Di dalam postingan kali ini, saya mau bercerita lebih banyak tentang Diet Kenyang ala Dewi Hughes. Menu-menu yang akan saya posting juga sejalan dengan Diet Kenyang sehingga bisa dicoba bagi teman-teman yang berniat hidup lebih sehat dan bonusnya langsing.
Selama ini, saya aktif mengikuti youtube Dewi Hughes. Awalnya suka dengan energi positif yang beliau salurkan setiap kali bicara, tersenyum, dan menyapa. Semuanya berasa banget bikin kita ikut senyum dan happy. Ternyata, yang seperti ini juga diperlukan ketika kita mengikuti Diet kenyang. Yup! Butuh pikiran positif dan bahagia ketika mengikuti diet ini.
Untuk menjalankan Diet Kenyang, tidak ada hal unik sebenarnya yang perlu dilakukan. Nggak ada yang aneh-aneh. Hanya saja, kalau belum terbiasa, mungkin membuat kita sedikit kaget dan perlu waktu untuk beradaptasi. Tapi, sebelum kita lanjut membahas Diet Kenyang lebih jauh, kita ulas dulu, apa, sih, Diet Kenyang itu?
Apa, sih, Diet Kenyang Itu?
Diet Kenyang pertama kali diperkenalkan oleh Dewi Hughes. Tahu, ‘kan, Dewi Hughes itu siapa? Beliau dulunya adalah seorang presenter televisi yang cukup terkenal. Beliau identik dengan badan gemuk. Berat badannya dulu mencapai 150 kg, lho. Kalau kamu, berapa berat badanmu? Pasti masih di bawah Dewi Hughes, ‘kan?
Dewi Hughes bertubuh gemuk sejak kecil. Beliau makan apa pun yang disukai dan diinginkan tanpa ada yang melarang, tanpa ada yang nge-bully. Hidupnya enak banget, deh. Bahkan hingga dewasa, tidak ada yang mempermasalahkan berat badannya itu. Beliau bahkan bangga bisa gemuk. Gemuk itu cantik, kok.
Tapi, sejak kena saraf kejepit yang membuat pinggangnya sakit, disuntik pereda nyeri hingga ditambah dosis belum hilang, akhirnya beliau sadar akan banyak hal. Terkapar di kamar bikin beliau mikir, Guys. Masa hidupnya akan berakhir sekarang? Masa, sih, nggak ada yang bisa diperbaiki?
Banyak perenungan saat itu. Selengkapnya kamu bisa baca langsung dalam buku beliau. Saya sudah membaca dua bukunya. Dan semuanya inspiratif banget. Singkat cerita, sejak saat itu, Dewi Hughes hanya makan makanan alami atau real food. Beliau membuat jus dengan juicer harga murah dan super berisik. Saya yakin, juicer ini mirip dengan milik saya…hihi.
Kalau pengen ngemil, beliau menyangrai kacang tanah. Ada alasan kenapa beliau tiba-tiba melakukan ini semua, ya (bisa kamu baca di buku beliau). Setelah seminggu hanya konsumsi real food, sakit pingganyang membaik, lho. Bahkan beliau bisa berjalan seperti biasa. Dari situ, Dewi Hughes semakin sadar, ada sesuatu yang patut diperjuangkan. Nggak boleh terus-terusan menyalahkan nasib, “Saya sudah gemuk dari kecil, mustahil bisa kurus.”
Dewi Hughes berhasil mematahkan kalimat itu. Dan saya rasa, kamu juga bisa melakukannya. Apalagi berat badanmu tidak seberapa dibandingkan Dewi Hughes, ‘kan?
