Tidak perlu menikahi seorang perempuan jika tujuannya ingin membantu. Sebab banyak lelaki yang katanya kasihan dengan nasib seorang janda, kemudian dia menikahinya, padahal sang lelaki sudah memiliki istri dan juga anak. Pernikahan pun harus dirahasiakan, kecuali memang pada akhirnya harus ketahuan. Jika memang tujuannya membantu, berikan saja mereka bantuan berupa uang dan dipenuhi kebutuhan hidupnya. Kecuali memang ada hal lain yang selalu dirahasiakan oleh banyak suami kepada istri pertamanya, termasuk yang saat ini dilakukan oleh Bagas kepada istrinya.
Raina tak mengerti dengan jalan pikiran suaminya. Baginya, membahagiakan orang tidak perlu dengan cara menikahinya apalagi jika dulunya Sherly pernah ada masalah dengan Bagas. Itu hal terbodoh yang akan membuat Raina benar-benar merasa sangat hancur.
Tidakkah Bagas mengerti, selama beberapa tahun sebelum pernikahan mereka digelar, dia telah memercayakan segalanya kepada Bagas. Masih lekat dalam ingatannya, ketika Bagas datang sore menjelang malam, bersama kedua orang tua yang jauh-jauh diajaknya dari Surabaya. Mereka, meminta maaf. Menceritakan semua kenyataan pahit yang pernah Bagas alami bersama Sherly. Meski awalnya ragu, tapi akhirnya Raina memilih percaya dan menikmati kehidupan mereka yang baru.
Tidak pantas bagi Raina mempermasalahkan masa lalu Bagas, sebab kenyataannya lelaki itu telah berjanji akan menyelesaikan semuanya. Dan hingga bertahun-tahun pernikahan itu tumbuh dan menua, sosok Sherly memang tak pernah lagi muncul di hadapan mereka. Lalu, ketika tiba-tiba Rara datang dan memintanya menikahi Sherly, apakah Bagas akan menerima begitu saja?
Di mana janji-janji masa lalu yang disulamnya demi memohon kepercayaan Raina? Tidakkah Bagas tahu, dengan cinta atau tanpa cinta, menikahi wanita lain tetap terlihat seperti sembilu yang menusuk tajam hingga ke ulu hatinya. Raina masih mengeja lagi, di mana kesadaran lelaki yang telah mengambil separuh dari hatinya? Tidak adakah jalan lain yang lebih mudah diterima oleh akal pikiran manusia selain memutuskan untuk berpoligami?
Raina hanya diam. Air matanya bicara lebih banyak. Setelah siuman, dia masih bergeming. Bagas terus meminta maaf. Menyetuh lembut pergelangan tangannya yang terasa jauh lebih dingin ketimbang es. Tiba-tiba Raina muak dengan wajah tampan itu. Selama bertahun-tahun menikah, tidak pernah dia merasa sebenci ini kepada suaminya. Meski pertengkaran di antara mereka kerap terjadi, tapi Raina tak pernah merasa sesulit ini untuk memaafkan.
“Maaf, Rai. Maafkan.”
Suara Bagas berkali-kali menyentuh gendang telinga. Lelaki itu sejatinya menyesal, bahkan amat menyesal. Air matanya kini bak aliran sungai yang tenang.
Raina tidak pernah melihat Bagas menangis hingga tampak kedua bahunya naik turun. Lelaki itu, meski pembawaannya tenang, tapi dia bukan lelaki cengeng. Raina tertegun, memerhatikan wajah suaminya yang basah. Menatapnya dengan tatapan kosong. Entah harus memaafkan atau membencinya, Raina hanya memikirkan satu hal, kabar baik yang belum disampaikannya kepada Bagas, yang kini telah berubah menjadi hujan air mata.
Tangan Raina mengusap perutnya pelan. Pernikahan? Benarkah suaminya akan menikah lagi? Tidakkah dia paham, Raina tengah berbahagia barusan, namun sayang, Bagas merusak semuanya. Membuat Raina enggan bicara. Bahkan mendiamkan lelaki itu terasa lebih menyenangkan. Dan Raina tahu, ini bukan dirinya.
***
Teman-teman bisa memaca cerita lainnya dengan memilih kategori Literasi dan pilih cerita yang disukai. Tetap semangat berlatih, tetap bahagia dan jangan lupa bersyukur. Semoga bermanfaat, dan selamat membaca, ya!
Salam hangat,
Aduh, mb Muyass sukses bgt deh bikin penasaran episode demi episodenya..
ReplyDeleteMakasih mba sudah menjadi salah satu dari ribuan pembaca saya *eaaa..hehe.Habis ini dilempar sendal :D
ReplyDeleteSilakan dibaca cerita sebelumnya biar nyambung..hehe
ReplyDeleteCeritanyabikin baper, ya. Ternyata bunda suka nulis cerita ya. Keren 😃.
ReplyDeleteHehe..terima kasih mbak..iya, saya kayaknya belajar menulis apa aja :D
ReplyDeleteWah bagus alur ceritanya 👍
ReplyDeleteKudu baca dari awal ini mbak. hihi
Terima kasih, silakan diurut ceritanya biar tidak ruwet bacanya..hehe
ReplyDeletehiks hiks..tabahkan hatimu Raina...Aku mendukungmu dan bisa mengerti perasaanmu...:)
ReplyDeleteHihi..mbak Dian :)
ReplyDeleteItu rainanya lagi hamil yaa, penasaran selanjutnya. apakah kabr gemnbira lagi hamil tapi mau dimadu, haha
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca..
ReplyDelete