Tapi, semakin ke sini semakin banyak saja yang menyelenggarakan kelas online. Nggak masalah, sih. Tapi, yang bikin gemas kalau kelasnya udah berbayar, tetapi nggak profesional. Misalnya materinya sekadarnya aja. Sharing umum yang dikemas dengan menarik seolah-olah bakalan dapat ilmu yang nggak bisa dicari di Google, tapi ketika masuk, ya Allah materinya hanya sekadarnya saja, bahkan yang di Google jauh lebih lengkap bisa kita dapatkan.
Semua orang memang berhak berbisnis, tetapi saya pribadi sedikit risih dengan cara seperti itu. Mungkin pendapat kita berbeda, ya? Tapi, saya punya alasan juga kenapa bisa mengatakan demikian.
- Tidak Semua Orang Punya Uang
Mengerti kemampuan ekonomi setiap orang itu berbeda, sebaiknya kita jangan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Mentang-mentang temanya oke, lalu dibuatlah kelas berbayar. Kelas online diminati banyak orang karena dianggap sangat mudah diiikuti. Sehingga, dengan materi menarik, siapa pun akan tertarik dan ikutan.
Tapi, ketika sudah masuk kelas, ternyata materinya hanya begitu aja? Nggak detail, nggak ngajarin yang benar-benar dibutuhkan seperti bayangan kebanyakan orang. Dan akhirnya banyak yang kecewa meski dalam diam.
Hal semacam ini sudah berulang terjadi, baik saya alami pribadi atau cerita dari teman-teman langsung. Saya pikir, membuka kelas online sebaiknya dipikirkan masak-masak, apakah layak berbayar atau tidak. Kalau bisa dibagikan free, itu justru lebih baik jika memang merasa materinya kurang sempurna. Paling penting, kan, manfaatnya bisa sampai kepada semua orang. Kalau bicara uang, dibawa beberapa menit ke supermarket aja udah lenyap…kwkwk.
Di sini saya jadi berpikir, bagaimana dengan mereka yang benar-benar niat banget nyisihin uang buat masuk kelas online? Kasihan, bisa aja uang segitu sebenarnya dia butuhkan buat membeli susu anaknya, tetapi karena dia juga butuh bimbingan, akhirnya dipakai untuk masuk kelas online. Saya mungkin tipe orang yang nggak tegaan dan nggak cocok berbisnis seperti ini :(
- Jujur dengan Kualitas Kelas akan Mempengaruhi Pertimbangan Peserta ke Depannya
Kalau materi hanya disampaikan secara umum, ya katakan seperti itu. Jangan dibuat misteri sehingga orang lain berharap lebih. Dan lagi, kalau membuka kelas seperti ini memang harapan di benak kita pasti bakalan dapat ilmu yang di luar pun nggak akan bisa kita cari sendiri. Karena itulah kami ikutan kelas online.
Kalau kelasnya nggak jujur sejak awal dan bikin orang kecewa, ke depannya pasti pertimbangan untuk ikut kelas selanjutnya akan lebih berat. Kita jadi mudah masuk kelas sudah pasti karena tahu kualitas kelasnya kayak apa. Kalau sudah mengecewakan, yakin berikutnya orang akan mikir dua kali buat ikutan.
Kelas-kelas online yang masih ramai sampai sekarang alasannya nggak jauh-jauh dari kualitas kelasnya yang memang bagus. Contohnya kelas menulis dari Indscript yang beberapa kali saya ikuti, Wonderland Family yang punya spesialisasi cerita anak, serta kelas mba Watiek Idio. Semuanya pernah saya ikuti bahkan lebih dari sekali, bahkannya lagi lebih dari dua dan tiga kali…kwkwk. Ngapain ikut sering-sering? Karena saya percaya kelasnya memang bagus. Materinya nggak akan kita dapat di luar dengan mudah. Jadi, meski kadang harus membayar sampai angka juta, tetap saja dikejar sama orang ramai-ramai.
Kalau sejak awal sudah dinilai ‘kurang baik’ di mata orang lain, ke depannya yang rugi tentu penyelenggara kelas itu sendiri.
- Jangan Hanya Mengejar Untung
Saya pernah mengadakan kelas berbayar satu kali, meski beberapa orang minta diadakan kembali, saya menolak. Jujur aja, saya bukan orang yang pandai berbisnis. Jadi, kebanyakan nggak teganya sama orang…kwkwk. Kalau bisa dibuat free, kenapa harus berbayar, sih? Itu yang ada di kepala saya.
Karena nggak semua orang punya uang. Nggak semua orang bisa dapat uang dengan mudah, tetapi banyak orang yang butuh ilmu. Solusinya? Sebanyak-banyaknya kita bantu mereka sebisa kita.