Lalu, apa sebenarnya Diet Kenyang itu? Diet Kenyang bisa diartikan kembali pada real food, makanan alami yang tumbuh di bumi dan disinari matahari. Begitu beliau menjelaskan. Kita boleh makan apa aja asalkan termasuk real food. Dan kita boleh makan dalam porsi besar sekalipun asalkan tetap alami. Bahkan kalau lapar tengah malam juga bisa makan. Itulah sebabnya, diet ini disebut Diet Kenyang, Guys. Nama Diet Kenyang sendiri diberikan oleh para followers Dewi Hughes karena merasa nama ini cocok banget dengan pola makan yang diterapkan oleh beliau.
Dan benar, meskipun banyak ngemil dan banyak makan, berat badan saya tetap turun, lho. Ini bahkan terjadi saat saya mudik kemarin. Sering traveling pasti membuat saya susah berhenti ngunyah. Apalagi saat itu baru masuk bulan kedua saya mulai diet. Awal banget. Tapi, karena yang saya makan masih real food, clean food, meski porsinya besar, tetap saja berat badan menyusut, Masya Allah.
Apa Saja Pantangan dalam Diet Kenyang?
Nggak susah-susah, kok. Dalam diet kenyang, kamu sebaiknya menghindari minyak dan makanan yang diolah pakai minyak, contohnya gorengan (biar jelas…kwkwk), gula, nasi (sama sekali nggak boleh makan nasi meskipun itu nasi merah), garam, tepung, dan minuman kemasan termasuk juga yogurt dan susu.
Dalam bukunya, Dewi Hughes bercerita kalau beliau membuat minyak kelapa sendiri untuk dicampur dalam sambal misal. Seingat saya, bukan buat digoreng, ya, Guys. Misal, kamu bikin sambal mentah, setelah itu bisa tuang minyak kelapa sedikit. Dan saya pun sempat membuat minyak kelapa juga dengan penuh perjuangan *kibas gamis.
Saat melihat youtube beliau, saya juga mendapatkan fakta bahwa, kalau nggak terpaksa banget, beliau nggak akan makan makanan yang diolah pakai minyak. Nyari yang dipanggang, maksimal ditumis. Ketika keadaan darurat, misal saat kita traveling ke suatu daerah dan susah nyari makanan tanpa gula garam dan digoreng, minimal kita harus cari yang tetap berbahan real food. Jadi, jangan merepotkan diri sendiri, jangan memaksakan diri sendiri supaya tetap makan clean food, ngerinya malah nanti kelaparan dan akhirnya sakit.
Saya pun demikian saat menjalankan Diet Kenyang. Saat saya traveling atau mudik seperti kemarin, jika memang persiapan seperti buah yang saya bawa sudah habis, saya akan makan menu apa pun, tetapi tetap mencari makanan yang masih jelas alami seperti gado-gado (bisa tanpa bumbu), opor ayam (ambil ayamnya saja), rawon (tetap tanpa nasi), tumis kangkung, atau bisa juga ayam goreng. Carilah yang masih punya bentuk aslinya. Simpelnya begitu.
Sebab, ada saat di mana saya berkunjung ke rumah kerabat dan disuguhkan makanan seperti itu. Mustahil saya jelaskan sedang menghindari ini dan itu. Khawatir juga malah bikin repot yang punya rumah karena takut mereka bingung mau menyuguhkan apa. Setelah itu, saya akan kembali pada pola makan seperti biasanya. Balik ke real food lagi.
Ternyata, dalam perjalanannya, tidak mudah untuk menghadapi pertanyaan bahkan komentar miring yang tertuju pada saya. Meskipun saya berusaha santai, tetap saja kurang nyaman didengar, kesannya orang diet itu hanya buat langsing, bergaya, dan sejenisnya. Padahal, tidak selalu seperti itu.
Sudah kebanyakan uang ya sampai nggak makan nasi? Istrinya si Q nggak makan nasi, makannya buah doang. Badan udah kecil, kok masih diet?
Ya sudah, netizen bebas berkomentar apa pun. Yang jelas, berat badan turun saja sudah impian banyak orang, ditambah qadarallah sekarang jadi lebih fit juga. Apa yang perlu dikeluhkan? Rugi sekali kalau tidak dinikmati, ‘kan?
