah pula kita mengekskusi naskah buku yang sedang ditulis. Benar, kan?
So, Gaes, mari kita mulai kebiasaan baik ini pada awal tahun 2020. Jangan terlalu memusingkan target yang kemarin belum tercapai. Yuk, ah kita mulai lagi hal-hal baik di awal tahun dengan harapan akan ada hal-hal baik lain yang ikut berdatangan dalam hidup kita, insya Allah.
Salam hangat,
Featured image: Photo by Element5 Digital on Pexels
Auto nyari apa itu Estrilook Community dong... :D
ReplyDeleteKeren banget programnya. Jadi inget pernah ada studium generale tentang satu guru satu buku (sagusabu). Bikin orang jadi produktif nulis.
Kalo bagi saya yang punya perjalanan 2 jam sekali jalan, saya pake terus waktu perjalanannya buat baca. Alhamdulillah dikit-dikit tetep baca
Jadi penasaran sama Estrillo Community dooong. Sayangnya buat perempuan kayaknya yaa :(
ReplyDeleteAku lagi mencoba istiqomah baca buku juga. Tapi berat sekali untuk menulis reviewnya
Nggak juga. Ada laki-lakinya tapi hanya sedikit..hehe.
ReplyDelete