Tapi, kelas gratisan bikin orang nggak serius dan malas. Bener. Nggak jarang memang begitu, tetapi pengalaman selama mengadakan kelas gratis di Estrilook Community, ada juga yang serius menekuninya sampai sekarang. Soal serius atau nggak, itu kembali pada penulis masing-masing. Tapi, bagi kita, tujuan utama untuk memberikan banyak manfaat bukan hanya sekadar keuntungan perlu banget diingat lekat-lekat. Nggak usah khawatir sama mereka yang main-main, Allah menilai niat baik kita. Nggak bakalan tertukar di sisi Allah.
Lalu, apa yang bisa kita pertimbangkan sebelum memutuskan ikutan kelas online terutama kelas menulis baik menulis buku atau kelas-kelas khusus blogger?
Ketahui Rekam Jejak Penyelenggara Kelas Online yang Akan Kamu Ikuti
Misalnya saya mau ikutan kelas online seperti Sekolah Perempuan yang harganya sangat lumayan, saya pasti akan cari tahu dulu, minimal saya bertanya kepada teman-teman sesama penulis yang udah ikutan, gimana materinya, kualitas kelas dan mentornya? Saya mungkin tipe orang yang nggak 'eman' sama uang kalau buat belajar menulis. Kenapa? Karena dulu saya rasakan betul betapa sulitnya belajar sebab keterbatasan biaya dan susah nyari informasi. Ketika saya merasa punya sedikit uang, saya manfaatkan untuk mengejar ketertinggalan saya dulu. Jadinya sering banget ikutan kelas menulis online. Tapi, saya nggak mau sembarangan juga ikutan kelas online, saya benar-benar cari tahu dulu seperti apa perjalanan mereka sebelumnya.
Ketahui Mentor yang Akan Mengisi Kelas Online
Nanti mentor yang bakalan ngisi kelasnya siapa?
Mentornya siapa, sih?
Pertanyaan itu sering banget ditanyakan. Kalau mentornya kenal, udah pasti mudah tertarik apalagi kalau kita tahu sendiri beliau memang mumpuni di bidangnya. Nggak akan ragu deh ikutan kelasnya.
Jadi, sebelum ikutan kelas online, bisalah tanya-tanya rekam jejak calon mentormu juga. Jangan sampai kamu masuk kelas berbayar, kemudian hanya dapat materi umum yang bahkan di Google aja jauh lebih lengkap didapat.
Sesuaikan dengan Kemampuan
Kelas menulis online harganya bermacam-macam. Saya mengikuti dari yang lumayan sekitar 1,5 juta hingga yang seikhlasnya. Harga murah bukan berarti murahan. Meski ingin ikut kelas menulis yang bagus, sebaiknya tetap sesuaikan kemampuan keuangan kita. Nggak sedikit kok yang harganya masuk akal dan kelasnya bagus. Nggak jarang juga yang gratis, tetapi nggak murahan. Pintar-pintar kita saja mencarinya.
Kelas Online Gratis Nggak Berarti Murahan
Saya berani katakan ini karena udah beberapa kali ikutan kelas-kelas free, dan saya juga pernah beberapa kali mengadakan kelas gratis di komunitas Estrilook. Pernah saya ingat ada penulis buku anak favorit saya dan anak-anak mengadakan kelas gratis. Isinya berkuaitas dan beliau sangat terbuka.
Gratis bukan berarti murahan, kok. Jadi, pilah pilih lagi deh kelas online yang akan kamu ikuti sebelum salah memilih.
Saat ini, siapa pun bisa mengadakan kelas online. Dari pengalaman saya dan teman-teman lain yang saling berkisah, nggak semua yang berbayar itu bagus. Ada yang sekadarnya saja, padahal berbayar, lho? Itulah pentingnya bagi kita memilah kembali. Jangan menghamburkan uang sembarangan..hihi. Bagi yang hendak menyelenggarakan kelas online juga sebaiknya menimbang betul apakah harga kelas yang diadakan pantas sesuai dengan kualitas kelasnya? Niat baik akan berbuah baik juga. Percayalah, Allah nggak tidur dan tahu niat baik kita :)
Salam,
Saya salah satu penggemar kelas online Indscript, kelasnya oke2 😆
ReplyDeleteSepakat banget nih, meski aku jarang mengikuti kelas online
ReplyDeleteIyess, saya nungguin kelas yang dipandu sama Mbak Muyass, loh. Hehe ... Meski udah nanya siapa mentornya tapi entahlah, tergantung pribadinya juga. Ada tipe orang yang blow up semua ilmunya, tapi ada juga yang di keep sendiri. Kelas Indscript yang pertama kali saya ikuti tentang bisnis itu bagus, bikin trafic penjualan bisnis online saya naik.
ReplyDeleteMemang banyak pertimbangan, sih, ikut kelas atau training nulis berbayar.
Hihi.. Bener mbak.. Sy pun sudah berulang Kali gabung...
ReplyDelete😅