Diet Sambil Mengelola Pikiran Supaya Tetap Positif
Saya belajar banyak dari Dewi Hughes soal mengelola pikiran. Yang awalnya suka panikan, susah berpikir positif ke depan, yang nggak bisa tenang dan mudah gelisah, Alhamdulillah bisa diatasi dengan lebih mudah.
“Apa yang kita pikirkan terjadi sekarang!”
Dan ada baiknya kita selalu berpikir baik, positif, positif, dan positif. Ini penting sekali dalam Diet Kenyang yang dibarengi dengan hypnoterapi. Lalu, bagaimana supaya kita bisa berpikir positif?
Seperti saat menghindari nasi, ada baiknya pikiran kita diatur dulu supaya tidak panik ketika belum makan nasi. Khawatir magh kambuh atau apa pun itu. Kepanikan berlebihan membuat semuanya berantakan. Dan ketakutanmu benar-benar terjadi saat itu juga. Jadi, sejak awal kamu harus belajar, bahwa orang yang nggak makan nasi pun nggak akan pingsan, kok. Saya baik-baik saja tanpa nasi. Alhamdulillah, qadarallah magh saya juga nggak kambuh meski pagi jarang sarapan. Saya merasa jauh lebih kuat dan bertenaga terutama saat puasa meskipun sahurnya hanya pakai air rendaman kurma saja.
Kita juga harus belajar menyukai rempah-rempah, sayuran, dan buah. Yang bikin kita eneg dan pengen muntah adalah pikiran kita sendiri. Dalam Diet Kenyang, kita harus sering konsumsi buah dan sayuran. Tubuh butuh nutrisi yang cukup. Jika konsumsi buah dan sayur dalam jumlah banyak terasa tidak memungkinkan, kamu bisa mengubahnya menjadi jus. Yess! Dan inilah yang saya konsumsi setiap pagi. Nggak susah, kok, bikinnya. Jangan lupa, tetap gunakan sayur dan buah yang ada di sekitar kita, ya!
Bolehkah Makan Saat Tengah Malam?
Selama ini kita tahu, jika seseorang sedang diet, dianjurkan untuk tidak makan di malam hari. Berbeda dengan Diet Kenyang, namanya juga Diet Kenyang, kalau masih lapar namanya bukan Diet Kenyang, dong. Ketika merasa lapar saat malam hari, dianjurkan untuk makan tanpa perlu menahannya. Tapi, diutamakan makan sayur. Sebaskom, semangkuk, atau berapa pun boleh. Saya pun bebas makan dan ngemil saat malam hari ketika mengikuti Diet Kenyang.
Kalau pagi gimana? Selama mengikuti Diet Kenyang, saya tidak terlalu memusingkan sarapan. Mau makan apa, nih, pagi ini? Nasi uduk? Bubur ayam? Lontong sayur? Eits! Jangan dong, ya…hihi. Menu sarapan saya nggak berat-berat, kok. Kadang rendaman kurma (pakai air panas), biasanya saya konsumsi untuk sahur, sedangkan jika tidak berpuasa, saya lebih sering minum jus buah dan sayuran saja.
Kalau masih lapar dan pengen makan, silakan makan menu apa pun asalkan tetap real food dan clean food, ya. Bisa sayuran rebus, salad sayur, atau potongan buah. Sebenarnya, begini aja udah cukup banget. Balik lagi, pikiran kita juga harus selaras. Kadang, bukan perutnya yang masih lapar, tapi mulut kita yang susah berhenti ngunyah. Benar, ‘kan?
Saya pribadi tidak pernah menahan diri untuk ngemil. Nggak takut ngemil meskipun sedang diet. Jadi, kalau masih pengen makan, saya makan kacang tanah sangrai, saya makan kurma beberapa butir, saya makan buah potong, saya makan granola yang saya buat sendiri. Simpel aja.
Nah, saat siang hari, kamu boleh makan karbohidrat dalam jumlah cukup. Awal menghindari nasi, saya selalu mengonsumsi kentang, ubi, atau singkong sebagai penggantinya. Lama-lama, saya terbiasa makan tanpa karbohidrat. Cukup makan sayuran, tetapi dalam jumlah banyak sesuai kebutuhan.
Memang benar, kalau kita tidak makan nasi, kita jadi bisa mengonsumsi sayuran lebih banyak. Akhirnya tubuh jadi lebih sehat dan terpenuhi kebutuhan nutrisinya. Kenyangnya makan sayur pun nggak bikin begah, lho. Nyaman banget, Masya Allah. Saya bisa makan sepiring penuh sayuran, kadang masih ditambah telur rebus dan tempe kukus.
Karena sebelum Diet Kenyang saya terbiasa dengan pola makan OCD, terlebih bawaan saat bulan Ramadhan kemarin yang hanya makan berat saat buka puasa, akhirnya sehari-hari pun saya jarang makan sampai 3 kali sehari.
Jadi, pagi saat bangun tidur, saya usahakan minum air minimal 300 ml atau satu gelas. Lanjut beraktivitas dan minum jus satu gelas. Sekitar pukul 11 siang, saya mulai konsumsi buah potong dan lanjut makan siang berupa sayuran rebus seperti urap, ditambah protein seperti telur rebus. Saya juga konsumsi infused water setiap hari. Isinya bisa dari buah atau rempah sebanyak 500 ml per hari. Sore dan malam nggak sentuh makanan? Tetap ngemil, tapi sudah tidak makan seperti saat siang hari. Kadang hanya makan beberapa potong buah, kacang tanah sangrai, atau kurma. Selebihnya banyak minum air putih.
Apa nggak lapar hanya makan segitu? Saya merasa cukup dengan apa yang saya konsumsi. Saya juga tidak menahan lapar. Rasa kenyang itu emang bertahan lama. Jika lapar, saya akan makan. Tapi, memang seperti itulah pola makan saya sekarang. Setiap orang pasti akan berbeda, sesuaikan saja dengan kebutuhan masing-masing. Kuncinya cuma satu, makanan yang dikonsumsi harus real food.
Bikin Jus Sebaiknya Pakai Blender atau Juicer?
Bagi yang suka lihat video Dewi Hughes di youtube pasti paham banget kalau beliau suka bikin jus. Yup! Saya pun akhirnya membeli juicer karena sering melihat video beliau. Dan ternyata, memang berguna banget pada akhirnya, Guys.
Bikin jus pakai blender sama juicer itu berbeda hasilnya. Untuk bahan yang tidak terlalu berserat, pakai blender pastilah aman. Tapi, buat bahan berserat dan lebih keras seperti wortel, pasti butuh air banyak ketika menggunakan blender.
Nah, kalau kebanyakan campuran air, otomatis kita kekenyangan air. Apalagi jika kamu nggak suka minum pakai ampasnya, harus saring dulu. Hmm, buat saya, agak merepotkan. Jadi, ada baiknya jika serius ingin mengubah pola makan seperti Diet Kenyang, mending beli juicer. Insya Allah sangat berguna, kok.
Juicer itu bisa menghaluskan berbagai macam jenis buah dan sayur. Pastinya tinggal tekan, kelar. Ampas dan sarinya terpisah. Tidak perlu menambahkan air. Dan harganya kalau yang murah, hampir setara dengan blender, lho. Beda dikit.
Jangan bayangkan jenis juicer yang super mahal hingga jutaan. Kalau ada budget, bolehlah. Tapi, jika belum ada, pakai saja yang murah meriah. Jika belum ada juicer, pakai saja blender kamu di rumah. Itu tetap akan membantu. Jangan merepotkan diri, supaya diet ini tetap berjalan menyenangkan. Kalau nggak punya blender? Kunyah saja buahnya, Guys. Sayurannya bisa direbus atau dibuat salad. Simpel, ‘kan?
Manfaat Ikut Diet Kenyang
Mungkin, awalnya hampir semua orang ikut Diet Kenyang karena alasan ingin menurunkan berat badan. Itu bukan hal mustahil memang, bahkan dalam grup FB yang dikelola oleh Dewi Hughes, banyak anggota DKAH yang berhasil menurunkan berat badan hingga puluhan kilo tanpa usaha berarti. Tidak sedikit juga yang sembuh dari penyakit diabetes yang sudah lumayan parah, bisa hamil, dan banyak kabar baik lainnya.
Ya, cukup benahi saja pola makan, kembali ke yang alami dan sehat. Tapi, selain menurunkan berat badan, ada hal-hal istimewa yang membuat saya tetap ada di garis ini hingga sekarang. Ya, bikin sehat itulah jawabannya.
Masya Allah, ketika kita makan menu yang benar, bukan ‘sampah’, tubuh mampur membenahi dirinya sendiri ketika ada masalah. Sebelum menjalankan Diet Kenyang, hobi saya minum obat pereda nyeri. Serem banget, ya? Soalnya saya nggak tahan sakit. Sering pusing tanpa sebab, jadi larinya selalu ke obat paracetamol.
Sebelum menstruasi, saya juga selalu merasakan nyeri hebat, sampai badan lemas karena rasanya sakit semua, seperti mau melahirkan meski tak separah itu. Sekarang, masuk bulan ketiga saya ikut Diet Kenyang, kembali ke real food, clean food, mau menstruasi sampai nggak ngeh. Tiba-tiba saja sudah datang bulan. Pensiun juga minum jamu kemasan khusus datang bulan untuk meredakan sakit.
Selain itu, saya langganan batuk dan pilek. Kalau anak-anak sakit, saya pasti ketularan. Qadarallah, sekarang, meski nggak pakai masker dan tidur bareng si bungsu yang batuk pilek, saya tetap fit. Allah izinkan saya sehat dengan perantara ikut Diet Kenyang. Dan itu luar biasa membahagiakan.
Kalau ditanya berat badan, sudah turun berapa kilo? Pasti orang banyak penasaran pada poin ini memang…hehe. Sebelum Dulu, berat badan saya 49 kg. Sebelum Diet Kenyang, sebulan saya menjalankan OCD, lanjut Diet Kenyang dua bulan, sekarang masuk bulan ketiga dan berat badan saya sudah 41 kg. Oke, untuk tinggi 148 cm, ini terbilang udah kecil. Idealnya 40, 8 kg. Jadi, sudah sangat cukup. Meskipun kadang ada saja yang nyindir terlalu kurus, saya tetap happy bisa menyentuh angka ini, lho. Ini angka terkecil yang pernah saya dapatkan, Masya Allah.
Ikut Diet Kenyang juga bisa membuat kulit jadi kencang, wajah bersih, jarang jerawatan, insya Allah. Sebab apa? Sebab yang kita makan sehari-hari kebanyakan buah dan sayuran.
Jalani Bertahap dan Tetap Happy!
Diet Kenyang ini super duper menyenangkan. Nggak perlu kamu bikin ribet apalagi sampai suntuk, Guys. Kalau memang sejak awal sudah niat, Insya Allah ke depannya akan sangat mudah, kok.
Hanya saja, ternyata banyak yang nggak betah. Terbukti dari pengalaman teman-teman saya sendiri yang awalnya bersemangat, jalan hari kedua sudah nyerah…hihi. Ya, semua kembali pada pribadi masing-masing. Harus ada keinginan dari diri kita sendiri. Nggak bisa mengandalkan motivasi orang terus. Kalau kitanya nggak niat, mana bisa Diet Kenyang ini jalan?
Karena itu, temukan alasan terbesar kamu, kenapa kamu harus ikut Diet Kenyang? Apa pun itu, Insya Allah ujungnya sehat dan bonusnya langsing!
Menu-menu Diet Kenyang yang Bikin Kurus
Horey! Akhirnya sampai juga pada poin ini…hihi. Nggak sabar mau share menu sehari-hari dalam Diet Kenyang yang bikin kurus. Iya, catat dan simpan baik-baik, ya? Insya Allah ini simpel banget dan nggak ribet bikinnya.
- Urap Sayur
Bahan:
Kelapa muda parut
Cabai rawit merah
1 siung bawang putih
1 ruas jari kencur
3 lembar daun jeruk, iris kecil
Secukupnya sayuran favorit (rebus atau mentah)
Cara membuat:
1. Haluskan bumbu, kemudian tambahkan irisan daun jeruk. Masukkan parutan kelapa.
2. Aduk sampai rata.
3. Masukkan sayuran rebus atau mentah. Sajikan segera.
- Sup Gurame
1 ekor ikan gurame, kira-kira berat 500 gr
3 siung bawang merah, iris
2 siung bawang putih, iris
2 ruas jahe, geprek
1 batang serai, geprek
3 lembar daun jeruk
Secukupnya cabai rawit merah
7 buah belimbing wuluh
1 buah tomat
2 ikat kemangi
Perasan jeruk nipis
Cara membuat:
1. Rebus air, masukkan bawang, daun jeruk, jahe, dan serai. Setelah mendidih, masukkan ikan.
2. Tambahkan cabai rawit, belimbing, dan tomat.
3. Sesaat sebelum dimatikan, masukkan daun kemangi.
4. Sajikan bersama perasan jeruk nipis.
- Kacang Tanah Sangrai
Bahan:
500 gr kacang tanah tanpa kulit
5 lembar daun jeruk
5 siuang bawang putih, iris
Cara membuat:
1. Sangrai semua bahan dengan api kecil.
2. Aduk terus supaya tidak gosong.
3. Saat daun jeruk dan bawang kering, bisa cek kacangnya apakah sudah matang. Jika sudah, angkat dan simpan dalam toples.
- Infused Water Favorit
1 buah apel, potong
3 butir kurma
1-2 batang kayu manis
500 ml air
Cara membuat:
1. Campur semua bahan dan rendam minimal 6 jam.
2. Saya masukkan dalam kulkas.
3. Segera konsumsi setelah 6-12 jam.
- Wonderwood
Bahan:
3 gelas air
2 batang jahe, geprek
2 batang kayu manis
10 butir cengkeh
½ biji pala
2 bunga lawang
Cara membuat:
1. Didihkan 3 gelas air. Masukkan semua bahan.
2. Tunggu 5 menit. Sajikan selagi hangat.
*Resep ini digunakan untuk menghangatkan tubuh terutama saat flu. Diambil dari buku Dewi Hughes.
Itulah beberapa menu sehat dalam Diet Kenyang dan Insya Allah bikin kamu kurus. Pembahasannya cukup panjang semoga tetap mudah dipahami serta menyenangkan untuk diikuti. Selamat mencoba dan tetap sehat, langsing itu bonus!
Salam,
Aku sejak bulan ramadan sudah ikutan JSR dan sering baca baca DKAH. Alhamdulillah sampai sekarang perlahan sudah meninggalkan nasi..
ReplyDeleteAku setuju sih ini, kita nggak perlu ngurangin porsi makan, cukup dengan makannya yg benar selama diet, kenyangpun nggak jadi masalah. Daripada makan sedikit tp selalu makan nasi dan gorengan, mending makan sebaskom buah potong kan hehehe
ReplyDeleteSama, Mbak. JSR dan DKAH salah satunya yang membuat saya mantap nggak makan nasi lagi...
ReplyDeleteHihi..bener, Mbak..saya juga setuju. Dan memang nggak hanya bikin BB turun, lebih dari itu bagus banget dilakukan sampai kapan pun karena Insya Allah lebih sehat...
ReplyDelete